CirebonShare.com – Indramayu, 28 Oktober 2025 – Kasus kekerasan terhadap dokter di Anjatan mencuri perhatian publik setelah video amatir yang memperlihatkan ketegangan antara seorang kuwu dan dokter viral di media sosial. Pemerintah Kabupaten Indramayu langsung menindaklanjuti laporan tersebut. Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menegaskan sikapnya agar aparat penegak hukum menindak kasus ini dengan cepat dan profesional.
Suasana Arak-Arakan Berubah Tegang
Pada Kamis, 23 Oktober 2025, warga Desa Anjatan Baru, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, menggelar arak-arakan singa depok di sepanjang jalan kabupaten yang menghubungkan Patrol dan Haurgeulis. Warga memenuhi jalan dengan antusiasme tinggi. Anak-anak menari diiringi musik tradisional, para penonton bersorak, dan pedagang kaki lima berjejer di tepi jalan.
Namun, kemeriahan berubah menjadi kericuhan ketika arus kendaraan dari dua arah berhenti total. Seorang pria berkacamata hitam keluar dari kerumunan dan mulai menegur seorang pengendara mobil yang tak lain seorang dokter yang tinggal di desa tersebut. Warga mengenal pria itu sebagai Kuwu Anjatan Baru.
Nada bicara keduanya meningkat. Dokter merasa terganggu karena perjalanan tertunda akibat arak-arakan, sedangkan kuwu menilai pengendara itu tidak sabar. Pertengkaran berlangsung di tengah jalan yang padat penonton. Beberapa warga merekam kejadian itu dengan ponsel mereka. Suasana yang semula meriah berubah menjadi tegang selama hampir satu jam.
Seorang saksi bernama Iman (38) menceritakan. “Saya berdiri di depan warung saat mereka ribut. Awalnya cuma saling bicara keras, lalu makin ramai. Banyak warga ikut melerai,” katanya. Iman menegaskan bahwa peristiwa itu bermula karena macet panjang dan salah paham di jalan.
Konflik Berlanjut Hingga ke Rumah Dokter
Beberapa jam setelah cekcok di jalan, sekelompok orang mendatangi rumah sang dokter di Desa Anjatan Baru. Puluhan warga berdiri di depan pagar rumah sambil berteriak. Beberapa orang melempar botol plastik ke halaman. Situasi menjadi panas dan mengundang perhatian tetangga sekitar.
Salah satu warga, Nurbaiti (36), menyebut bahwa ia melihat kerumunan di depan rumah dokter sekitar pukul delapan malam. “Saya lihat banyak orang datang. Mereka berteriak-teriak. Polisi datang agak lama,” ujarnya.
Dokter yang menjadi korban tetap berada di dalam rumah sambil menenangkan keluarganya. Beberapa tetangga berinisiatif melapor ke aparat keamanan setempat. Tidak lama kemudian, polisi datang dan membubarkan massa. Petugas kemudian meminta keterangan dari beberapa warga yang berada di lokasi.
Polisi Bergerak Cepat dan Tegas
Kapolsek Anjatan AKP Rasita memimpin langsung penanganan kasus tersebut. Ia menjelaskan bahwa kepolisian menerima aduan resmi dari pihak dokter dan langsung membuka penyelidikan. “Kami menerima laporan dan kami langsung menindaklanjuti. Kejadian ini berawal dari kesalahpahaman akibat arak-arakan di jalan raya,” katanya.
Polisi memeriksa video yang beredar di media sosial untuk memastikan kronologi. Tim penyidik memanggil saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti. “Kami memproses secara profesional. Semua pihak kami mintai keterangan,” tegas Rasita.
Polsek Anjatan juga berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Indramayu agar penyelidikan berjalan cepat dan transparan. Polisi berkomitmen menjaga ketertiban agar masyarakat merasa aman.
Bupati Lucky Hakim Minta Proses Hukum Berjalan Profesional
Bupati Indramayu Lucky Hakim memantau langsung perkembangan kasus tersebut. Ia menyatakan sikap tegas terhadap kekerasan terhadap dokter di Anjatan. “Saya melihat ada dugaan penganiayaan yang melibatkan oknum kepala desa di Kecamatan Anjatan terhadap seorang dokter,” ujar Lucky saat ditemui di Pendopo Kabupaten Indramayu.
Lucky meminta korban melapor ke polisi agar penegakan hukum berjalan sesuai aturan. “Saya menyarankan korban melapor ke kepolisian. Hukum harus berlaku untuk siapa pun tanpa pandang jabatan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa status sebagai pejabat desa tidak boleh menjadi alasan untuk menghindar dari proses hukum. “Kalau sudah ada bukti, ini masuk urusan pidana. Kepala desa atau siapa pun tetap harus bertanggung jawab di depan hukum,” tambahnya.
Lucky menyoroti sikap arogan yang muncul dari perilaku kuwu. Ia juga mempertanyakan kondisi pelaku saat kejadian. “Saya ingin tahu apakah kuwu itu mabuk atau tidak pada jam kerja. Ini penting agar kita tahu motif di balik tindakannya,” ujarnya.
Warga dan Tokoh Masyarakat Minta Kedamaian
Warga Anjatan Baru menyesalkan kejadian itu. Mereka berharap pemerintah desa bisa menjadi teladan dan menenangkan warga. Tokoh masyarakat Sutarman (42) mengatakan, “Kami ingin pemimpin desa bersikap bijak. Kalau warga ribut, kuwu seharusnya menenangkan, bukan menambah keributan.”
Beberapa warga juga menyampaikan simpati kepada korban. Mereka menganggap dokter tersebut memiliki kontribusi besar terhadap masyarakat karena sering membantu warga yang sakit. “Beliau orang baik, sering bantu tanpa pamrih. Kami tidak ingin kejadian seperti ini merusak keharmonisan warga,” ujar Eka (29), warga Karangmalang.
Ketua RW setempat, Abdul Rohman (51), juga meminta semua pihak menahan diri. “Kami sudah mengajak warga untuk tidak terprovokasi. Semua pihak harus menghormati hukum. Polisi sedang bekerja, jadi mari kita tenang,” katanya.
Pemerintah Daerah Perkuat Perlindungan Tenaga Kesehatan
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan bagi tenaga kesehatan di daerah. Bupati Lucky menegaskan bahwa tenaga medis harus mendapatkan jaminan keamanan saat bertugas. “Mereka bekerja untuk masyarakat. Kalau tenaga kesehatan sampai mendapat perlakuan kasar, kita harus bertindak,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Indramayu segera menyiapkan langkah preventif dengan menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk memperkuat kerja sama dengan aparat keamanan. Langkah ini bertujuan menjaga rasa aman tenaga medis di wilayah kerja mereka, termasuk puskesmas dan klinik desa.
Kepala Dinas Kesehatan Indramayu, dr. Dedi Wibowo, menyatakan pihaknya sudah melakukan pendampingan terhadap korban. “Kami mendampingi tenaga medis yang bersangkutan. Kami juga berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan bupati untuk memastikan perlindungan hukum,” katanya.
Upaya Mediasi dan Jalur Hukum Terbuka
Sementara proses hukum berjalan, pihak pemerintah kecamatan berencana melakukan mediasi agar situasi sosial tetap kondusif. Camat Anjatan, Heri Prasetyo, mengonfirmasi bahwa ia telah menghubungi kedua belah pihak. “Kami mengajak semua pihak duduk bersama. Mediasi tidak untuk menghapus proses hukum, tapi untuk menjaga kedamaian antarwarga,” katanya.
Heri juga menegaskan bahwa pemerintah kecamatan tidak menoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun. Ia berkomitmen menjaga stabilitas sosial agar kejadian ini tidak berkembang menjadi konflik horizontal. “Kami akan pantau terus. Semua aparat desa harus menjaga etika dalam bertugas,” tambahnya.
Polisi tetap menyiapkan jalur hukum formal. Penyidik menjadwalkan pemeriksaan tambahan terhadap kuwu Anjatan Baru pada pekan ini. Bila hasil penyelidikan menunjukkan bukti kuat, polisi akan meningkatkan status penyelidikan menjadi penyidikan.
Dukungan Warga Net dan Tenaga Medis
Publik di media sosial memberikan dukungan kepada korban. Tagar #KekerasanTerhadapDokterDiAnjatan ramai muncul di platform X dan Instagram. Banyak tenaga medis di Indramayu dan sekitarnya menyuarakan solidaritas dengan menulis pesan “Kami Bersama Dokter Anjatan.”
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Indramayu, dr. Rina Supriyanti, menyampaikan dukungan moral. “Kami mengawal kasus ini bersama pihak kepolisian. Kami juga mendukung langkah Bupati Lucky Hakim yang menegakkan keadilan,” katanya.
Evaluasi Kepemimpinan Desa
Peristiwa ini mendorong pemerintah kabupaten mengevaluasi perilaku pejabat desa. Lucky menegaskan bahwa jabatan kuwu bukan kekuasaan absolut. “Kuwu bertugas melayani masyarakat, bukan menunjukkan kekuasaan. Kita harus mengubah pola pikir pejabat desa agar mereka mengedepankan pelayanan dan etika,” jelasnya.
Bagian Pemerintahan Desa (Pemdes) Kabupaten Indramayu mulai melakukan pembinaan kepada seluruh kepala desa. Mereka wajib mengikuti pelatihan etika publik dan penyelesaian konflik sosial tanpa kekerasan.
Harapan Akhir Masyarakat
Masyarakat berharap peristiwa kekerasan terhadap dokter di Anjatan tidak terulang. Warga ingin hukum berjalan tanpa diskriminasi. “Kami ingin keadilan, bukan permusuhan,” ujar Sutarman. Pemerintah daerah terus memantau perkembangan kasus dan memastikan aparat bekerja transparan.
Bupati Lucky menutup pernyataannya dengan ajakan untuk memperkuat rasa saling menghargai antarprofesi. “Dokter, kuwu, dan warga punya tanggung jawab sosial. Kita harus hidup berdampingan, bukan saling melukai,” ujarnya.
Kesimpulan
Kasus kekerasan terhadap dokter di Anjatan mencerminkan pentingnya etika pejabat publik, tanggung jawab sosial, dan perlindungan tenaga medis. Pemerintah Kabupaten Indramayu, aparat kepolisian, dan masyarakat sepakat menolak kekerasan dalam bentuk apa pun. Proses hukum tetap berjalan, dan upaya rekonsiliasi sosial tetap berlangsung demi menjaga keharmonisan di Anjatan.
JANGAN LEWATKAN !! : Fun Run Ramayana Pace 2025 di Cirebon
BACA JUGA : Kecelakaan Beruntun di Mundu Cirebon
BACA JUGA : Camat Ciwaru Kuningan borong 2 emas catur

















