CirebonShare.com – Majalengka, 11 Agustus 2025 – Bantuan meja dan kursi SDN Trajaya III Majalengka akhirnya resmi disalurkan. Bantuan ini diberikan setelah sekolah tersebut menjadi sorotan publik karena sejumlah siswa terpaksa membawa meja lipat sendiri untuk belajar di kelas.
Sebanyak 28 set meja dan kursi baru kini telah tersedia di SDN Trajaya III, Desa Trajaya, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka. Bantuan ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Majalengka, yang secara resmi diserahkan pada Selasa, 5 Agustus 2025.
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Bupati Majalengka, Drs H Eman Suherman MM, didampingi Ketua Baznas Majalengka, H Agus Asri Sabana, kepada Kepala SDN Trajaya III, Iing Daiing.
Sorotan Publik yang Menggerakkan Aksi Cepat
Sebelum adanya bantuan, kondisi sarana belajar di SDN Trajaya III cukup memprihatinkan. Beberapa meja dan kursi yang tersedia sudah rusak parah, sehingga tidak dapat digunakan lagi. Bahkan, dalam beberapa kasus, siswa harus membawa meja lipat pribadi dari rumah agar bisa belajar dengan nyaman.
Kondisi ini sempat viral di media sosial lokal, memicu keprihatinan dan diskusi luas tentang kesenjangan sarana pendidikan di daerah. Bagi sebagian orang, membawa meja sendiri mungkin terdengar sederhana, tetapi bagi siswa dan guru, ini adalah gambaran nyata keterbatasan fasilitas pendidikan di pedesaan.
Kepala SDN Trajaya III, Iing Daiing, mengakui bahwa pihak sekolah sudah lama mengajukan permohonan bantuan, namun prosesnya membutuhkan waktu. “Kursi dan meja yang kami punya sebelumnya banyak yang patah atau goyah. Kalau dipakai, anak-anak tidak nyaman,” ujarnya.
Peran Baznas dan Program SIGAP
Ketua Baznas Majalengka, H Agus Asri Sabana, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari program SIGAP (Sedekah Infak Generasi Anak Peduli). Program ini dirancang untuk menghimpun infak dan sedekah dari siswa sekolah lain, guru, masyarakat umum, hingga lembaga pendidikan, yang kemudian digunakan untuk membantu sekolah-sekolah yang kekurangan sarana.
“Program ini adalah bentuk nyata semangat gotong royong di bidang pendidikan. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung, terutama para siswa, orang tua, guru, dan masyarakat yang menyisihkan sebagian rezekinya,” ucap Agus.
Menurut Agus, gerakan SIGAP bukan hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga membangun kesadaran sosial di kalangan pelajar. “Anak-anak yang menyumbang belajar bahwa mereka bisa membantu teman-teman mereka di sekolah lain. Ini pendidikan karakter yang sangat penting,” tambahnya.
Arahan Tegas dari Bupati Majalengka
Dalam acara penyerahan bantuan meja dan kursi di SDN Trajaya III, Bupati Majalengka, Eman Suherman, menegaskan bahwa Dinas Pendidikan harus lebih proaktif. Ia meminta agar kebutuhan sekolah diinventarisasi dengan metode jemput bola, bukan menunggu laporan masuk.
“Banyak guru dan kepala sekolah yang karena kesibukan tidak sempat melapor. Kalau kita menunggu, prosesnya akan lama. Padahal, kekurangan sarana seperti meja dan kursi sangat berpengaruh pada kualitas belajar,” ujarnya.
Bupati Eman juga menekankan bahwa pemerataan fasilitas pendidikan adalah salah satu prioritas pemerintah daerah. “Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Kami akan terus bersinergi dengan masyarakat, swasta, dan lembaga sosial seperti Baznas untuk memastikan setiap anak belajar di lingkungan yang layak,” tegasnya.
Respon Siswa dan Guru
Bantuan ini disambut dengan penuh sukacita oleh para siswa dan guru. Dwi (11), siswa kelas 5, mengatakan bahwa dirinya merasa lebih nyaman belajar. “Sekarang enak, mejanya bagus. Nggak usah bawa meja dari rumah lagi,” ujarnya sambil tersenyum.
Guru kelas, Siti Nurjanah, menuturkan bahwa meja dan kursi baru membuat kelas lebih tertib. “Anak-anak tidak lagi berebut tempat duduk atau mengeluh tidak nyaman. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) jadi lebih efektif,” ujarnya.
Kondisi Pendidikan di Majalengka: Tantangan dan Harapan
Majalengka memiliki ratusan sekolah dasar yang tersebar di wilayah perkotaan dan pedesaan. Meski banyak sekolah telah mendapat fasilitas memadai, masih ada yang menghadapi keterbatasan seperti yang dialami SDN Trajaya III.
Menurut data Dinas Pendidikan, beberapa tantangan yang sering muncul antara lain:
- Keterbatasan fasilitas belajar seperti meja, kursi, dan papan tulis.
- Kerusakan ruang kelas akibat usia bangunan yang sudah tua.
- Kesenjangan antarwilayah, di mana sekolah di perkotaan lebih cepat mendapat perbaikan dibandingkan di pedesaan.
- Kurangnya pengajuan bantuan karena proses administrasi yang belum maksimal.
Program seperti SIGAP dari Baznas menjadi solusi cepat, karena tidak bergantung sepenuhnya pada anggaran pemerintah yang memiliki prosedur panjang.
Bantuan Bukan Sekadar Barang
Bantuan meja dan kursi bagi SDN Trajaya III memiliki makna lebih dari sekadar barang fisik. Ia menjadi simbol perhatian, kepedulian, dan sinergi antar elemen masyarakat.
Ketua Baznas Majalengka mengatakan, “Dengan adanya meja dan kursi baru, anak-anak merasa dihargai dan diperhatikan. Ini bisa meningkatkan semangat belajar mereka.”
Selain itu, Bupati Eman berharap bantuan ini menjadi pemicu bagi pihak lain untuk turut serta. “Kita ingin membangun kebersamaan. Kalau semua pihak mau bergandengan tangan, masalah pendidikan di Majalengka bisa kita atasi lebih cepat,” ujarnya.
Rencana Ke Depan
Baznas Majalengka berencana memperluas jangkauan program SIGAP ke kecamatan lain. Targetnya, setiap tahun ada minimal 10 sekolah yang mendapat bantuan sarana belajar.
Pemkab Majalengka pun menyiapkan program pemeliharaan fasilitas pendidikan yang lebih terjadwal. “Kita ingin tidak hanya membangun, tapi juga memastikan fasilitas tetap dalam kondisi baik,” kata Bupati.
Penutup
Bantuan meja dan kursi SDN Trajaya III Majalengka adalah bukti nyata bahwa gotong royong masih menjadi kekuatan utama masyarakat Indonesia. Dari aksi sederhana, tercipta dampak besar bagi masa depan anak-anak.
Pendidikan yang layak adalah hak setiap anak. Dengan sinergi pemerintah, lembaga sosial, sekolah, dan masyarakat, harapan untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia dapat terwujud.
BACA JUGA : Larangan Study Tour, Peluang Wisata Edukatif Cirebon
BACA JUGA : FT UGJ Gelar Uji Sertifikasi Kompetensi 2025
JANGAN LEWATKAN!! : Pasang Iklan Gratis di CirebonShare.com Selama Agustus

















