CirebonShare.com – CIREBON, 11 Juli 2025 — Kabar duka datang dari Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Tasmi (50) meninggal dunia di Malaysia setelah bertahun-tahun bekerja sebagai cleaning service. Keluarga berharap Presiden RI Prabowo Subianto dan pemerintah pusat bisa membantu proses pemulangan jenazah TKW tersebut ke tanah air.
“Saya benar-benar tidak sanggup mengurus proses ini sendiri. Saya mohon bantuan pemerintah, khususnya Pak Presiden, agar kakak saya bisa dimakamkan secara layak di Cirebon,” ucap Apandi, adik almarhumah dengan mata berkaca-kaca.
Meninggal di Kuala Lumpur Setelah Sakit
Tasmi menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu, 9 Juli 2025. Ia meninggal dunia di sebuah rumah kos di Malaysia, dan kemudian jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Kuala Lumpur. Menurut informasi yang diterima keluarga, almarhumah menderita diabetes dan sempat mengeluh sakit pada bagian kaki sebelum meninggal.
“Minggu lalu, kakak saya sempat bilang ingin pulang karena merasa tidak sehat. Tapi keinginan itu tidak bisa terlaksana karena keterbatasan biaya,” tutur Apandi.
Almarhumah diketahui sudah 12 tahun merantau ke Malaysia sejak tahun 2013, dan selama itu tidak pernah pulang ke Cirebon. Kontak dengan keluarga juga sangat jarang karena keterbatasan ekonomi.
Harapan Terakhir yang Tak Tercapai
Menurut Apandi, kakaknya sempat menyampaikan niat untuk pulang kampung. Namun, kondisi keuangan membuat keinginan itu hanya jadi harapan. Kini, jenazah Tasmi masih berada di rumah sakit di Kuala Lumpur dan menunggu proses pemulangan.
“Kata teman-temannya, kakak saya meninggal di kos. Jenazahnya kemudian dibawa ke rumah sakit. Tapi hingga sekarang masih di sana,” jelasnya.
Situasi ini membuat keluarga sangat terpukul. Apandi, sebagai satu-satunya saudara yang tersisa, merasa kewalahan untuk mengurus segala keperluan administratif dan biaya repatriasi jenazah dari luar negeri.
Memohon Bantuan Presiden Prabowo Subianto
Dalam kondisi serba terbatas, keluarga berharap adanya bantuan langsung dari Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk membantu memulangkan jenazah Tasmi. Biaya pemulangan dari Malaysia ke Indonesia diperkirakan cukup besar dan di luar kemampuan keluarga.
“Kami tidak punya siapa-siapa lagi. Hanya saya sendiri. Kakak saya Tasmi adalah saudara terakhir saya yang masih hidup,” ujar Apandi.
Permohonan bantuan ini disampaikan langsung oleh Apandi di rumah duka di kawasan Sunyaragi, Cirebon. Ia juga berharap pihak Kementerian Luar Negeri, KBRI di Malaysia, dan instansi terkait dapat segera menindaklanjuti permohonan ini.
TKW Sering Tak Terdeteksi Negara
Kisah Tasmi mencerminkan problem mendasar yang dihadapi banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya yang bekerja di sektor informal. Banyak di antaranya yang berangkat tanpa perlindungan hukum memadai, dan bekerja dalam kondisi serba terbatas, baik dari segi kesehatan, kesejahteraan, maupun komunikasi dengan keluarga.
Di sisi lain, minimnya edukasi dan akses informasi membuat banyak keluarga PMI tidak mengetahui prosedur pemulangan jenazah jika terjadi musibah di luar negeri.
Pemerintah Didorong Tanggap
Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Cirebon, Dr. Hendra Wijaya, menyebutkan bahwa negara harus hadir secara aktif dalam setiap kasus meninggalnya PMI.
“Negara punya kewajiban melindungi warganya. Apalagi jika mereka sudah puluhan tahun mengabdi di luar negeri dan meninggal dalam kondisi menyedihkan,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya peran aktif BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia), KBRI, serta pemerintah daerah dalam membantu proses repatriasi PMI yang meninggal dunia.
Prosedur Pemulangan Jenazah TKW
Pemulangan jenazah TKW dari luar negeri bukan hal mudah. Selain harus melewati prosedur ketat, seperti verifikasi identitas dan penyebab kematian, keluarga juga harus menanggung biaya cukup besar untuk pengurusan dokumen, transportasi jenazah, dan pemakaman.
“Kami tidak tahu harus mulai dari mana. Semua biaya ini sangat besar. Kami mohon bantuan dari pemerintah,” tambah Apandi lirih.
Dalam kondisi seperti ini, biasanya pemerintah Indonesia melalui KBRI dan BP2MI dapat memberikan bantuan, terutama jika PMI tersebut tercatat resmi. Namun, kasus Tasmi belum diketahui apakah ia tercatat sebagai TKW legal atau tidak.
Dukungan dari Warga Sekitar
Kabar meninggalnya Tasmi juga mengundang simpati warga Kelurahan Sunyaragi. Banyak warga yang datang ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa dan menyumbang sekadarnya untuk membantu keluarga.
“Kami sangat sedih. Beliau orang baik, selalu kirim uang walau tak seberapa. Kami semua berharap beliau bisa segera dipulangkan dan dimakamkan di kampung halaman,” ujar seorang tetangga.
Harapan Agar Tidak Ada Lagi Tasmi Berikutnya
Kisah ini menjadi cerminan dari banyaknya TKW dan PMI yang bernasib serupa. Mereka bekerja keras di luar negeri demi keluarga, namun ketika meninggal dunia, sering kali proses pemulangannya menjadi masalah besar.
“Semoga ini menjadi perhatian semua pihak. Jangan sampai ada lagi Tasmi-Tasmi lain yang meninggal tanpa kejelasan dan tanpa negara hadir di sisinya,” ungkap warga lainnya.
Pemerintah diharapkan dapat mempercepat proses pemulangan jenazah dan memberikan bantuan konkret kepada keluarga yang sedang berduka.
Penutup
Kisah Tasmi adalah potret duka dari ribuan Pekerja Migran Indonesia yang berjuang di negeri orang demi keluarga. Saat meninggal pun, mereka masih menunggu uluran tangan negara untuk kembali ke tanah air. Semoga perhatian Presiden dan instansi terkait segera hadir agar almarhumah Tasmi bisa dipulangkan dan dimakamkan secara layak di Kota Cirebon.
