CirebonShare.com – Cirebon, 1 Agustus 2025 – Kualitas udara Kota Cirebon menjadi sorotan positif di tengah tantangan urbanisasi dan pertumbuhan kendaraan bermotor. Meski menjaga udara bersih di kota bukan perkara mudah, Kota Cirebon justru mencatatkan pencapaian membanggakan berkat kualitas udara yang dinyatakan dalam kategori baik.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon telah melakukan pengujian kualitas udara dan hasilnya menggembirakan. Berdasarkan indeks kualitas udara (IKU), Kota Udang ini meraih angka 88,14 pada semester pertama 2025. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik menurut standar yang berlaku.
DLH menegaskan bahwa kualitas udara di Cirebon masih tergolong sehat dan layak hirup. Bahkan, jika dibandingkan dengan banyak kota lain di Indonesia, posisi Cirebon cukup unggul dalam hal udara bersih.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif hasil pengujian tersebut, metode pemantauan yang digunakan, lokasi pengujian, serta langkah-langkah penting yang harus dilakukan masyarakat agar udara Cirebon tetap bersih dan sehat.
Indeks Kualitas Udara Cirebon: Di Atas Ambang Aman
DLH Kota Cirebon secara rutin melakukan pengujian kualitas udara untuk memantau tingkat pencemaran di berbagai zona kota. Pada semester pertama 2025, hasil pengukuran menunjukkan angka indeks sebesar 88,14, yang tergolong sebagai kategori baik.
Apa arti dari angka tersebut?
Indeks Kualitas Udara (IKU) merupakan parameter penting yang digunakan untuk mengukur kebersihan udara berdasarkan kandungan polutan seperti partikulat (PM10/PM2.5), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO₂), nitrogen dioksida (NO₂), dan ozon (O₃). Angka di atas 80 menandakan bahwa udara masih sangat layak hirup dan aman untuk aktivitas luar ruangan.
Hasil ini menjadi sinyal positif bahwa kualitas hidup di Kota Cirebon terus membaik, meski tantangan dari sektor transportasi dan industri tetap ada.
Pengujian Dilakukan di Empat Zona Strategis Kota
Menurut DLH, pengambilan sampel udara dilakukan secara menyeluruh di empat zona utama yang mewakili karakteristik lingkungan berbeda, yaitu:
- Zona Transportasi
Titik ini merepresentasikan area padat lalu lintas, seperti terminal, persimpangan besar, dan jalan utama kota. Meski lalu lintas cukup ramai, pencemaran udara di zona ini masih terkendali. - Zona Industri
Kawasan industri juga menjadi lokasi penting untuk pengujian. Keberadaan pabrik dan aktivitas manufaktur berpotensi menyumbang polutan, namun hasil pengujian menunjukkan bahwa pencemaran tetap rendah. - Zona Permukiman
Daerah tempat tinggal penduduk juga diperiksa, mengingat banyaknya kegiatan rumah tangga dan pembakaran sampah. Udara di wilayah ini tetap tergolong aman. - Zona Perkantoran
Lokasi yang mewakili area kerja formal dengan aktivitas mesin pendingin dan kendaraan kantor. Pengaruhnya terhadap udara relatif kecil.
Secara keseluruhan, keempat zona tersebut menunjukkan hasil yang konsisten. Tidak ada zona yang mencatatkan nilai kualitas udara buruk atau sangat buruk, yang membuktikan bahwa pengelolaan lingkungan di Cirebon berjalan baik.
Metode Pemantauan: High Volume Air Sampler
Untuk memastikan akurasi data, DLH menggunakan alat pemantau udara manual bernama High Volume Air Sampler. Alat ini digunakan untuk menangkap partikel halus di udara selama periode waktu tertentu, lalu dianalisis laboratorium.
Pengujian tidak dilakukan hanya satu kali. Tim dari DLH memantau udara di 12 lokasi berbeda, yang disesuaikan dengan empat zona utama tadi. Dengan metode ini, hasil yang diperoleh dapat mewakili kondisi nyata di lapangan secara komprehensif.
Faktor Pendukung: Ruang Hijau dan Cuaca Mendukung
Mengapa Kota Cirebon bisa mempertahankan kualitas udara yang baik?
Salah satu alasannya adalah karena tingkat penghijauan yang masih cukup tinggi. Banyak ruas jalan, taman, dan area permukiman di Cirebon masih ditumbuhi pohon besar yang rindang. Fungsi pohon sebagai penyerap karbon dioksida (CO₂) dan penghasil oksigen (O₂) sangat berperan dalam menjaga kesegaran udara.
Cuaca juga menjadi faktor pendukung penting. Kota Cirebon yang berada di wilayah pesisir memiliki sirkulasi udara cukup baik. Angin laut membantu menyebarkan polusi dan menjaga udara tetap bersih.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Cirebon, pohon-pohon rindang yang masih bisa ditemukan di berbagai titik kota memiliki kontribusi signifikan terhadap kualitas udara.
Tantangan: Transportasi dan Urbanisasi
Meski saat ini kualitas udara tergolong baik, bukan berarti Kota Cirebon bebas dari potensi pencemaran. Salah satu tantangan utama adalah meningkatnya jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi setiap tahun.
Transportasi menyumbang emisi karbon yang cukup besar, terutama dari kendaraan berbahan bakar bensin dan solar. Selain itu, pertumbuhan permukiman baru juga berisiko mengurangi ruang terbuka hijau yang selama ini menjadi penyaring alami udara.
Jika tidak dikelola dengan baik, tren pertumbuhan ini dapat mengancam kualitas udara di masa mendatang.
Ajak Warga Aktif Jaga Udara Bersih
DLH tidak bisa bekerja sendirian. Masyarakat juga memegang peran penting dalam menjaga kualitas udara di lingkungannya masing-masing.
DLH Kota Cirebon mengimbau warga untuk:
- Menanam pohon di pekarangan rumah
Lahan sempit bukan alasan untuk tidak berkontribusi. Bahkan pohon kecil dalam pot bisa membantu menyerap polutan. - Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi
Gunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki untuk perjalanan jarak pendek. - Tidak membakar sampah sembarangan
Pembakaran sampah menghasilkan zat beracun yang sangat berbahaya bagi pernapasan. - Mendukung ruang terbuka hijau di lingkungan sekitar
Warga bisa berpartisipasi aktif dalam menjaga taman, kebun komunitas, atau area hijau milik publik.
DLH juga mengajak sekolah, komunitas, dan organisasi masyarakat untuk ikut mengedukasi pentingnya udara bersih melalui kampanye lingkungan dan aksi penghijauan.
Harapan untuk Masa Depan Kota Cirebon
Hasil pengujian udara yang baik di semester pertama 2025 tentu menjadi modal penting bagi pembangunan berkelanjutan Kota Cirebon. Pemerintah kota melalui DLH diharapkan dapat terus memantau, mengevaluasi, dan mengedukasi masyarakat agar kualitas udara tetap terjaga.
Namun, perhatian terhadap perencanaan tata kota yang ramah lingkungan juga harus ditingkatkan. Pengendalian izin pembangunan, perlindungan ruang terbuka hijau, serta pengawasan terhadap industri harus menjadi prioritas bersama.
Dengan langkah kolektif dari pemerintah dan masyarakat, bukan tidak mungkin Kota Cirebon akan menjadi salah satu kota percontohan dengan kualitas udara terbaik di Jawa Barat.
Penutup
Kualitas udara Kota Cirebon yang terpantau baik merupakan cerminan keberhasilan pengelolaan lingkungan kota yang masih mempertahankan nilai-nilai keseimbangan ekologi. Meski tantangan di depan mata cukup besar, terutama dari sektor transportasi dan pembangunan, hasil ini patut disyukuri sekaligus dijadikan dorongan untuk terus menjaga kelestarian lingkungan hidup.
DLH Kota Cirebon telah menunjukkan komitmennya, kini saatnya masyarakat ikut ambil bagian. Karena udara bersih adalah hak semua orang—dan tanggung jawab kita bersama.
BACA JUGA : Angka Stunting Kota Cirebon Turun Jadi 14,9 Persen
BACA JUGA : Babinsa Sunyaragi Semprot Hama Padi Demi Ketahanan Pangan


















