CirebonShare.com – Kuningan, 21 Agustus 2025 – Kasus rekayasa kredit bank BUMN di Kuningan mencuri perhatian publik. Kejaksaan Negeri (Kejari) Kuningan menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam skandal ini. Mereka terdiri atas dua pegawai internal bank berinisial TIM dan AN, serta seorang pihak eksternal berinisial IS.
Ketiganya bekerja sama untuk mengajukan kredit fiktif dengan memanfaatkan identitas palsu. Uang negara pun mengalir ke pihak yang tidak berhak. Skandal ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap bank BUMN.
Tiga Tersangka dalam Kasus Rekayasa Kredit
Penyidik Kejari Kuningan menelusuri aliran dana kredit yang mencurigakan. Dari hasil penyidikan, IS menyediakan identitas palsu. TIM dan AN, yang bekerja di bagian kredit bank, memproses dokumen hingga dana cair. Sayangnya, pihak yang tercatat sebagai debitur tidak pernah menerima dana tersebut.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Kuningan, Brian Kukuh Mediarto, menegaskan bahwa bukti keterlibatan mereka sangat kuat. “IS menyiapkan identitas. Lalu, TIM dan AN mengurus proses pencairan. Uang masuk ke tangan pihak lain, bukan ke debitur yang namanya tercatat,” jelasnya.
Dengan bukti dokumen, jejak transaksi, dan kesaksian, penyidik akhirnya menetapkan ketiga orang tersebut sebagai tersangka.
Kronologi Panjang Skandal Kredit
Awal kasus ini muncul ketika sejumlah warga Kuningan merasa janggal. Nama mereka tercatat sebagai penerima pinjaman, padahal mereka tidak pernah mengajukan kredit. Laporan warga ini masuk ke pihak bank.
Tim audit internal bank lalu meneliti dokumen dan menemukan indikasi manipulasi. Setelah itu, pihak bank menyerahkan temuan kepada kejaksaan. Dari penyelidikan, aparat menemukan pola rekayasa kredit yang berlangsung antara 2023 hingga 2024.
Dokumen pengajuan kredit ternyata berisi data pribadi yang dipalsukan. Identitas orang lain digunakan tanpa izin. Bahkan, beberapa dokumen sepenuhnya palsu tetapi tetap lolos proses verifikasi.
TIM dan AN, yang seharusnya menjaga integritas bank, justru memanfaatkan jabatan mereka. Mereka memproses dokumen, lalu menyetujui pencairan. IS bertugas menyiapkan identitas palsu yang membuat dokumen terlihat sah.
Setelah dana cair, uang tersebut berpindah ke pihak ketiga yang tidak berhak. Aliran dana akhirnya menjadi bukti kunci yang memperkuat penetapan tersangka.
Kerugian Negara
Kasus rekayasa kredit bank BUMN di Kuningan merugikan negara sebesar Rp415.943.690. Nominal ini mungkin terlihat kecil dibandingkan kasus korupsi lain yang mencapai miliaran rupiah. Namun, kerugian tetap berarti karena melibatkan keuangan negara dan merusak kredibilitas bank BUMN.
Lebih dari itu, kasus ini menimbulkan dampak psikologis. Banyak warga kehilangan rasa aman terhadap lembaga keuangan. Mereka khawatir data pribadi bisa dipakai pihak lain tanpa izin.
Proses Hukum
Setelah menetapkan tersangka, Kejari Kuningan langsung menahan IS di Lapas Kelas IIA Kuningan selama 20 hari. Langkah itu diambil agar tersangka tidak melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.
Jaksa menjerat IS dengan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001. Selain itu, IS juga dijerat Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Untuk TIM dan AN, jaksa masih melengkapi berkas perkara. Kepala Kejari Kuningan, Ikhwanul Ridwan, menyatakan pihaknya siap menambah tersangka baru bila ditemukan bukti tambahan.
Dampak Sosial
Skandal ini mengguncang kepercayaan publik. Warga menilai bank BUMN masih memiliki celah keamanan yang mudah dimanfaatkan oknum.
Seorang tokoh masyarakat Kuningan menyampaikan keresahan warga. “Data pribadi harus terlindungi. Jangan sampai ada nama orang dipakai untuk pinjaman fiktif. Hal ini jelas merugikan masyarakat dan mencoreng reputasi bank,” ujarnya.
Masyarakat kini menuntut transparansi dalam proses hukum. Mereka berharap kejaksaan bisa menangani kasus ini secara tuntas, sehingga kepercayaan publik dapat pulih.
Analisis Hukum
Mengapa kasus ini tergolong tindak pidana korupsi? Alasannya jelas. Ada penyalahgunaan wewenang yang merugikan keuangan negara. Meski nominal kerugian di bawah setengah miliar, kasus ini berdampak luas.
Pakar hukum menilai penanganan kasus ini bisa menjadi preseden penting. Jika aparat menindak tegas, publik akan kembali percaya. Namun, bila penanganannya lamban, masyarakat akan semakin ragu terhadap keseriusan pemberantasan korupsi.
Langkah Pencegahan
Agar kasus rekayasa kredit bank BUMN di Kuningan tidak terulang, ada beberapa langkah pencegahan:
- Perkuat Verifikasi Data
Bank harus menerapkan sistem verifikasi berbasis biometrik agar identitas tidak mudah dipalsukan. - Audit Rutin
Audit internal berkala bisa mendeteksi lebih cepat adanya penyalahgunaan fasilitas kredit. - Transparansi Proses Kredit
Setiap pengajuan kredit harus terdokumentasi dengan baik, dan laporan keuangannya terbuka. - Pendidikan Integritas Pegawai
Bank wajib memberikan pelatihan etika kerja agar pegawai tidak tergoda melakukan pelanggaran. - Peran Aktif Masyarakat
Warga bisa berperan sebagai pengawas. Jika menemukan kejanggalan, masyarakat berhak melapor.
Komitmen Kejaksaan
Kejari Kuningan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberi ruang bagi praktik korupsi. Dalam beberapa tahun terakhir, kejaksaan telah menangani beberapa kasus serupa.
“Partisipasi masyarakat sangat penting. Jika ada indikasi penyalahgunaan, laporkan segera. Kami siap menindaklanjuti,” kata Brian Kukuh Mediarto.
Penutup
Kasus rekayasa kredit bank BUMN di Kuningan menjadi cermin rapuhnya sistem pengawasan perbankan. Penetapan tiga tersangka menunjukkan keseriusan aparat hukum, tetapi langkah perbaikan juga harus berjalan di lembaga perbankan.
Dengan proses hukum yang tegas dan sistem pengawasan yang lebih baik, masyarakat berharap skandal serupa tidak terulang. Bank BUMN harus bangkit, menjaga integritas, dan mengembalikan kepercayaan publik.
Baca Juga : Timnas Pelajar U-15 Raih Universal Youth Cup
Baca Juga : Proyek Gedung Setda, Nashrudin Azis Diperiksa Kejaksaan
Artikel Lainnya : Pasang Iklan Gratis di CirebonShare.com Selama Agustus


















