Perbaikan jalan, jalan rusak, Cirebon Timur, dan janji DPRD Jabar kembali menjadi sorotan publik. CirebonShare.com – CIREBON, 8 Juli 2025 – Harapan masyarakat Cirebon Timur untuk menikmati infrastruktur yang layak tampaknya harus kembali ditunda. Hingga memasuki bulan Juli 2025, janji perbaikan jalan yang sebelumnya disampaikan Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ono Surono, belum menunjukkan tanda-tanda akan direalisasikan.
Janji tersebut dilontarkan langsung oleh Ono Surono saat meninjau kerusakan jalan di wilayah Gebang, Kabupaten Cirebon. Kunjungan ini dilakukan setelah aksi unjuk rasa warga yang menuntut perbaikan jalan rusak. Dalam kunjungannya, ia menyatakan bahwa perbaikan jalan akan dilakukan pada bulan Juli.
Namun hingga kini, tidak ada tanda-tanda aktivitas perbaikan jalan di wilayah Cirebon Timur, terutama di ruas Gebang–Pabuaran yang sudah mengalami kerusakan parah selama bertahun-tahun. Bahkan berdasarkan pantauan di situs resmi LPSE Cirebon, proyek perbaikan tersebut belum juga tayang di sistem pemerintah daerah.
Janji Perbaikan Jalan Cirebon Timur Belum Terwujud
Dalam video yang sempat viral di media sosial, Ono Surono terlihat berbincang dengan seorang pengendara sepeda motor yang melintas di jalan rusak. Pengendara tersebut menegur:
“Pak Ono ini gimana jalannya, Pak Ono?”
Pertanyaan itu dijawab langsung oleh politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut:
“Juli… Juli… Juli,” katanya sambil menunjuk ke arah jalan yang berlubang.
Namun, sang pengendara membalas dengan nada kecewa:
“Lama Pak Ono.”
Ono kemudian menjelaskan bahwa proses perbaikan jalan harus melalui tahapan administrasi dan pelelangan, karena menggunakan anggaran pemerintah:
“Duitnya kudu proses, lelang dikit,” ujar Ono dalam tayangan video tersebut.
Warga Cirebon Timur Terus Mendesak Perbaikan
Janji yang belum ditepati itu membuat masyarakat semakin kecewa. Sejak awal tahun 2025, warga Cirebon Timur sudah melakukan berbagai upaya untuk menuntut hak mereka atas infrastruktur yang layak.
Salah satunya adalah melalui aksi demo jalan rusak yang digelar oleh kelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai Wong Cirtim Menggugat. Aksi ini sudah dilakukan sebanyak dua kali dan mendapat sorotan luas di media lokal maupun nasional.
Aksi Demo Pertama: Wong Cirtim Menggugat
Demo pertama dilakukan pada Sabtu, 12 April 2025, di tengah hujan deras yang mengguyur wilayah timur Kabupaten Cirebon. Unjuk rasa ini dimaksudkan untuk menunjukkan kondisi buruk jalan-jalan yang rusak, tergenang air, dan penuh lubang.
Sebagai bentuk protes yang simbolik, warga melepaskan beberapa ekor ikan ke kubangan jalan, yang saat itu sudah menyerupai kolam kecil akibat hujan. Aksi ini menjadi simbol kekecewaan mereka terhadap pemerintah daerah yang dinilai lambat menangani masalah infrastruktur.
Demo Jilid II: Mimbar Bebas Peringatan Hari Jadi Cirebon
Tidak puas dengan hasil dari aksi pertama, warga kembali menggelar demo kedua pada Kamis, 8 Mei 2025. Demo kali ini bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Cirebon ke-543 dan mengambil tema “Mimbar Bebas Panggung Rakyat”.
Aksi dimulai dari Alun-alun Lemahabang, lalu konvoi melewati jalur-jalur yang mengalami kerusakan parah seperti Lemahabang-Sigong-Karangsuwung-Karangsembung-Karangwareng-Cisaat hingga berakhir di Pabuaran.
Dalam demo tersebut, Bupati Cirebon, Drs. H. Imron Rosadi, S.Ag, turut hadir menemui peserta aksi. Namun, kehadiran bupati belum cukup menenangkan warga karena tidak ada kepastian waktu dimulainya perbaikan.
Proyek Belum Masuk Sistem LPSE, Warga Makin Geram
Harapan masyarakat untuk segera melihat alat berat dan pekerja melakukan pengerjaan jalan, hingga kini masih sebatas angan. Setelah melakukan penelusuran di situs lpse.cirebonkab.go.id, diketahui bahwa paket proyek perbaikan Jalan Gebang-Pabuaran belum tersedia di sistem LPSE.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tahapan administratif belum berjalan, meskipun janji perbaikan sudah terucap sejak beberapa bulan lalu.
Kerusakan Jalan Picu Masalah Sosial dan Ekonomi
Kerusakan jalan di wilayah Cirebon Timur tidak hanya menjadi persoalan infrastruktur, tetapi telah berdampak pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang mengalami kerusakan kendaraan akibat terperosok lubang jalan.
Transportasi barang dan hasil pertanian dari desa ke kota pun terhambat. Hal ini tentu saja berdampak pada daya beli masyarakat dan efisiensi usaha kecil dan menengah (UMKM) yang banyak beroperasi di kawasan timur Cirebon.
Desakan untuk Pemerintah: Tepati Janji Perbaikan Jalan
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan DPRD Provinsi Jawa Barat segera memenuhi janji mereka. Keterlambatan dalam perbaikan jalan dikhawatirkan dapat memperburuk citra pemerintah dan menggerus kepercayaan publik terhadap pejabat yang telah terpilih.
Warga meminta agar:
- Proses pengadaan proyek perbaikan dipercepat
- Diberikan transparansi anggaran dan jadwal pengerjaan
- DPRD dan Pemerintah Daerah aktif melakukan pengawasan
Kesimpulan
Perbaikan jalan di Cirebon Timur masih menjadi PR besar bagi pemerintah. Janji yang dilontarkan di hadapan masyarakat, apalagi disampaikan secara terbuka dan viral di media sosial, tidak bisa dianggap enteng. Masyarakat butuh tindakan nyata, bukan sekadar ucapan.
Warga Cirebon Timur saat ini menunggu janji bulan Juli segera ditepati. Jalan-jalan rusak yang membentang di kawasan Gebang-Pabuaran dan sekitarnya telah lama menjadi momok bagi aktivitas sehari-hari. Jika tidak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin gelombang protes akan kembali terjadi dalam skala yang lebih besar.


















