CirebonShare.com – Karawang, 13 Oktober 2025 – Pembunuhan karyawati minimarket mengguncang warga Karawang dan sekitarnya. Seorang perempuan muda bernama Dina Oktaviani (21) kehilangan nyawanya secara tragis. Dina bekerja di sebuah minimarket yang berlokasi di Rest Area KM 72 Tol Cipularang, Purwakarta. Tragedi yang menimpanya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan kerjanya.
Penemuan Jasad di Sungai Citarum
Selasa pagi, 7 Oktober 2025, warga Dusun Munjul Kaler, Desa Curug, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, menemukan sesosok jasad perempuan di tepian Sungai Citarum. Tubuh korban tergeletak dengan kondisi mengenaskan. Warga yang sedang memancing segera melapor ke aparat desa, dan laporan tersebut diteruskan ke Polsek Klari serta Polres Karawang.
Polisi tiba di lokasi dan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Petugas mengamankan lokasi, memeriksa kondisi jasad, serta mengumpulkan sejumlah barang bukti di sekitar sungai. Berdasarkan pemeriksaan awal, polisi menemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Fakta tersebut menguatkan dugaan bahwa perempuan tersebut menjadi korban pembunuhan.
Polisi kemudian membawa jasad ke rumah sakit untuk proses autopsi. Langkah itu penting untuk memastikan penyebab kematian dan membantu penyidik mengungkap pelaku di balik peristiwa mengenaskan ini.
Identitas Korban Terungkap
Beberapa jam setelah pemeriksaan awal, identitas korban berhasil terungkap. Korban bernama Dina Oktaviani, warga Kabupaten Purwakarta, yang bekerja sebagai karyawati minimarket di Rest Area KM 72 Tol Cipularang. Kabar duka tersebut segera menyebar di lingkungan tempat kerja korban. Rekan-rekan kerja Dina mengaku terkejut dan sedih atas kepergiannya.
Salah satu rekan kerja Dina menyampaikan kesaksiannya. “Dina terakhir terlihat pada Minggu malam. Setelah itu dia tidak masuk kerja lagi. Kami mencoba menghubungi ponselnya, tetapi tidak aktif,” ujarnya saat dimintai keterangan polisi.
Dina dikenal sebagai karyawati yang rajin dan jarang absen. Rekan-rekannya menyebut dia sosok yang sopan dan mudah bergaul. Kehilangannya meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang yang mengenalnya.
Penangkapan Rekan Kerja Sebagai Tersangka
Setelah melakukan penyelidikan mendalam, polisi akhirnya menangkap Heryanto (29), rekan kerja Dina, sebagai tersangka utama. Penangkapan berlangsung pada Kamis, 9 Oktober 2025, di tempat kerja tersangka di kawasan Purwakarta. Polisi tidak menemukan perlawanan berarti saat melakukan penangkapan.
Kasi Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi, membenarkan informasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa tersangka Heryanto sudah menjalani pemeriksaan intensif. “Penyidik mengamankan Heryanto untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dia rekan kerja korban. Kami terus mendalami keterangannya dan mengumpulkan bukti tambahan,” ujar Enjang.
Tim penyidik menelusuri motif pembunuhan tersebut dengan cermat. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, pelaku diduga memiliki kedekatan pribadi dengan korban. Polisi masih mengumpulkan bukti digital berupa pesan dan rekaman CCTV di sekitar lokasi kerja.
Pemeriksaan Dua Warga Lain
Selain Heryanto, polisi juga memeriksa dua warga berinisial R dan O. Keduanya sempat diamankan oleh Polres Karawang sebelum diserahkan ke Polres Purwakarta. Polisi menduga keduanya mengetahui peristiwa pembunuhan karyawati minimarket tersebut.
AKP Enjang Sukandi menjelaskan perkembangan pemeriksaan. “Kami memeriksa dua orang saksi tambahan. Mereka membantu penyidik mengurai peristiwa yang terjadi malam itu. Penyidik mendalami hubungan mereka dengan tersangka dan korban,” ujarnya.
Polisi belum menetapkan status tersangka terhadap R dan O. Pemeriksaan masih berfokus pada peran mereka dalam peristiwa tersebut. Jika terbukti terlibat, status keduanya bisa berubah sesuai hasil penyidikan.
Kronologi Kejadian Versi Penyelidikan
Penyelidikan sementara menunjukkan bahwa Dina meninggalkan tempat kerja pada Minggu malam. Ia sempat terlihat berbicara dengan Heryanto di sekitar area parkir minimarket. Setelah itu, keberadaannya tidak diketahui lagi. Polisi menelusuri jejak komunikasi keduanya melalui ponsel dan media sosial.
Hasil pemeriksaan forensik menunjukkan bahwa korban meninggal dunia sebelum jasadnya dibuang ke sungai. Luka di bagian kepala dan leher menunjukkan adanya kekerasan benda tumpul. Polisi menduga pelaku memukul korban hingga tewas, lalu membuang jasadnya ke Sungai Citarum untuk menghilangkan jejak.
Seorang sumber di kepolisian menyebutkan bahwa pelaku mengenal lokasi pembuangan dengan baik. “Pelaku berasal dari daerah sekitar Karawang, jadi dia tahu jalur menuju sungai dan memilih waktu malam untuk menghindari saksi,” ujarnya.
Penyidikan Terus Berlanjut
AKP Enjang Sukandi menegaskan bahwa penyidikan berjalan secara intensif. Polisi memeriksa berbagai kemungkinan motif di balik pembunuhan karyawati minimarket tersebut. “Kami terus bekerja untuk memastikan semua fakta terungkap. Kami memeriksa alat komunikasi korban dan tersangka serta hasil autopsi lengkap,” jelasnya.
Menurut Enjang, koordinasi antara Polres Purwakarta dan Polres Karawang berjalan lancar. Kedua kepolisian saling bertukar informasi dan bukti karena lokasi kerja korban berada di wilayah hukum Purwakarta, sedangkan tempat penemuan jasad berada di Karawang.
Ia menegaskan bahwa penyidik tidak akan berhenti sebelum seluruh pelaku tertangkap. “Kami berkomitmen menuntaskan kasus ini. Tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan terhadap perempuan,” tambahnya.
Reaksi Keluarga Korban
Suasana duka menyelimuti rumah keluarga korban di Purwakarta. Keluarga besar Dina masih tidak percaya atas tragedi yang menimpa putri mereka. Ayah korban, Sutarman (52), mengungkapkan kesedihan mendalam. “Dina anak yang baik dan patuh. Kami tidak pernah menyangka dia meninggal dengan cara seperti ini,” ucapnya.
Tetangga korban juga ikut berduka. Mereka mengenang Dina sebagai pribadi ramah dan sopan. Beberapa warga menggelar doa bersama untuk almarhumah di rumah duka. “Kami semua merasa kehilangan. Semoga pelaku mendapatkan hukuman setimpal,” kata salah satu tetangga.
Suara Warga dan Rekan Kerja
Kasus pembunuhan karyawati minimarket ini menimbulkan ketakutan di kalangan pekerja minimarket dan masyarakat sekitar rest area. Banyak pekerja perempuan mengaku merasa khawatir saat harus bekerja hingga malam. Mereka berharap manajemen perusahaan memperketat sistem keamanan.
Salah seorang rekan kerja Dina menyampaikan harapannya. “Kami berharap manajemen memasang CCTV di area luar dan menyediakan pengamanan tambahan, terutama bagi karyawan yang pulang malam,” katanya.
Masyarakat juga mendesak aparat penegak hukum memperketat patroli di jalur tol dan rest area. Permintaan itu muncul karena beberapa kasus kriminal terjadi di wilayah yang sama dalam beberapa bulan terakhir.
Data Kejahatan di Karawang dan Purwakarta
Berdasarkan data dari Polres Karawang, wilayah tersebut mencatat sedikitnya tiga kasus pembunuhan selama tahun 2025. Dua di antaranya melibatkan korban perempuan. Sementara di Purwakarta, kepolisian mencatat peningkatan kasus kekerasan berbasis relasi personal, termasuk penganiayaan dan pengancaman.
Ahli kriminologi dari Universitas Swadaya Gunung Jati, Dr. Wahyu Setiabudi, menilai bahwa faktor tekanan sosial dan masalah ekonomi sering menjadi pemicu tindakan kekerasan. “Pelaku kejahatan sering merasa terdesak oleh situasi ekonomi, kemudian melampiaskannya dengan kekerasan terhadap orang yang lebih lemah,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya peran perusahaan dalam memberikan dukungan psikologis kepada karyawan. “Lingkungan kerja yang sehat membantu mencegah konflik internal,” katanya.
Upaya Pencegahan dan Respons Kepolisian
Polres Purwakarta dan Polres Karawang meningkatkan patroli di area publik, termasuk rest area tol, minimarket 24 jam, dan jalan sepi. Polisi juga menggandeng pemerintah daerah untuk memperluas penerangan di jalur-jalur rawan. Langkah ini bertujuan mencegah kejadian serupa terulang.
AKP Enjang Sukandi menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada penyidikan kasus Dina, tetapi juga pada upaya pencegahan. “Kami memperbanyak patroli malam dan bekerja sama dengan pihak swasta agar setiap titik rest area memiliki petugas keamanan yang memadai,” ujarnya.
Dukungan Psikologis untuk Rekan Kerja
Manajemen minimarket tempat korban bekerja memberikan dukungan psikologis bagi para karyawan. Mereka menyediakan sesi konseling untuk membantu karyawan mengatasi trauma. Pihak perusahaan juga berjanji memperketat pengawasan di seluruh cabang agar karyawan merasa aman.
Seorang supervisor menjelaskan langkah tersebut. “Kami ingin memastikan semua karyawan merasa aman bekerja. Kami sudah memasang CCTV tambahan dan menyediakan transportasi malam bagi karyawan perempuan,” katanya.
Harapan Keadilan
Keluarga korban berharap proses hukum berjalan adil dan transparan. Mereka ingin pelaku menerima hukuman setimpal. Ayah korban menegaskan bahwa keluarganya mempercayakan kasus ini kepada kepolisian. “Kami percaya polisi mampu menegakkan keadilan. Kami hanya ingin kejelasan dan keadilan bagi anak kami,” katanya.
Kasus pembunuhan karyawati minimarket ini meninggalkan pesan penting tentang perlindungan pekerja perempuan, terutama yang bekerja di jam malam. Masyarakat berharap semua pihak meningkatkan kewaspadaan dan empati terhadap keselamatan pekerja.
Penutup
Kasus pembunuhan karyawati minimarket di Karawang menjadi cermin bahwa kekerasan terhadap perempuan masih membutuhkan perhatian serius. Polisi terus mengembangkan penyidikan dan mengumpulkan bukti tambahan. Masyarakat menunggu hasil akhir penyelidikan yang bisa memberikan keadilan bagi korban dan keluarga.
Tragedi ini mengingatkan pentingnya keamanan di tempat kerja dan rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga keselamatan satu sama lain. Pembunuhan terhadap Dina Oktaviani meninggalkan luka mendalam, tetapi juga menjadi pengingat bahwa setiap nyawa berhak mendapatkan perlindungan dan keadilan.
BACA JUGA : Modus Perak Antam Cirebon, Selebgram Mundu Ditangkap
BACA JUGA : Kasus Gedung Setda Cirebon, Kejaksaan Periksa Tiga Tokoh


















