CirebonShare.com – Kuningan, 14 Juli 2025 – KDM jenguk korban RSUD Linggajati hari ini secara langsung menjenguk keluarga Andi dan Irmawati, yang mengalami kehilangan bayi akibat dugaan kelalaian medis. Kunjungan ini merupakan bentuk kepedulian sekaligus dorongan keadilan bagi keluarga yang berduka.
Pasangan suami istri ini telah menunggu selama tujuh tahun untuk kelahiran buah hati mereka. Namun, di ruang bersalin RSUD Linggajati, bayi yang sangat dinanti meninggal dunia sesaat setelah lahir. Keluarga menilai dugaan kelalaian tenaga medis sangat kuat dan meminta pertanggungjawaban.
KDM Jenguk Korban RSUD dan Dengarkan Kesaksian Langsung Keluarga
Dalam kunjungannya, KDM secara pribadi menjenguk korban RSUD dan mendengarkan langsung kesaksian dari Andi dan Irmawati. Ia hadir tidak hanya sebagai pemimpin daerah, tetapi juga sebagai ayah dan warga yang peduli terhadap pelayanan kesehatan.
“Saya dengar langsung dari mereka. Ini sangat menyakitkan bagi keluarga dan nurani kita semua,” ujar KDM lewat media sosial.
Pertemuan berlangsung tertutup selama dua jam dengan suasana haru. Irmawati menjelaskan bahwa selama proses persalinan, tidak ada tindakan cepat ketika kondisi kritis muncul. Ia juga tidak mendapat informasi yang jelas dari tenaga medis sampai diberitahu bahwa bayinya meninggal dunia.
Andi menambahkan bahwa saat mereka meminta tindakan cepat atau rujukan, pihak rumah sakit tidak memberikan respons sigap. Merasa diabaikan, mereka mengadukan kasus ini ke Hotman 911 dan Kresna Law guna mencari keadilan.
Dugaan Kelalaian Medis di RSUD Linggajati Picu Reaksi Publik
Kasus dugaan kelalaian medis yang dialami Andi dan Irmawati memicu kemarahan publik. Warganet menyerbu akun media sosial RSUD Linggajati dengan komentar pedas. Tagar #KeadilanUntukAndiIrmawati dan #SelamatkanRSUD sempat menjadi trending di Jawa Barat.
Masyarakat mempertanyakan efektivitas pengawasan rumah sakit daerah, terutama RSUD Linggajati yang sebelumnya pernah disorot karena lambat menangani pasien gawat darurat.
“Jangan tunggu viral dulu baru bertindak. Setiap nyawa pasien harus diselamatkan,” tulis salah satu komentar di media sosial.
KDM Jenguk Korban RSUD dan Desak Bupati Kuningan Ambil Tindakan Tegas
Setelah menjenguk korban RSUD Linggajati, KDM meminta Bupati Kuningan segera mengambil langkah nyata.
“Saya minta Bupati Kuningan melakukan evaluasi dan langkah konkret. Ini bukan sekadar prosedur, tapi menyangkut nyawa,” tegas KDM.
KDM juga menuntut reformasi menyeluruh sistem layanan kesehatan di rumah sakit daerah. Menurutnya, tim independen harus melakukan audit prosedur darurat, manajemen risiko, dan perilaku tenaga medis secara transparan, lalu melaporkan hasilnya ke publik agar masyarakat dapat kembali percaya.
KDM Jenguk Korban RSUD Bersama Tim Hukum Hotman 911
Kehadiran tim hukum Hotman 911 dan Kresna Law saat KDM menjenguk korban RSUD menarik perhatian publik. KDM menyambut baik langkah hukum keluarga korban dan berharap pengusutan berjalan objektif tanpa intervensi dari rumah sakit maupun pemerintah daerah.
“Jika terbukti ada kelalaian, harus ada pertanggungjawaban hukum dan etik,” kata KDM.
Pihak pengacara telah mengumpulkan dokumen medis, rekaman CCTV, dan daftar petugas yang menangani persalinan. Mereka akan melayangkan somasi terbuka serta melapor ke kepolisian dan Komnas HAM. Langkah ini memperlihatkan bahwa masyarakat menuntut keadilan dan perubahan nyata terhadap malpraktik layanan publik.
Evaluasi Sistem Kesehatan RSUD dan Tuntutan Transparansi Layanan
Setelah kasus ini mencuat, sejumlah organisasi masyarakat sipil dan LSM menuntut:
- Evaluasi menyeluruh manajemen RSUD Linggajati
- Pembentukan Komite Pengawas Pelayanan Medis Daerah
- Sanksi hukum dan administratif bagi tenaga medis yang lalai
- Transparansi hasil audit layanan rumah sakit
KDM mendukung penuh tuntutan tersebut dan menawarkan inisiasi Forum Pengawasan Publik Kesehatan Daerah untuk menjaga akuntabilitas jangka panjang.
“Kesehatan bukan urusan teknis saja. Ini soal integritas dan empati,” tegas KDM.
KDM Jenguk Korban RSUD dan Dorong Pemulihan Trauma Psikologis Keluarga
Pasca kehilangan bayi, Andi dan Irmawati menjalani sesi konseling. Tim psikolog melaporkan Irmawati menunjukkan gejala PTSD ringan, gangguan tidur, dan kesulitan berbicara tentang kejadian tersebut.
Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial diharapkan memberikan pendampingan berkelanjutan, termasuk bantuan psikologis dan ekonomi. Komunitas perempuan di Kuningan juga menggalang dana untuk membantu pemulihan keluarga.
KDM Jenguk Korban RSUD dan Tegaskan Momentum Perubahan
KDM mengingatkan kasus ini tidak boleh berlalu tanpa membawa perubahan. Ia menyebut tragedi ini sebagai pelajaran bagi rumah sakit di Jawa Barat dan berkomitmen mengawal kasus hingga selesai.
“Ini peringatan keras. Jangan ada korban berikutnya,” ucap KDM.
Ia mengajak masyarakat aktif mengawasi layanan publik, melaporkan pelanggaran, dan memperkuat solidaritas sosial terhadap korban ketidakadilan layanan kesehatan.
DPRD dan Ombudsman Tindaklanjuti Kasus Setelah KDM Jenguk Korban RSUD
Ketua Komisi IV DPRD Kuningan menyatakan akan menggelar rapat khusus dan memanggil direktur RSUD Linggajati serta Kepala Dinas Kesehatan untuk meminta pertanggungjawaban. Dewan juga siap membentuk Panitia Khusus jika diperlukan.
Ombudsman RI akan memantau perkembangan kasus dan memberikan rekomendasi sanksi jika ditemukan pelanggaran administratif.
KDM Jenguk Korban RSUD dan Harapkan Perbaikan Layanan Kesehatan
Kasus ini mendorong rumah sakit lain untuk memperbaiki standar operasional dan mempercepat layanan darurat. Publik berharap tragedi serupa tidak terulang.
Andi dan Irmawati, meski masih berduka, berharap kisah mereka menjadi pelajaran.
“Jika anak kami tak kembali, biarkan dia jadi cahaya perubahan,” kata Andi menahan air mata.
Komunitas Dukung KDM Jenguk Korban RSUD dan Suarakan Hak Perempuan
Gerakan #IbuBerhakSelamat di media sosial menuntut pelayanan bersalin yang manusiawi dan profesional. Sejumlah organisasi kemanusiaan dan komunitas ibu-ibu di Kuningan mendukung keluarga korban.
“Ini bukan soal Andi dan Irmawati saja, tapi ribuan ibu lain yang berisiko,” ujar Sinta Marlina, aktivis LSM Suara Ibu Nusantara.
Mereka mendorong pembentukan hotline pengaduan yang mudah diakses dan dilindungi oleh hukum.
Dinas Kesehatan Bentuk Tim Investigasi Setelah KDM Jenguk Korban RSUD
Kepala Dinas Kesehatan Kuningan menyatakan akan membentuk tim investigasi internal untuk menyelidiki kejadian di ruang bersalin RSUD Linggajati. Tim beranggotakan dokter senior, pengawas rumah sakit, serta perwakilan Ombudsman dan lembaga konsumen.
Proses ini dijanjikan independen dan hasilnya akan diumumkan secara terbuka. Namun, publik tetap meragukan transparansi, sehingga desakan audit eksternal dari Kementerian Kesehatan makin menguat.
Kesiapan RSUD Tangani Pasien Gawat Darurat Jadi Sorotan Setelah KDM Jenguk Korban RSUD
Kasus ini memunculkan pertanyaan tentang kesiapan RSUD Linggajati dalam menghadapi kondisi darurat persalinan. Apakah protokol berjalan efektif? Apakah tenaga medis sudah terlatih menangani kondisi kritis?
Wawancara dengan mantan pasien menunjukkan pola sistemik berupa waktu tunggu yang lama, komunikasi yang kurang, dan penanganan yang terkesan terburu-buru.
Rina (28), mantan pasien, bercerita:
“Saya sempat pendarahan tapi menunggu dokter lebih dari 40 menit. Untung saya selamat, tapi banyak yang tidak seberuntung saya.”
KDM Jenguk Korban RSUD dan Dorong Pendidikan Kesehatan untuk Tenaga Medis
KDM menyarankan rumah sakit daerah meningkatkan kualitas tenaga medis melalui pendidikan lanjutan wajib setiap tahun, terutama dalam penanganan darurat dan komunikasi dengan pasien.
Menurut KDM, rumah sakit pemerintah harus fokus pada keselamatan dan empati pasien, bukan hanya data administrasi.
“Kita butuh tenaga medis yang pintar dan peka secara moral serta emosional,” kata KDM.
Ia juga meminta SOP khusus untuk pasien berisiko tinggi dan penerapan teknologi Early Warning Score (EWS) untuk deteksi dini kondisi kritis.
Komitmen KDM untuk Reformasi Layanan Kesehatan Daerah
KDM menegaskan tragedi ini harus menjadi titik balik bagi sistem layanan kesehatan di daerah. Ia mendorong revisi Peraturan Daerah (Perda) terkait pengelolaan rumah sakit agar lebih berpihak pada pasien.
DPRD Kuningan akan menggelar dengar pendapat publik guna mendapatkan masukan dari masyarakat luas. Harapannya, rumah sakit menjadi tempat aman untuk pemulihan, bukan sumber trauma.
Irmawati dan Andi berharap perjuangan mereka tidak sia-sia.
“Kalau anak kami tak bisa kami peluk lagi, biarlah kisahnya menjadi alasan perubahan,” ucap Irmawati sambil meneteskan air mata.
Kesimpulan
Kisah Andi dan Irmawati bukan hanya catatan duka, tetapi juga pemantik perubahan nyata. KDM menjenguk korban RSUD menunjukkan bahwa pemimpin turun langsung mendorong keadilan.
Ini menjadi contoh bahwa pejabat tidak boleh hanya bekerja di balik meja. Dengan dukungan masyarakat dan lintas sektor, tragedi ini diharapkan menjadi awal reformasi layanan rumah sakit daerah—bukan sekadar berita yang cepat terlupakan.
BACA JUGA : Pengeroyokan Brutal Indramayu Tewaskan Pelajar

















