CirebonShare.com – Kabupaten Cirebon, 9 Agustus 2025 – Optimalisasi TPA Kubangdeleg kini menjadi fokus utama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon. Pemerintah daerah secara aktif mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kubangdeleg yang berada di Kecamatan Karangwareng. Langkah ini menyusul banyak keluhan dari masyarakat tentang sampah yang berserakan di berbagai sudut wilayah Kabupaten Cirebon.
Dinas Lingkungan Hidup tidak hanya ingin menjadikan TPA Kubangdeleg sebagai tempat pembuangan sampah akhir saja. DLH berambisi mengubah fungsi TPA ini menjadi pusat pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan masyarakat secara aktif dan mengedepankan prinsip ekonomi sirkular. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi masalah sampah berserakan sekaligus membuka peluang ekonomi dari pengelolaan sampah.
Tinjauan Langsung Kepala DLH: Inovasi dan Penguatan Peralatan
Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono, menyatakan bahwa dirinya baru saja meninjau langsung kondisi TPA Kubangdeleg. Dalam kunjungan tersebut, Dede mengamati langsung fasilitas yang ada dan memastikan kesiapan operasional alat-alat pengelolaan sampah.
“Kami sudah menyiapkan mesin pemilah, pencacah, pengepres, dan conveyor. Mesin-mesin ini akan membantu proses pengelolaan sampah menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujar Dede.
Ia menambahkan, peralatan tersebut bukan sekadar dipajang, melainkan akan difungsikan secara maksimal dengan melibatkan masyarakat sekitar. Pemerintah desa juga diberi peran sebagai koordinator utama agar pengelolaan sampah dapat berjalan sesuai rencana.
Peran Aktif Masyarakat Jadi Kunci Utama
Dede menjelaskan, keberhasilan pengelolaan sampah di Kubangdeleg tidak bisa dicapai tanpa dukungan masyarakat. Oleh karena itu, DLH memberikan edukasi dan pelatihan agar warga bisa mengelola sampah secara mandiri.
“Masyarakat harus mulai memilah sampah dari rumah, membedakan antara sampah organik dan anorganik,” tegasnya.
Selain itu, Dede mengajak masyarakat untuk memanfaatkan mesin-mesin yang tersedia di TPA. Mereka akan mendapat pelatihan khusus agar dapat mengoperasikan alat tersebut sesuai fungsinya. Dengan demikian, pengelolaan sampah akan lebih efektif dan memberi nilai tambah bagi warga setempat.
Sampah: Dari Masalah Menjadi Peluang Ekonomi
Salah satu hal yang ditekankan oleh Dede adalah bagaimana sampah harus dipandang sebagai potensi ekonomi, bukan sekadar masalah lingkungan. Ia mendorong masyarakat mengadopsi konsep ekonomi sirkular, di mana sampah diolah kembali dan dimanfaatkan sehingga menghasilkan nilai jual.
“Kalau kita kelola dengan benar, sampah bisa jadi sumber pendapatan. Misalnya sampah anorganik seperti plastik dan logam bisa dipilah dan dijual ke pengepul,” jelas Dede.
Ia berharap paradigma masyarakat tentang sampah berubah, dari yang sebelumnya hanya dianggap sebagai limbah dan masalah lingkungan, menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan.
Desa Leweng Gajah: Contoh Sukses Pengelolaan Sampah Berbasis Desa
Sebagai bukti keberhasilan, Dede menyebut Desa Leweng Gajah yang sudah menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis desa secara efektif. Di desa tersebut, warga terlibat aktif dalam proses pengelolaan sampah dari pemilahan, pengolahan, hingga pemanfaatan sampah.
Selain Desa Leweng Gajah, DLH Kabupaten Cirebon juga telah menjalin kerja sama dengan sekitar 200 desa lainnya. Masing-masing desa mengelola sampah secara mandiri dengan bimbingan dan pengawasan DLH. Kerja sama ini menguatkan sistem pengelolaan sampah yang lebih terstruktur dan menyeluruh di seluruh Kabupaten Cirebon.
Menangani Masalah TPS Liar dan Teguran KLHK
Meskipun sudah ada berbagai inovasi, DLH Kabupaten Cirebon masih menghadapi tantangan besar berupa banyaknya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) liar. TPS liar ini kerap muncul di berbagai lokasi dan menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius.
Dede mengakui bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah memberikan teguran kepada pemerintah daerah terkait hal ini. Namun, teguran tersebut lebih mengarah pada masalah administratif, seperti keterlambatan pengiriman laporan rutin ke pemerintah pusat.
“Teguran dari kementerian bukan karena teknis pengelolaan TPA, tapi karena laporan yang dikirim sering terlambat,” ungkap Dede.
Ia juga menambahkan, banyak daerah lain di Jawa Barat yang mengalami masalah serupa, sehingga Kabupaten Cirebon tidak sendirian dalam menghadapi permasalahan ini.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Jadi Kunci Keberhasilan
DLH Kabupaten Cirebon menyadari bahwa pemerintah tidak bisa menyelesaikan persoalan sampah seorang diri. Oleh karena itu, kolaborasi dengan pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakat menjadi langkah strategis.
“Kami terus mengajak pemerintah desa dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan,” kata Dede.
Ia mengimbau masyarakat agar disiplin dalam membuang sampah di tempat yang sudah disediakan. Selain itu, DLH juga terus memantau dan memberantas TPS liar agar tidak berkembang dan merusak lingkungan.
Edukasi dan Kesadaran Lingkungan Diperkuat
Sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan, DLH Kabupaten Cirebon aktif melakukan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Program ini mencakup pengenalan pentingnya memilah sampah, mengolah sampah secara mandiri, dan memahami konsep ekonomi sirkular.
“Kesadaran masyarakat akan kebersihan dan pengelolaan sampah harus terus ditingkatkan,” ujar Dede.
Ia menambahkan, edukasi yang konsisten dapat mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman.
Harapan dan Komitmen DLH untuk Masa Depan Kabupaten Cirebon
DLH Kabupaten Cirebon berkomitmen kuat untuk terus mengembangkan dan mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kabupaten Cirebon. Optimalisasi TPA Kubangdeleg bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan upaya berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak.
“Kami optimis dengan sinergi antara pemerintah, desa, dan masyarakat, Kabupaten Cirebon bisa bebas dari masalah sampah berserakan,” pungkas Dede.
Diharapkan langkah ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat serta ekonomi berkelanjutan.
Penutup
Optimalisasi TPA Kubangdeleg adalah tonggak penting dalam upaya menuntaskan masalah sampah di Kabupaten Cirebon. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dan memanfaatkan teknologi pengelolaan sampah modern, DLH Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa pengelolaan sampah dapat menjadi peluang ekonomi dan solusi lingkungan. Melalui kolaborasi dan kesadaran kolektif, Kabupaten Cirebon berpeluang menjadi wilayah yang bersih, sehat, dan maju secara berkelanjutan.
BACA JUGA : Penggerebekan Arena Sabung Ayam di Cirebon, Polisi Bertindak
BACA JUGA : Sumur Tercemar Limbah TPA Kopiluhur, KH Miftah Desak Tindakan
JANGAN LEWATKAN!! : Pasang Iklan Gratis di CirebonShare.com Selama Agustus


















