Jalan Cirebon yang menghubungkan Japura Lor dan Japura Kidul rusak parah akibat hujan deras. Warga menuntut pemerintah segera bertindak, bahkan menanam pisang di jalan sebagai bentuk protes.
CirebonShare.com – CIREBON, 7 Juli 2025 – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Pangenan dan Astanajapura pada Senin sore, 7 Juli 2025, memperburuk kondisi jalan Cirebon di jalur penghubung antara Desa Japura Lor dan Japura Kidul. Jalan tersebut kini berubah menjadi lumpur tebal dan sangat licin, membahayakan pengendara.
Salah satu video yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang pengendara sepeda motor jatuh tergelincir. Jalan berlumpur membuat pengendara kehilangan kendali. Lubang besar dan genangan air tersebar di sepanjang jalur itu, sehingga membuat jalan tidak layak digunakan.
Warga Tanam Pisang sebagai Bentuk Protes
Warga tidak tinggal diam. Mereka melakukan aksi protes kreatif dengan menanam pohon pisang di titik-titik terparah di jalan Cirebon yang rusak. Selain itu, pagar bambu pun dibangun untuk menutup akses sebagai bentuk tekanan kepada pemerintah desa.
Dalam salah satu video, seorang warga dengan nada tinggi berkata, “Pak Dedi, pecat saja Kepala Desa Japura Lor dan Japura Kidul! Sudah tidak berguna. Lebih baik tidak ada kepala desa daripada terus dibiarkan begini.”
Aksi tersebut viral di media sosial dan menarik perhatian masyarakat luas. Banyak netizen mendukung aksi warga karena menilai tindakan mereka sebagai bentuk perjuangan mempertahankan hak dasar.
Bertahun-Tahun Jalan Tak Kunjung Diperbaiki
Menurut warga, kerusakan jalan Cirebon sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, tidak ada upaya nyata dari pemerintah desa untuk memperbaikinya. Warga sudah sering menyampaikan laporan, tetapi hanya mendapat janji kosong.
Padahal, jalan tersebut menjadi akses utama ribuan warga untuk ke sekolah, pasar, tempat ibadah, dan pusat layanan kesehatan. Ketika kondisi jalan semakin memburuk, aktivitas warga ikut terganggu.
Selain itu, sistem drainase di wilayah tersebut juga tidak berfungsi optimal. Hal ini membuat air mudah menggenangi jalan, terutama saat hujan deras.
Pemerintah Desa Belum Memberikan Tanggapan
Sayangnya, hingga berita ini diterbitkan, tidak ada satu pun pejabat desa yang memberikan tanggapan. Baik Kepala Desa Japura Lor maupun Kepala Desa Japura Kidul belum menyampaikan klarifikasi. Warga pun semakin kecewa dan menilai pemerintah desa telah gagal menjalankan tanggung jawab.
Seorang tokoh masyarakat menyatakan, “Kami sudah melapor berkali-kali. Tapi tak satu pun dari mereka bergerak. Jalan Cirebon ini makin rusak parah setiap hari, dan mereka tetap diam.”
Sindiran Langsung untuk Gubernur Jabar
Warga tidak hanya menyalahkan kepala desa. Mereka juga menyindir Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dianggap lamban merespons persoalan ini. Dalam video lain, warga berteriak, “Kang Dedi, Jabar kuh ndi? Japura Lor, Japura Kidul jalanna kanggo nanduri gedhang.” Artinya, “Kang Dedi, di mana Jawa Barat? Jalan di Japura sekarang buat nanam pisang.”
Sindiran ini menunjukkan tingkat frustasi masyarakat yang semakin tinggi. Warga berharap gubernur segera turun langsung dan menindak kepala desa yang dinilai lalai.
Ancaman Nyata terhadap Keselamatan Warga
Jalan Cirebon yang rusak bukan hanya membuat aktivitas terganggu, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa. Banyak pengendara motor yang terjatuh akibat lumpur dan lubang yang dalam. Bahkan, ambulans dan kendaraan darurat sulit menembus jalur ini.
Beberapa warga harus mendorong sepeda motor atau bahkan mengangkat kendaraan mereka agar bisa melintas. Situasi ini sangat berisiko, apalagi jika ada kondisi darurat medis atau kebakaran.
Pemerintah Harus Bertindak Cepat
Melihat eskalasi persoalan yang terjadi, pemerintah tidak boleh tinggal diam. Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus segera mengambil tindakan. Perbaikan jalan Cirebon harus diprioritaskan karena menyangkut kebutuhan vital masyarakat.
Langkah awal yang bisa dilakukan antara lain: mengirim tim teknis untuk mengevaluasi kondisi jalan, menurunkan bantuan logistik, serta mengecek penggunaan anggaran desa terkait infrastruktur.
Selain itu, evaluasi menyeluruh terhadap kinerja kepala desa sangat dibutuhkan. Jika terbukti ada kelalaian, maka pemecatan menjadi solusi yang realistis.
Infrastruktur Jalan Cerminan Kualitas Pemerintahan
Infrastruktur jalan menjadi tolak ukur kualitas pemerintahan desa. Jika jalan Cirebon rusak parah dan tidak diperbaiki, maka publik memiliki hak untuk mempertanyakan komitmen dan integritas pejabat desa.
Pemerintah juga perlu menyadari bahwa jalan bukan hanya soal batu dan aspal. Jalan adalah urat nadi ekonomi, jalur pendidikan, dan penghubung sosial masyarakat. Jika jalan rusak, maka semua sektor kehidupan ikut terganggu.
Warga Tak Butuh Janji, Tapi Bukti
Masyarakat Desa Japura Lor dan Japura Kidul tidak menuntut hal muluk-muluk. Mereka hanya ingin akses jalan yang layak dan aman. Sudah terlalu lama mereka bersabar. Kini, mereka bersuara lantang demi memperjuangkan hak dasar sebagai warga negara.
Pemerintah harus menunjukkan kehadirannya dengan cara nyata. Bukan sekadar kunjungan seremonial, melainkan perbaikan menyeluruh terhadap jalan Cirebon yang rusak dan berlumpur.
Penutup
Aksi tanam pisang di jalan Cirebon menjadi simbol nyata dari kegagalan tata kelola infrastruktur desa. Warga sudah menyuarakan protes, menyindir pejabat, dan menanam harapan. Kini, tinggal bagaimana pemerintah menjawabnya.
Apakah akan terus menutup mata, atau bergerak cepat demi menyelamatkan kehormatan dan kepercayaan publik?


















