CirebonShare.com – Indramayu, 4 Agustus 2025 – Warga Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat pria yang mengambang di aliran Sungai Cipelang. Pria tersebut diketahui bernama Wamin, warga Desa Bangkaloa Ilir, Kecamatan Widasari. Sebelumnya, ia dilaporkan hilang selama satu hari setelah diketahui mandi pagi di sungai.
Peristiwa ini sontak menjadi perhatian warga sekitar. Sejumlah pihak, mulai dari aparat kepolisian, perangkat desa, hingga warga sekitar, ikut serta dalam proses pencarian dan evakuasi korban. Kejadian ini mengundang keprihatinan mendalam, terlebih karena korban dikenal sebagai warga yang memiliki kondisi keterbelakangan mental.
Kronologi Penemuan Mayat di Sungai Cipelang
Kapolsek Widasari, AKP Suprapto, menjelaskan bahwa pihaknya mendapat laporan dari warga mengenai adanya orang hilang yang terakhir terlihat mandi di Sungai Cipelang. Informasi tersebut langsung ditindaklanjuti dengan mendatangi lokasi bersama tim gabungan.
“Saat kami sampai, warga sudah mulai melakukan pencarian secara manual. Kami bantu koordinasi dengan perangkat desa dan warga untuk menyisir sepanjang aliran sungai,” ujar Suprapto.
Pencarian dilakukan dengan menyisir tanggul dan area sekitar sungai. Sekitar pukul 09.45 WIB, tubuh korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Lokasi penemuan berada di wilayah Desa Rambatan Kulon, sekitar beberapa ratus meter dari titik terakhir korban terlihat.
“Korban ditemukan mengambang di sungai, dan langsung dievakuasi ke lokasi aman untuk proses identifikasi,” imbuhnya.
Identitas dan Kondisi Korban
Korban diketahui bernama Wamin, berusia 43 tahun. Ia merupakan warga RT 04 RW 02, Desa Bangkaloa Ilir, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Berdasarkan keterangan pihak keluarga, Wamin memiliki kebiasaan mandi pagi di sungai. Selain itu, keluarga menyampaikan bahwa korban mengalami keterbelakangan mental sejak kecil.
Kondisi tersebut menjadi perhatian warga, karena kebiasaan mandi di sungai dinilai berisiko, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan secara mental. Meskipun selama ini kebiasaan tersebut tidak pernah menimbulkan masalah, kali ini justru berujung tragis.
Barang-barang pribadi milik korban seperti pakaian dan perlengkapan mandi ditemukan tertinggal di tanggul sungai. Hal ini menjadi petunjuk kuat bahwa korban memang berada di lokasi tersebut sebelum tenggelam.
Proses Evakuasi dan Pemeriksaan Awal
Setelah korban ditemukan, proses evakuasi dilakukan secara hati-hati. Jenazah dibawa ke tempat aman untuk kemudian dilakukan pemeriksaan awal oleh tim medis bersama Unit Inafis dari Polres Indramayu.
Kapolsek Widasari menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan atau bekas luka pada tubuh korban. Oleh karena itu, dugaan sementara adalah korban tenggelam saat mandi di sungai.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga juga menyatakan tidak perlu dilakukan autopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah,” terang AKP Suprapto.
Jenazah Wamin kemudian diserahkan kepada pihak keluarga dan dibawa ke rumah duka untuk segera dimakamkan secara layak. Pihak desa setempat turut membantu mengatur proses pemakaman dan memberikan dukungan moril kepada keluarga.
Reaksi Warga dan Pemerintah Desa
Peristiwa ini mengguncang warga sekitar. Banyak yang tidak menyangka bahwa kebiasaan korban mandi di sungai akan berujung pada kejadian tragis ini. Sebagian warga menyayangkan kurangnya pengawasan terhadap warga yang memiliki keterbatasan, terutama saat berada di area rawan seperti sungai.
Kuwu Desa Bangkaloa Ilir, saat dikonfirmasi oleh CirebonShare.com, menyampaikan keprihatinannya dan menyatakan akan mengevaluasi sistem pengawasan warga dengan kondisi khusus.
“Kami tentu sangat prihatin dan turut berduka. Kami akan mencoba membuat sistem pemantauan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Pemerintah desa juga berencana untuk mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga keselamatan diri di area berbahaya seperti sungai, terutama untuk warga dengan disabilitas atau gangguan mental.
Sungai Cipelang: Antara Manfaat dan Risiko
Sungai Cipelang dikenal sebagai salah satu sumber air yang masih dimanfaatkan oleh warga di berbagai desa sekitar Kecamatan Widasari dan Lohbener. Selain digunakan untuk mandi dan mencuci, beberapa warga bahkan masih mengandalkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun, di balik manfaat tersebut, Sungai Cipelang menyimpan risiko yang tidak bisa diabaikan. Debit air yang kadang meningkat secara tiba-tiba, dasar sungai yang licin dan curam, serta arus yang deras di titik-titik tertentu membuat sungai ini cukup berbahaya, terutama bagi mereka yang tidak mahir berenang atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Warga sekitar berharap agar pihak berwenang dapat memasang papan peringatan di titik-titik rawan serta memperketat pengawasan. Salah satu tokoh masyarakat di Desa Rambatan Kulon menyatakan bahwa ini bukan pertama kalinya terjadi insiden di Sungai Cipelang.
“Kami berharap ada perhatian lebih dari pemerintah. Sungai ini bukan hanya berkah, tapi bisa jadi bencana kalau tidak diatur dengan baik,” ungkapnya.
Upaya Pemerintah dalam Mitigasi Risiko
Menanggapi kejadian ini, pihak Kecamatan Widasari dan Kecamatan Lohbener berencana melakukan koordinasi lintas desa untuk memetakan area rawan di sepanjang Sungai Cipelang. Selain itu, program edukasi masyarakat tentang keselamatan sungai juga akan digencarkan.
Langkah-langkah konkret seperti pemasangan pagar pengaman, papan larangan mandi di titik rawan, serta pengaktifan pos jaga lingkungan di pagi hari menjadi salah satu solusi yang tengah dipertimbangkan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu juga menyatakan kesiapan untuk mendukung upaya pencegahan dengan menurunkan tim untuk survei lokasi dan mengedukasi masyarakat.
Penutup: Duka yang Menjadi Pengingat
Kematian Wamin bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya kepedulian terhadap sesama, terutama warga dengan kebutuhan khusus. Dalam masyarakat yang ideal, pengawasan dan perlindungan tidak hanya menjadi tugas keluarga, tapi juga menjadi bagian dari kepedulian bersama.
Peristiwa ini diharapkan bisa membuka mata banyak pihak untuk lebih waspada dan tanggap terhadap lingkungan sekitar. Tragedi yang menimpa Wamin semestinya tidak hanya menjadi catatan, tetapi juga mendorong perubahan agar peristiwa serupa tidak terulang.
Kesimpulan
Penemuan mayat di Sungai Cipelang pada Senin pagi menjadi sorotan warga Kabupaten Indramayu. Wamin, seorang pria berusia 43 tahun yang sempat hilang, ditemukan meninggal dunia setelah sehari sebelumnya pergi mandi di sungai. Dugaan sementara menyebutkan bahwa korban tenggelam, tanpa unsur kekerasan. Pihak keluarga menolak autopsi dan menganggap kejadian tersebut sebagai musibah.
Lebih dari sekadar peristiwa duka, kejadian ini seharusnya menjadi momentum evaluasi bagi masyarakat dan pemerintah. Keamanan di sekitar sungai, terutama untuk kelompok rentan, perlu mendapat perhatian khusus demi mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
BACA JUGA : Korban Terseret Ombak Pantai Ternyata Warga Cirebon
BACA JUGA : Gerak Cepat Dinsos Cirebon Bantu Mutmainnah Yatim Piatu

















