CirebonShare.com – Cirebon, 14 Juli 2025 – Kebakaran toko di Pasuketan Cirebon berasal dari lantai dua pada Senin malam sekitar pukul 19.30 WIB. Api langsung membesar dan memaksa evakuasi cepat oleh warga. Petugas damkar berhasil memadamkan api dalam waktu kurang dari satu jam. Tidak terdapat korban jiwa, tetapi kerugian material mencapai ratusan juta rupiah, dan dampak ekonomi terasa cukup besar bagi pemilik toko.
Kronologi Kebakaran Toko di Pasuketan Cirebon: Awal yang Mendadak dan Cepat Membesar
Peristiwa kebakaran dipicu oleh percikan api kecil dari bagian bawah toko. Seorang saksi mata bernama Dian, 43 tahun, melihat awal api tersebut. Reaksi cepat Dian menyelamatkan beberapa penghuni yang berada di lantai dua.
“Saya lihat ada percikan api, kecil saja awalnya. Saya enggak tahu asalnya dari mana. Tiba-tiba muncul begitu saja,”
— Dian, saksi mata
Percikan tersebut tampak pertama kali pada bagian instalasi sisi timur bangunan. Tanpa menunggu lama, api langsung melahap kayu dan triplek yang mudah terbakar. Dalam hitungan menit, api membesar hingga mencapai seluruh sudut lantai dua.
Warga Turun Tangan Memadamkan Api dengan APAR Sebelum Damkar Datang
Setelah perintah evakuasi terlaksana, warga dan karyawan toko di sekitar langsung merespons. Mereka mengambil empat unit APAR yang tersedia dan mulai mengarahkan semprotan ke pusat api. Meski api terlalu besar untuk ditangani oleh APAR, usaha itu menahan laju asap dan kobaran selama sekitar 10 menit.
Langkah tersebut juga mencegah api menyambar ke toko tetangga. Bertindak cepat, para pemilik toko di sebelah langsung memindahkan barang ke lokasi aman. Mereka berkoordinasi untuk saling bantu agar area tetap terkondisi baik sampai mobil damkar tiba.
Petugas Damkar Cirebon Kerahkan Empat Mobil dan Penuhi Prioritas Pengendalian Api
Dinas Pemadam Kebakaran menerima laporan warga pada pukul 19.30 WIB. Nurjaman, Kepala Seksi Kesiapsiagaan, Operasi, dan Penyelamatan Kebakaran Kota Cirebon, memimpin langsung penanganan insiden.
“Pukul 19.30 kami menerima laporan dan langsung kami respon cepat. Kami kerahkan empat unit mobil pemadam ke lokasi,”
— Nurjaman, Damkar Cirebon
Setibanya petugas di tempat kejadian, tim langsung menyalurkan air bertekanan tinggi ke lantai dua. Mereka juga menggunakan busa untuk menutup sudut yang sulit dijangkau. Petugas memasang sekat air untuk mencegah api ke bangunan sekitar. Pembagian tugas berlangsung efisien, dengan satu tim memadamkan api utama dan tim lain menyisir area asap.
Dugaan Penyebab Kebakaran Toko di Pasuketan Cirebon: Korsleting Listrik dan Bahan Mudah Terbakar
Setelah proses awal pemadaman, tim teknis Damkar mencari sumber awal api. Mereka mendapati arus listrik dari kabel yang terkelupas pada sisi kanan dinding lantai dua. Kondisi ini memperkecil kemungkinan sumber api dari bahan kimia atau gas.
“Titik api berasal dari lantai dua, dan di sana terdapat bahan bangunan yang mudah terbakar. Jadi api cepat sekali menyebar,”
— Nurjaman
Material bangunan seperti kayu lapis, plastik kemasan, dan triplek mempercepat penyebaran api ke seluruh permukaan lantai dan plafon. Penyelidikan lanjutan dilakukan pihak kepolisian dan tim forensik Kebakaran Kota Cirebon untuk memastikan penyebab pasti korban dan mencegah insiden serupa di masa depan.
Tidak Ada Korban Jiwa, namun Dampak Ekonomi dan Psikologis Sangat Signifikan
Beruntung, tidak ada korban jiwa. Namun, kerugian materil begitu besar—total nilai diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Bangunan toko hampir rusak total pada lantai dua. Banyak barang kebutuhan harian dan peralatan rumah tangga ikut terbakar. Pemilik toko mengaku sulit mengestimasi kerugiannya karena stok usaha sama sekali tak tersisa.
Investor kecil ini menyatakan kecemasannya secara terbuka. Ia berharap pemerintah dan stakeholder mampu memberikan bantuan atau fasilitasi agar usahanya pulih secepat mungkin. Masa depan keluarga sangat bergantung pada toko tersebut.
Penanganan Dampak Ekonomi dan Kelangsungan Usaha
Dampak ekonomi dari kebakaran ini menjalar tidak hanya pada pemilik toko, tetapi juga karyawan yang kehilangan sumber penghasilan. Karyawan tidak dapat bekerja karena toko tutup. Mereka dan pemilik berharap ada bantuan modal usaha darurat atau program restrukturisasi yang bisa meringankan beban financial mereka.
Pemkot Cirebon melalui dinas terkait akan meninjau bantuan cepat seperti bantuan paket modal, voucher kerja sementara, atau pengaturan cicilan listrik dan air untuk korban. Pemerintah daerah juga mempertimbangkan program pemulihan jangka panjang berupa pelatihan manajemen bencana dan mitigasi risiko kebakaran bagi UMKM.
Kawasan Pasuketan Cirebon: Kewaspadaan Tinggi pada Bangunan Padat
Pasuketan merupakan pusat perdagangan yang sangat padat. Deretan toko, kios, dan rumah tinggal membentuk kawasan dengan resiko kebakaran tinggi. Bangunan berdempetan membuat kobaran api bisa menyebar secepat kilat.
Pakar kebakaran telah lama menilai kawasan seperti ini sebagai zona rawan. Pemerintah daerah menyusun rencana mitigasi seperti pelatihan RT/RW, jalur akses pemadam kebakaran, dan peningkatan inspeksi rutin instalasi listrik.
Strategi Pemerintah dan Damkar Cirebon untuk Cegah Kebakaran di Pasuketan
Respons instan DinPem Pemadam membawa evaluasi secara komprehensif. Mereka berencana memperluas cakupan inspeksi listrik gratis bagi toko di kawasan tinggi risiko. Selain pelatihan APAR, mereka juga bersiap melibatkan BUMN atau swasta untuk donasi alat tambahan seperti hydrant portable, selang panjang, dan helm.
Penerapan sanksi terhadap toko yang mengabaikan protokol kebakaran juga dibahas. Toko wajib memiliki sertifikat layak pakai listrik dan pelatihan minimal satu orang staf setiap toko.
Pelatihan APAR: Kunci Atasi Kebakaran Skala Kecil
APAR terbukti sangat penting di tahap awal kebakaran. Namun banyak pengguna belum tahu cara menggunakannya dengan benar.
Petugas Damkar akan menggelar pelatihan langsung ke komunitas toko di Pasuketan. Pelatihan mencakup cara mengarah, menyemprot, dan mengosongkan tekanan APAR. Materi termasuk teknik menyikapi tingkat kebakaran, kapan menyemprotkan APAR, dan bagaimana menghindari asap.
Warga Siaga Bencana: Formasi Kelompok RT/RW Tangkas Dalam Evakuasi
Partisipasi warga terbukti krusial. Kelompok RT/RW yang aktif dan cepat bertindak memberi dampak positif. Mereka bisa memberi pelatihan internal dan simulasi kebakaran lebih rutin. Pembentukan relawan kebakaran di setiap wilayah semakin diterapkan.
Simulasi sederhana dilakukan seminggu sekali, mengedukasi warga tentang jalur evakuasi, penggunaan alat pemadam, cara membantu warga lansia dan difabel. Harapan pemerintah, kesiapsiagaan warga tidak hanya reaktif setelah kebakaran, tetapi menjadi kultur lokal.
Ekonomi Usaha: Variabel Kritis untuk Pemulihan UMKM
Pemilik toko yang bangkrut karena kebakaran termasuk pebisnis mikro. Peristiwa seperti ini bisa menghancurkan modal dan likuiditas. Pemerintah daerah diharapkan menyediakan dana talangan, kredit bunga rendah, dan pendampingan bisnis.
UMKM juga bisa menerima pelatihan digital agar cepat bangkit dan memanfaatkan e‑commerce untuk distribusi. Meski toko fisik tertutup, penjualan daring bisa menopang pemasukan.
Psikologis Korban: Trauma dan Pemulihan Mental
Selain bangunan dan harta, korban juga mengalami trauma emosional. Sebagian bahkan takut kembali ke tempat yang sama.
Pemkot akan membuka layanan konseling gratis melalui puskesmas dan kantor kecamatan. Psikolog akan membantu korban mengatasi trauma, belajar bertahan, dan membangun semangat usaha kembali.
Kebakaran Toko di Pasuketan Cirebon: Pelajaran dan Alarm Kewaspadaan Bersama
Kebakaran ini menjadi sinyal bahwa segala bangunan padat perlu mitigasi aktif. Pemilik, masyarakat, dan pemerintah wajib menetapkan kebijakan dan edukasi yang berkelanjutan.
Di samping APAR dan pemeriksaan listrik, masyarakat bisa meningkatkan kesadaran lingkungan. Misalnya melalui kampanye “Kebakaran Zero” dan lomba tangkas APAR antar toko.
Insiden ini mesti menjadi momentum pembelajaran. Kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan toko menjadi jembatan kesejahteraan dan keamanan jangka panjang.
BACA JUGA : Kebakaran Rumah di Cipanas Hanguskan Satu Bangunan


















