CirebonShare.com – Kabupaten Cirebon, 30 Oktober 2025 – Pagu Inovasi Daerah membuka babak baru dalam perjalanan reformasi birokrasi di Kabupaten Cirebon. Melalui terobosan ini, Bappelitbangda Kabupaten Cirebon memperkuat budaya inovatif di setiap lini pemerintahan. Kabid Riset dan Inovasi, Eva Musyaerofah SIP, merancang langkah strategis agar setiap perangkat daerah mampu menciptakan inovasi dengan dukungan kelembagaan dan pendanaan berkelanjutan.
Program ini muncul dalam Rancangan Aksi Perubahan (RAP) Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan V tahun 2025. BKPSDM Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan BPSDM Provinsi Jawa Barat turut mendukung gagasan tersebut. Melalui Pagu Inovasi Daerah, pemerintah daerah menanamkan budaya kreatif agar setiap ide berkembang dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Membangun Budaya Inovasi yang Konsisten
Pemerintah Kabupaten Cirebon menargetkan birokrasi yang lebih dinamis, efisien, dan responsif terhadap tantangan baru. Oleh karena itu, setiap organisasi perangkat daerah (OPD) membutuhkan sistem pembiayaan yang mampu menjaga keberlanjutan ide. Tanpa dukungan anggaran, inovasi cenderung berhenti sebelum menghasilkan dampak.
Eva menegaskan pentingnya keberlanjutan ide dalam birokrasi. “Selama ini inovasi di OPD sering berhenti di tengah jalan karena tidak memiliki anggaran khusus. Dengan Pagu Inovasi Daerah, setiap OPD bisa mengembangkan ide kreatif yang berdampak langsung bagi masyarakat dengan dukungan fiskal yang jelas,” ujarnya pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Sejak saat itu, Bappelitbangda Cirebon mulai menyusun strategi pendanaan yang lebih fleksibel. Melalui pendekatan ini, setiap ide inovatif mendapat ruang untuk tumbuh. Selain itu, pegawai merasa lebih percaya diri karena sistem memberi dukungan konkret terhadap ide mereka.
Arah dan Tujuan Pagu Inovasi Daerah
Program Pagu Inovasi Daerah tidak sekadar menyalurkan anggaran, melainkan juga membangun sistem yang mendukung kreativitas ASN. Melalui langkah terukur, pemerintah menargetkan empat arah utama yang memperkuat inovasi birokrasi.
- Memperkuat kapasitas inovasi OPD.
Pemerintah terus mendorong pelatihan dan pendampingan. Dengan demikian, setiap pegawai mampu merancang serta melaksanakan inovasi secara profesional. - Mendorong kolaborasi lintas sektor.
Pemerintah menggandeng akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media. Kolaborasi multipihak ini memperkaya gagasan serta mempercepat proses implementasi. - Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Bappelitbangda mengintegrasikan sistem digital dalam aplikasi e-Perencanaan. Melalui sistem ini, publik dapat memantau perkembangan inovasi secara terbuka. - Meningkatkan Indeks Inovasi Daerah (IID).
Eva menargetkan nilai IID Kabupaten Cirebon naik di atas 58 agar daerah ini masuk kategori “Sangat Inovatif”.
Selain empat arah tersebut, Bappelitbangda juga menanamkan nilai keberlanjutan. Setiap inovasi harus memiliki dampak jangka panjang, bukan hanya bersifat seremonial.
Langkah Nyata dan Implementasi di Lapangan
Pemerintah Kabupaten Cirebon mulai melaksanakan berbagai langkah konkret. Tahap awal mencakup:
- Penerbitan SK Bupati tentang Pagu Inovasi Daerah.
SK tersebut menetapkan dasar hukum pelaksanaan serta membentuk tim penggerak inovasi di kabupaten. - Pembentukan Tim Inovasi Daerah.
Tim ini menyeleksi ide, memantau pelaksanaan, dan memastikan hasil inovasi sesuai kebutuhan masyarakat. - Integrasi menu inovasi dalam e-Perencanaan.
Dengan fitur tersebut, setiap ide OPD masuk dalam sistem perencanaan resmi pemerintah daerah. - Peluncuran sistem monitoring digital.
Sistem ini menampilkan progres inovasi secara real-time. Karena itu, publik dapat mengikuti perkembangan inovasi tanpa menunggu laporan tahunan. - Sosialisasi lintas OPD.
Bappelitbangda mengadakan forum berbagi pengalaman. Melalui forum tersebut, pegawai dapat meniru praktik baik dan mengembangkan ide baru.
Langkah tersebut menandai keseriusan pemerintah. Selain memperkuat kelembagaan, langkah itu juga meningkatkan koordinasi antar-OPD agar inovasi berjalan efektif.
Mendorong Birokrasi yang Adaptif
Eva menilai ASN perlu mengubah pola pikir agar lebih adaptif terhadap perubahan. Birokrasi modern menuntut kecepatan, kreativitas, dan keberanian untuk bereksperimen. Karena itu, pegawai harus melihat inovasi sebagai bagian dari tugas utama, bukan pekerjaan tambahan.
“Tujuan kami menjadikan inovasi sebagai budaya, bukan proyek jangka pendek,” kata Eva. “Kami ingin ASN berpikir terbuka, cepat merespons perubahan, dan terus mencari solusi terbaik bagi masyarakat.”
Selain memperkuat motivasi, pendekatan ini juga menciptakan rasa tanggung jawab yang lebih besar. ASN merasa memiliki peran langsung dalam perubahan birokrasi. Akibatnya, semangat kerja meningkat dan kualitas layanan publik ikut naik.
Kolaborasi Multipihak untuk Dampak Lebih Luas
Bappelitbangda memahami bahwa inovasi membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Oleh karena itu, pemerintah mengembangkan pola kerja yang melibatkan empat elemen utama: akademisi, bisnis, komunitas, dan media.
- Akademisi menyediakan riset dan rekomendasi berbasis data.
- Dunia usaha memberikan dukungan teknologi serta pendanaan.
- Komunitas menjadi jembatan komunikasi dengan masyarakat.
- Media memperluas penyebaran informasi publik.
Dengan sinergi tersebut, pemerintah mempercepat proses inovasi dan memperluas dampaknya. Kolaborasi ini juga menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah karena setiap pihak berkontribusi secara terbuka.
Apresiasi dan Dukungan dari Pimpinan
Kepala Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, Dangi, SSi MSc MT, mengapresiasi gagasan Pagu Inovasi Daerah. Ia melihat inisiatif ini sejalan dengan arah pembangunan daerah. “Pagu Inovasi Daerah menjadi langkah strategis yang menyiapkan birokrasi Cirebon untuk bersaing di era digital,” ungkapnya.
Selain itu, Dangi menilai program ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal. Menurutnya, inovasi tidak hanya memperbaiki birokrasi, tetapi juga membuka peluang bagi sektor ekonomi baru. Ia menambahkan, “Kami menempatkan inovasi sebagai motor pembangunan daerah sekaligus kunci peningkatan pelayanan publik.”
Melalui dukungan pimpinan tersebut, Bappelitbangda semakin fokus melaksanakan setiap tahap program. Setiap OPD kini berlomba menyiapkan ide terbaik untuk masuk dalam daftar inovasi daerah.
Transformasi Menuju Birokrasi Modern
Kabupaten Cirebon terus bertransformasi menjadi birokrasi modern. Pemerintah tidak lagi mengandalkan pola lama yang lambat dan administratif. Sebaliknya, setiap kebijakan lahir dari hasil riset, kolaborasi, dan teknologi digital.
Transformasi ini meliputi:
- Digitalisasi perencanaan dan pelaporan.
Melalui sistem e-Perencanaan, pemerintah dapat menelusuri ide dan capaian inovasi secara terukur. - Transparansi anggaran inovasi.
Masyarakat memperoleh akses terhadap informasi dana inovasi secara terbuka. - Penguatan kapasitas SDM.
Pemerintah menggelar pelatihan berkelanjutan agar pegawai lebih kreatif dan solutif.
Dengan transformasi tersebut, birokrasi Kabupaten Cirebon semakin efisien dan berorientasi pada hasil.
Meningkatkan Daya Saing Daerah
Kabupaten Cirebon berupaya meningkatkan daya saing melalui inovasi yang berdampak langsung. Eva menjelaskan bahwa inovasi mampu meningkatkan efisiensi kerja sekaligus menghemat anggaran. “Setiap ide kreatif yang berjalan baik dapat menekan biaya dan mempercepat waktu layanan,” ujarnya.
Sebagai contoh, beberapa OPD mulai mengembangkan aplikasi digital untuk pelayanan terpadu. Melalui aplikasi tersebut, masyarakat dapat mengurus berbagai perizinan tanpa harus datang langsung. Akibatnya, proses lebih cepat dan lebih transparan.
Selain mempercepat layanan, inovasi juga menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Masyarakat menilai pemerintah bekerja dengan cara yang lebih terbuka dan profesional.
Perubahan Pola Pikir ASN
Reformasi birokrasi tidak akan berhasil tanpa perubahan pola pikir. Karena itu, Bappelitbangda terus menanamkan nilai kreatif dan kolaboratif melalui pelatihan internal. ASN harus berani mencoba ide baru dan tidak takut gagal.
Eva menegaskan, “Kami ingin ASN berorientasi pada solusi, bukan sekadar prosedur.” Melalui Pagu Inovasi Daerah, setiap pegawai memperoleh kesempatan untuk berkreasi dan melihat hasil nyata dari idenya.
Pendekatan ini menumbuhkan kebanggaan kerja. Pegawai tidak hanya melaksanakan tugas, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Cirebon Menuju Daerah Sangat Inovatif
Pagu Inovasi Daerah menargetkan status “Sangat Inovatif” untuk Kabupaten Cirebon. Pemerintah menyiapkan indikator pengukuran yang jelas, mulai dari jumlah inovasi yang berjalan, tingkat keterlibatan masyarakat, hingga dampaknya terhadap layanan publik.
Bappelitbangda memantau setiap program inovasi melalui sistem digital. Dengan demikian, pimpinan daerah dapat melihat capaian secara real time. Transparansi ini memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Selain itu, masyarakat dapat ikut menilai hasil inovasi. Melalui mekanisme ini, pemerintah memperoleh umpan balik langsung dari warga sebagai bahan perbaikan berkelanjutan.
Dukungan untuk Reformasi Birokrasi Berkelanjutan
Pagu Inovasi Daerah memperkuat misi Bupati Cirebon untuk menciptakan pelayanan publik yang profesional, transparan, dan inovatif. Pemerintah menempatkan inovasi sebagai strategi utama reformasi birokrasi.
Bappelitbangda memastikan bahwa setiap kebijakan pembangunan berasal dari riset, data, dan evaluasi lapangan. Oleh karena itu, program ini tidak berhenti di ide, tetapi terus berjalan secara sistematis.
Melalui langkah ini, Kabupaten Cirebon menempatkan diri sebagai daerah yang berorientasi hasil dan terbuka terhadap perubahan.
Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Pemerintah berharap program ini menciptakan dampak berkelanjutan bagi birokrasi dan masyarakat.
- Birokrasi kreatif dan produktif.
ASN terus menghasilkan solusi nyata untuk tantangan publik. - Partisipasi masyarakat meningkat.
Warga ikut memberikan masukan serta ide baru. - Kolaborasi lintas sektor menguat.
Pemerintah, dunia usaha, dan komunitas bekerja dalam satu visi. - Pelayanan publik meningkat.
Proses layanan menjadi lebih cepat dan efisien. - Citra positif pemerintah terbentuk.
Kabupaten Cirebon menjadi contoh praktik baik penguatan inovasi di tingkat daerah.
Dengan dampak tersebut, pemerintah yakin inovasi dapat menjadi motor utama pembangunan daerah.
Menutup dengan Komitmen Kolaboratif
Kabupaten Cirebon terus melangkah dengan semangat kolaborasi dan inovasi. Eva mengajak seluruh ASN untuk aktif menciptakan perubahan. “Kami tidak ingin berhenti pada satu proyek. Kami ingin menjadikan inovasi sebagai napas kerja birokrasi Cirebon,” ujarnya.
Melalui kerja bersama, Kabupaten Cirebon mampu menciptakan birokrasi yang kreatif, efisien, dan berorientasi hasil. Setiap ide membawa harapan, dan setiap langkah menghasilkan perubahan nyata.
Kesimpulan
Program Pagu Inovasi Daerah menjadi simbol tekad Kabupaten Cirebon untuk membangun birokrasi kreatif, transparan, dan berkelanjutan. Bappelitbangda melalui kepemimpinan Eva Musyaerofah menegaskan komitmen tersebut melalui strategi yang jelas dan terukur.
Dukungan Kepala Bappelitbangda, Dangi, semakin memperkuat arah kebijakan daerah. Dengan kerja sama lintas sektor dan semangat kolaboratif, Kabupaten Cirebon melangkah menuju masa depan birokrasi yang inovatif dan melayani sepenuh hati.
JANGAN LEWATKAN !! : Fun Run Ramayana Pace 2025 di Cirebon
BACA JUGA : Bupati Lucky Tegas Soal Kekerasan Terhadap Dokter di Anjatan
BACA JUGA : Pemkab Cirebon Perketat Verifikasi Penerima Bansos


















