CirebonShare.com – Cirebon, 1 Agustus 2025 – Penertiban peminta minta di Makam Sunan Gunung Jati resmi dimulai sejak awal Agustus 2025. Kawasan wisata religi yang terletak di Kabupaten Cirebon ini kini menjadi fokus aparat gabungan, menyusul banyaknya laporan masyarakat terkait praktik pengemis berkedok kotak amal.
Pengemis yang memaksa kerap mengganggu kenyamanan peziarah dan wisatawan. Tak jarang, pengunjung merasa risih hingga enggan melanjutkan ibadah atau kegiatan spiritual mereka. Guna mengatasi persoalan tersebut, Satpol PP Kabupaten Cirebon bersama Polres Cirebon Kota mengambil langkah tegas.
Sebagai salah satu destinasi spiritual ternama, kawasan makam ini selama ini dikenal dengan nuansa religius dan sakral. Namun, praktik permintaan uang yang agresif di area suci tersebut menurunkan citra wisata religi sekaligus mengganggu ketertiban umum.
Kenyamanan Wisata Religi Jadi Prioritas
Penertiban ini tidak hanya berkaitan dengan ketertiban umum. Lebih dari itu, tujuannya adalah menjaga kesucian kawasan makam. Makam Sunan Gunung Jati merupakan salah satu destinasi utama bagi peziarah dari berbagai daerah.
Setiap tahun, ribuan orang datang untuk berdoa dan berziarah. Sayangnya, momen spiritual tersebut terganggu oleh praktik meminta secara agresif. Beberapa pengemis bahkan mengejar dan mengepung pengunjung.
Kondisi ini memicu keresahan yang berujung pada tindakan dari aparat.
Satpol PP dan Polisi Bertindak Bersama
Satpol PP Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan Polres Cirebon Kota. Petugas gabungan mulai melakukan penjagaan di titik-titik strategis. Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP, Soko Guruning Gemi, menyampaikan bahwa sebagian personel akan berjaga setiap hari.
“Sebagian anggota akan stand by di lokasi. Terkait dukungan dari kepolisian dan TNI, kami koordinasikan terlebih dahulu,” ujarnya.
Petugas difokuskan di pintu masuk dan area utama makam. Mereka akan mencegah pengemis masuk dan menindak pelanggaran secara langsung. Satpol PP juga memasang spanduk sebagai pemberitahuan larangan praktik mengemis di area makam.
Menjaga Citra Wisata Religi Cirebon
Soko menekankan pentingnya menjaga nama baik kawasan wisata religi ini. Menurutnya, pengemis yang memaksa telah merusak citra wisata religi Cirebon. Ia menambahkan, penertiban dilakukan agar pengunjung merasa aman dan tenang.
“Kami ingin pengunjung nyaman berada di sini. Jangan sampai nama baik kawasan ini rusak karena ulah pengemis,” katanya.
Untuk memperkuat upaya ini, pihak Satpol PP juga telah berkoordinasi dengan Keraton. Koordinasi ini penting karena kawasan makam masuk dalam wilayah adat dan budaya yang dilindungi.
Penertiban Berlanjut hingga Sebulan ke Depan
Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar menegaskan bahwa penertiban akan dilakukan selama satu bulan penuh. Operasi akan dievaluasi setiap minggunya.
“Kami sudah menertibkan peminta sadakoh yang meresahkan. Videonya sempat viral di media sosial. Penertiban akan kami lanjutkan sebulan ke depan,” ujarnya.
Menurut Kapolres, tujuan utama penertiban adalah menciptakan kenyamanan. Ia berharap pengunjung bisa kembali menikmati suasana spiritual tanpa gangguan.
Pengemis Tertangkap Tangan Saat Beraksi
Sebelumnya, petugas berhasil menangkap lima pengemis yang tertangkap tangan saat meminta uang secara paksa di area kompleks makam. Mereka membawa kotak amal dan memaksa pengunjung untuk memberi. Dalam penertiban peminta minta di Makam Sunan Gunung Jati ini, kelima pelaku langsung diamankan dan didata oleh petugas di lapangan.
Jika mereka kembali melakukan pelanggaran serupa, aparat akan menerapkan tindakan tegas sesuai peraturan yang berlaku. Selain itu, Satpol PP juga menyiapkan program pembinaan agar para pelanggar dapat diarahkan pada aktivitas yang lebih positif dan tidak kembali mengemis di kawasan wisata religi.
Larangan Memberi Uang kepada Pengemis
Selain penindakan, pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk tidak memberi uang kepada pengemis. Tindakan ini dianggap memperpanjang praktik tersebut. Sebaliknya, masyarakat diminta melapor jika melihat kejadian serupa.
Spanduk larangan yang terpasang menjadi pengingat penting. Petugas yang berjaga siap menerima laporan dari pengunjung.
Edukasi dan Solusi Jangka Panjang
Satpol PP menyatakan bahwa penertiban dilakukan dengan pendekatan manusiawi. Pemerintah akan mendata para pengemis dan mengarahkan mereka ke Dinas Sosial. Tujuannya adalah agar mereka mendapat pelatihan atau bantuan yang sesuai.
“Penertiban ini bukan bentuk kekerasan. Kami ingin mereka memiliki jalan hidup yang lebih baik,” ucap Soko.
Pemerintah juga akan menyusun program pemberdayaan agar mereka tidak kembali ke jalanan. Pendekatan ini diharapkan bisa menyentuh akar persoalan sosial yang mereka alami.
Harapan untuk Wisata Religi yang Lebih Baik
Masyarakat menyambut baik penertiban ini. Banyak yang berharap kawasan Makam Sunan Gunung Jati bisa kembali menjadi tempat yang sakral dan nyaman. Penataan yang lebih baik akan meningkatkan kualitas wisata religi.
Selain itu, peningkatan jumlah pengunjung akan berdampak positif bagi ekonomi warga sekitar. Pedagang, tukang parkir, dan jasa lokal lainnya bisa berkembang seiring pertumbuhan wisata.
Pemerintah daerah bersama aparat dan tokoh adat berkomitmen menjaga kehormatan kawasan tersebut. Makam Sunan Gunung Jati adalah simbol sejarah dan peradaban Islam di Cirebon yang harus dijaga bersama.
Penutup
Penertiban peminta minta di Makam Sunan Gunung Jati adalah langkah penting demi menciptakan wisata religi yang tertib dan nyaman. Kerja sama antara Polres Cirebon Kota, Satpol PP, dan pihak Keraton membuktikan adanya komitmen kuat untuk menjaga kawasan ini.
Masyarakat diimbau mendukung upaya ini dengan tidak memberikan uang kepada pengemis serta melaporkan praktik mengganggu lainnya. Langkah ke depan juga mencakup edukasi dan solusi jangka panjang agar permasalahan sosial dapat ditangani dari akarnya.
Dengan kesadaran bersama, Makam Sunan Gunung Jati bisa menjadi destinasi yang bersih, damai, dan penuh keberkahan bagi semua pengunjung.
BACA JUGA : PKL Bima Cirebon Mulai Ditertibkan Satpol PP
BACA JUGA : Kualitas Udara Kota Cirebon Dinyatakan Baik oleh DLH


















