CirebonShare.com – Majalengka, 3 Oktober 2025 – Bupati Majalengka Kecewa Berat saat melakukan sidak proyek revitalisasi Sekolah Rakyat (SR) Majalengka. Ia menegur kontraktor secara langsung karena pekerjaan molor dari target. Ia menekankan proyek pendidikan tidak boleh terlambat karena masyarakat menunggu dan generasi muda membutuhkan sekolah tersebut.
Bupati Majalengka Kecewa Berat di Lokasi Proyek
Bupati Majalengka H. Eman Suherman bersama Wakil Bupati Dena Muhamad Ramdhan meninjau lokasi proyek pada Kamis, 2 Oktober 2025. Mereka menemukan kondisi yang jauh dari harapan. Gedung memang sudah berdiri, tetapi sarana utama belum tersedia. Kursi, meja, lemari, hingga kasur untuk asrama belum lengkap.
Bupati Majalengka kecewa berat karena pemerintah pusat sudah menetapkan jadwal pembukaan sekolah. Menurut jadwal, sekolah harus mulai beroperasi pada awal Oktober. Faktanya, kegiatan belajar tidak bisa berjalan. Bahkan, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pun ikut tertunda.
Sekolah Rakyat di Majalengka
Sekolah Rakyat di Majalengka berdiri di atas lahan bekas Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Pemerintah daerah merevitalisasi gedung tersebut agar masyarakat mendapat akses pendidikan alternatif. Program ini datang dari pemerintah pusat dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Masyarakat menyambut gembira kehadiran sekolah tersebut. Lebih dari 100 siswa mendaftar dan menunggu kegiatan belajar. Para guru juga sudah siap mengajar. Namun, tanpa fasilitas lengkap, proses belajar tidak bisa dimulai.
Bupati Majalengka Tegaskan Komitmen
Bupati Majalengka kecewa berat karena kontraktor tidak disiplin terhadap waktu. Ia menegur perusahaan asal Tasikmalaya yang mengerjakan proyek tersebut.
“Saya meminta kontraktor menjaga komitmen. Pemerintah pusat sudah mempercayakan proyek ini. Masyarakat Majalengka juga menunggu. Kalau pekerjaan molor, masyarakat kita yang rugi,” ujar Eman.
Ia menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik. Proyek pendidikan bukan hanya soal bangunan, melainkan masa depan anak-anak Majalengka.
Penjelasan Kontraktor
Pelaksana proyek, Feri Romdoni, memberikan penjelasan di hadapan Bupati. Ia mengakui bahwa pekerjaan fisik hampir selesai. Ia menilai progres pembangunan sudah mencapai 90 persen. Kendala muncul pada pengiriman mebeler dari Bandung.
“Kami sudah menyelesaikan bangunan. Kami tinggal merapikan. Kendala datang dari pengiriman perabot. Kursi, meja, kasur, dan lemari belum terkirim semua. Barang berasal dari Bandung. Sebagian barang dialihkan dulu ke Indramayu dan Cirebon. Akibatnya, Majalengka tertunda,” jelas Feri.
Ia berjanji penyedia barang segera mengirim sisanya. Ia menargetkan seluruh meubel terpasang pada 7 Oktober. Ia memastikan sekolah siap digunakan pada 9 Oktober sesuai jadwal baru.
Dampak Keterlambatan
Keterlambatan proyek berdampak langsung pada siswa dan orang tua. Sebanyak 100 siswa tidak bisa memulai kegiatan belajar. Orang tua merasa kecewa karena sudah menyiapkan anak-anak untuk sekolah. Guru juga menunggu dengan persiapan penuh.
Keterlambatan membuat masyarakat mempertanyakan disiplin kontraktor. Publik berharap pemerintah menindak tegas agar kejadian serupa tidak terulang.
Bupati Majalengka Tidak Ingin Alasan Tambahan
Bupati Majalengka kecewa berat dengan situasi tersebut. Ia meminta kontraktor memenuhi janji. Ia menegaskan tidak ingin mendengar alasan tambahan pada 9 Oktober.
“Saya sudah menerima janji kontraktor. Saya menunggu hasil nyata. Masyarakat juga menunggu. Saya tidak ingin mendengar alasan lagi,” tegas Eman.
Ia menegaskan pendidikan selalu menjadi prioritas. Pemerintah tidak boleh menunda hak masyarakat.
Sekolah Rakyat sebagai Amanah
Bupati menilai Sekolah Rakyat sebagai amanah besar. Pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada Majalengka. Karena itu, ia meminta semua pihak menjaga amanah tersebut.
“Sekolah Rakyat bukan sekadar bangunan. Sekolah ini hadir sebagai solusi. Sekolah ini memberikan kesempatan bagi masyarakat yang membutuhkan akses pendidikan. Karena itu, kita wajib menyelesaikannya tepat waktu,” ujarnya.
Ia ingin Sekolah Rakyat menjadi pusat pendidikan alternatif yang berkualitas. Ia berharap sekolah mampu menumbuhkan generasi muda yang berkarakter dan mandiri.
Sidak Menjadi Bentuk Pengawasan
Sidak yang dilakukan Bupati menunjukkan keseriusan pemerintah daerah. Pemerintah ingin memastikan proyek berjalan sesuai rencana. Sidak juga menjadi peringatan keras bagi kontraktor.
Publik menilai langkah Bupati sangat tepat. Dengan turun langsung, ia memberi contoh kepemimpinan tegas. Masyarakat berharap pengawasan berlanjut agar proyek tidak molor lagi.
Mengapa Proyek Pendidikan Sering Tertunda?
Kasus Sekolah Rakyat Majalengka memperlihatkan masalah umum pada proyek pendidikan. Beberapa faktor utama antara lain:
- Distribusi barang yang lambat → Seperti kasus meubel yang terlambat sampai ke Majalengka.
- Koordinasi lemah antar pihak → Pemerintah pusat, daerah, kontraktor, dan penyedia barang harus bekerja sama.
- Manajemen waktu kontraktor → Disiplin rendah sering menyebabkan proyek tertunda.
- Kurangnya pengawasan rutin → Tanpa sidak, kontraktor cenderung mengendurkan kerja.
Bupati Majalengka kecewa berat karena masalah klasik ini terus muncul. Ia menegaskan Majalengka tidak boleh menjadi korban kelalaian pihak ketiga.
Harapan Masyarakat
Masyarakat Majalengka menunggu janji kontraktor. Mereka berharap anak-anak bisa belajar pada 9 Oktober. Mereka juga ingin sekolah tersebut benar-benar berkualitas.
Orang tua menilai keterlambatan merugikan anak-anak. Mereka berharap pemerintah terus mengawasi agar kontraktor serius.
Analisis: Dampak pada Kepercayaan Publik
Molornya proyek pendidikan berdampak langsung pada reputasi pemerintah. Kepercayaan publik menurun jika janji tidak ditepati. Namun, tindakan tegas Bupati bisa menjaga kepercayaan itu.
Dengan sidak, Bupati Majalengka menunjukkan tanggung jawab. Publik melihat pemimpin mereka hadir di lapangan, bukan hanya memberi instruksi. Hal itu meningkatkan optimisme masyarakat.
Proyeksi Sekolah Rakyat ke Depan
Jika selesai tepat waktu, Sekolah Rakyat Majalengka akan menjadi simbol keberhasilan. Sekolah ini akan menambah akses pendidikan. Sekolah ini juga akan mendukung program pemerintah pusat dalam pemerataan pendidikan.
Majalengka akan memiliki fasilitas baru untuk membina generasi muda. Para siswa akan mendapat ruang belajar yang nyaman. Guru akan mengajar dengan sarana lengkap.
Komitmen Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Majalengka berkomitmen untuk mengutamakan pendidikan. Bupati Majalengka kecewa berat dengan keterlambatan proyek, tetapi ia tetap menaruh harapan. Ia ingin sekolah beroperasi sesuai jadwal baru.
Pemerintah akan terus mengawasi agar kontraktor menepati janji. Mereka juga akan memastikan semua fasilitas tersedia.
Kesimpulan
Sidak Bupati Majalengka terhadap proyek Sekolah Rakyat menunjukkan keseriusan pemerintah daerah. Bupati Majalengka kecewa berat dengan keterlambatan. Ia menegur kontraktor dan meminta tanggung jawab penuh.
Publik menunggu hasil akhir pada 9 Oktober 2025. Jika kontraktor menepati janji, masyarakat akan merasa lega. Jika tidak, pemerintah harus mengambil langkah lebih tegas.
Sekolah Rakyat hadir sebagai simbol harapan. Majalengka membutuhkan sekolah tersebut. Masyarakat menuntut tanggung jawab penuh agar anak-anak tidak kehilangan hak pendidikan.
BACA JUGA : Kesehatan Nashrudin Azis Jadi Sorotan
BACA JUGA : Satgas MBG Kuningan Dipimpin Pj Sekda

















