CirebonShare.com – Majalengka, 9 November 2025 – Gempa hari ini di Majalengka mengguncang wilayah Kabupaten Majalengka pada Minggu pagi. Warga di beberapa kecamatan merasakan getaran sekitar pukul 10.01 WIB. Gempa ini berasal dari koordinat 6,85 Lintang Selatan dan 108,23 Bujur Timur, berjarak satu kilometer tenggara dari pusat kota Majalengka dengan kedalaman 10 kilometer.
BMKG mencatat kekuatan gempa mencapai magnitudo 3,3. Meskipun tergolong ringan, banyak warga yang kaget karena getarannya terasa jelas di dalam rumah. Getaran berlangsung sekitar tiga hingga lima detik.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menyampaikan bahwa analisis menunjukkan episenter gempa berada di 6,84 LS dan 108,22 BT pada kedalaman 14 kilometer. Teguh menegaskan bahwa sumber gempa berasal dari aktivitas sesar aktif di wilayah Majalengka.
“Gempa bumi ini tergolong dangkal karena bersumber dari sesar aktif di sekitar Majalengka,” ujar Teguh di Bandung.
Warga Majalengka Kaget Saat Merasakan Getaran
Warga Majalengka Kulon, Cigasong, dan Jatiwangi langsung keluar rumah ketika gempa terjadi. Mereka merasa lantai dan perabotan bergetar secara tiba-tiba. Banyak warga yang sempat mengira ada kendaraan besar melintas sebelum menyadari bahwa sumbernya adalah gempa bumi.
Seorang warga Cigasong, Asep Hidayat, mengatakan dirinya sedang menyiapkan sarapan ketika lantai bergetar.
“Kursi di dapur sempat bergeser sedikit, saya langsung keluar rumah,” kata Asep.
Warga lain, Siti Nurlela dari Kadipaten, menuturkan bahwa kaca jendela di rumahnya bergetar cukup keras. Ia segera memeriksa situs resmi BMKG untuk memastikan informasi.
“Begitu tahu magnitudo cuma 3,3, saya baru tenang. Tapi tetap waspada kalau ada susulan,” ujar Siti.
Getaran juga terasa di wilayah Cikijing dan Rajagaluh, meski dalam skala lebih ringan. Beberapa pegawai toko sempat menghentikan aktivitas selama beberapa menit sebelum kembali bekerja.
BMKG: Gempa Dangkal Akibat Sesar Aktif
BMKG menjelaskan bahwa gempa hari ini di Majalengka tergolong gempa dangkal. Sumber gempa berasal dari patahan aktif yang berada di lapisan kerak bumi bagian atas. Jenis gempa ini sering terjadi di daerah dengan struktur geologi kompleks seperti wilayah timur Jawa Barat.
Menurut Teguh, wilayah Majalengka memiliki beberapa sesar aktif yang berpotensi menimbulkan gempa ringan hingga menengah.
“Aktivitas sesar aktif lokal menyebabkan pergeseran kecil di permukaan bumi yang menghasilkan gempa dengan magnitudo rendah,” jelas Teguh.
Gempa dangkal seperti ini biasanya tidak menimbulkan kerusakan besar. Namun, getaran terasa cukup kuat di permukaan karena jarak antara sumber gempa dan permukaan bumi sangat dekat.
Tidak Ada Kerusakan dan Korban Jiwa
Hingga siang hari, pemerintah Kabupaten Majalengka memastikan tidak ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa. Tim BPBD Majalengka langsung meninjau beberapa titik untuk memastikan kondisi warga dan bangunan aman.
Kepala Pelaksana BPBD Majalengka, Heri Santosa, menyampaikan bahwa pihaknya bergerak cepat setelah menerima laporan dari masyarakat.
“Tim kami turun ke lapangan dan berkoordinasi dengan perangkat desa. Hasil pengecekan menunjukkan kondisi aman,” ujarnya.
Heri menambahkan bahwa petugas juga memantau kemungkinan gempa susulan. Namun, hingga pukul 10.20 WIB, BMKG tidak mendeteksi aktivitas lanjutan.
Warga kembali beraktivitas normal tidak lama setelah kejadian. Di pasar-pasar tradisional, pedagang melanjutkan jual beli. Suasana di pusat kota Majalengka juga terlihat tenang.
Kondisi Geologi dan Potensi Sesar Aktif
Majalengka berada di zona tektonik yang aktif. Wilayah ini memiliki beberapa patahan kecil yang terhubung dengan sistem sesar besar yang membentang dari Cirebon hingga Kuningan. Struktur ini memengaruhi kestabilan tanah dan menjadi faktor utama penyebab gempa lokal.
Ahli geologi dari Universitas Padjadjaran, Dr. Dimas Prabowo, menjelaskan bahwa aktivitas sesar di Majalengka sering terjadi dalam bentuk gempa kecil.
“Wilayah ini memiliki beberapa jalur sesar yang masih aktif. Pergeseran kecil di jalur sesar dapat menimbulkan gempa seperti yang terjadi pagi ini,” ungkap Dimas.
Ia menegaskan bahwa meskipun gempa berkekuatan kecil jarang menimbulkan kerusakan, pemantauan tetap penting karena menunjukkan dinamika kerak bumi yang terus bergerak.
Masyarakat Diminta Tetap Tenang
BMKG mengimbau warga Majalengka agar tetap tenang dan tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. Teguh Rahayu menegaskan bahwa masyarakat harus memperoleh data hanya dari kanal resmi BMKG atau media terpercaya seperti CirebonShare.com.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak mudah panik. Informasi resmi selalu tersedia di website dan media sosial BMKG,” ujar Teguh.
Ia juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana gempa bumi. Langkah-langkah sederhana seperti mengenali titik aman di dalam rumah, menjauh dari kaca, dan tidak menggunakan lift saat gempa menjadi bagian dari mitigasi yang efektif.
Respons Cepat BPBD dan Aparat
BPBD Majalengka bekerja sama dengan aparat kepolisian dan TNI untuk memastikan kondisi wilayah aman. Petugas mengecek sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan kantor pemerintahan. Hingga sore hari, seluruh bangunan dinyatakan dalam kondisi aman.
Kepala Desa Sukahaji, Edi Junaedi, juga memastikan tidak ada warga yang mengalami luka. Ia mengapresiasi kerja cepat tim BPBD dan aparat yang langsung melakukan pemeriksaan.
“Koordinasi berjalan baik. Kami segera mengimbau warga agar tidak panik dan tetap waspada,” kata Edi.
Warga Mulai Pahami Prosedur Tanggap Gempa
Kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana semakin meningkat. Banyak warga yang sudah mengetahui cara berlindung saat terjadi gempa. Di beberapa sekolah, guru juga mengajarkan siswa untuk berlindung di bawah meja dan menjauh dari jendela.
Kepala Dinas Pendidikan Majalengka, Lina Nurhayati, menuturkan bahwa pihaknya berencana mengadakan simulasi gempa di sekolah-sekolah.
“Kami ingin menanamkan kesadaran sejak dini agar anak-anak tahu langkah aman ketika gempa terjadi,” ujar Lina.
Program pelatihan kebencanaan tersebut akan melibatkan BPBD dan relawan lokal agar simulasi berjalan efektif.
Literasi Bencana Jadi Prioritas
Pemerintah daerah berkomitmen meningkatkan literasi kebencanaan melalui berbagai kegiatan sosialisasi. Program “Desa Tangguh Bencana” akan diperluas ke seluruh kecamatan di Majalengka. Tujuannya agar setiap warga memahami potensi risiko di wilayahnya.
Camat Kramatmulya, Taufik Hidayat, mengatakan kegiatan pelatihan tanggap darurat rutin dilakukan bersama BPBD.
“Kami ingin masyarakat sigap tanpa panik. Pelatihan rutin membantu warga bertindak cepat saat situasi darurat,” tutur Taufik.
Selain itu, perangkat desa juga mendapat pelatihan untuk menyebarkan informasi resmi dengan cepat kepada warga.
Teknologi Pemantauan Gempa Semakin Akurat
BMKG terus memperkuat sistem pemantauan seismik di Jawa Barat. Stasiun Geofisika Bandung kini memiliki jaringan alat seismograf yang mencakup seluruh wilayah timur Jawa Barat, termasuk Majalengka.
Teguh Rahayu menjelaskan bahwa sistem deteksi modern memungkinkan BMKG menganalisis gempa dalam hitungan detik.
“Begitu getaran terdeteksi, data langsung masuk ke sistem pusat dan kami umumkan dalam waktu kurang dari satu menit,” jelasnya.
Inovasi ini membuat masyarakat bisa memperoleh informasi lebih cepat dan menghindari kepanikan akibat kabar yang belum pasti.
Aktivitas Kembali Normal
Setelah gempa pagi tadi, aktivitas masyarakat Majalengka kembali normal. Pasar tetap ramai, sekolah tetap beroperasi, dan layanan publik berjalan seperti biasa. Banyak warga merasa lega karena gempa tidak menimbulkan kerusakan maupun korban.
Di Kecamatan Kadipaten, suasana sore hari tampak seperti biasanya. Anak-anak bermain di halaman, sementara orang dewasa duduk santai di warung kopi sambil membicarakan peristiwa pagi tadi.
“Alhamdulillah aman. Getarannya cuma sebentar,” ujar Samsudin, warga setempat.
Edukasi dan Kewaspadaan Jangka Panjang
BMKG dan BPBD berkomitmen melanjutkan edukasi tentang kesiapsiagaan menghadapi gempa. Sosialisasi akan mencakup cara menyelamatkan diri, mengenali potensi bahaya di rumah, serta pentingnya mempersiapkan tas darurat.
Heri Santosa menekankan bahwa mitigasi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat.
“Kami berharap setiap keluarga memiliki rencana darurat agar siap menghadapi situasi apa pun,” katanya.
Langkah kolektif ini diharapkan mampu menciptakan masyarakat Majalengka yang lebih tangguh terhadap bencana.
Kesimpulan
Gempa hari ini di Majalengka 9 November 2025 menjadi pengingat bahwa aktivitas tektonik di wilayah Jawa Barat masih aktif. Meskipun kekuatannya hanya magnitudo 3,3 dan tergolong dangkal, masyarakat tetap perlu waspada. Edukasi mitigasi bencana, pemantauan geologi, serta kesiapan warga menjadi kunci menghadapi fenomena alam ini.
Majalengka menunjukkan respons cepat dan tenang. Tidak ada laporan kerusakan, dan warga segera kembali beraktivitas. BMKG memastikan situasi terkendali dan mengimbau masyarakat tetap tenang serta mempercayai informasi resmi.
BACA JUGA : Respons KDM Setelah Menkeu Purbaya Minta Maaf
BACA JUGA : Pemkab Cirebon Belum Terapkan WFH

















