CirebonShare.com – Majalengka, 19 September 2025 – Polisi menyalurkan bantuan sosial kepada penggali kubur di Majalengka dalam rangka memperingati Hari Keselamatan Lalu Lintas sekaligus HUT ke-70 Lalu Lintas Bhayangkara. Polres Majalengka menggelar kegiatan bakti sosial yang secara khusus menyasar profesi yang kerap luput dari perhatian, yakni para penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Martaguna, Kelurahan Tonjong, Kecamatan Majalengka.
Polres Majalengka menyerahkan 50 paket sembako secara langsung kepada para penggali kubur. Kasat Lantas Polres Majalengka, AKP Rudy Sudaryono, memimpin penyerahan bansos tersebut atas nama Kapolres Majalengka AKBP Willy Andrian. Dengan aksi ini, kepolisian berharap dapat meringankan beban para penggali makam yang sehari-harinya mengabdi dengan penuh ketulusan meski penghasilan mereka sering tidak menentu.
Makna di Balik Bantuan Sosial
Peringatan HUT Lalu Lintas Bhayangkara bukan hanya seremonial. Di Majalengka, momentum ini dijadikan sebagai sarana untuk memperkuat kepedulian sosial. Melalui bansos, Polres Majalengka menunjukkan bahwa tugas polisi tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga merangkul masyarakat, termasuk mereka yang sering terpinggirkan.
Menurut AKP Rudy, pilihan sasaran penerima bansos bukan kebetulan. Profesi penggali kubur memiliki nilai sosial dan spiritual yang besar. “Mereka mengabdikan diri dalam pekerjaan mulia, membantu masyarakat saat melepas anggota keluarganya ke peristirahatan terakhir. Kami ingin hadir memberikan perhatian,” jelasnya.
Isi Paket Bansos
Bantuan sosial yang disalurkan berisi kebutuhan pokok harian, di antaranya:
- Beras kualitas medium untuk konsumsi keluarga
- Minyak goreng untuk kebutuhan dapur
- Telur ayam sebagai sumber protein
- Mi instan sebagai makanan praktis
Meski sederhana, paket bantuan ini dianggap penting. Fluktuasi harga bahan pokok membuat banyak keluarga, termasuk penggali kubur, harus berhemat. Dengan adanya bantuan dari kepolisian, beban pengeluaran harian sedikit terkurangi.
Suara dari Para Penerima
Salah seorang penggali kubur di TPU Martaguna menyampaikan rasa syukur atas perhatian tersebut. “Kami tidak menyangka akan diperhatikan oleh polisi. Bagi kami, pekerjaan ini memang sederhana, tapi kami bangga bisa membantu masyarakat. Terima kasih atas bantuan ini,” ujarnya.
Ungkapan syukur ini menggambarkan betapa pentingnya kehadiran negara melalui aparat kepolisian dalam menjangkau lapisan masyarakat yang sering terlupakan. Bantuan sederhana bisa menjadi penguat semangat dalam menjalani profesi yang penuh makna.
Polisi Humanis dan Pesan Moral
Selain menyalurkan bantuan, Unit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Satlantas Polres Majalengka juga menyampaikan pesan moral. AKP Rudy menekankan bahwa profesi penggali kubur sejatinya adalah guru kehidupan.
“Mereka mengingatkan kita semua bahwa hidup di dunia ini sementara. Karena itu, mari kita berlomba dalam kebaikan sebagai bekal di kemudian hari,” tuturnya.
Pesan ini menunjukkan sisi humanis polisi, yang tidak hanya berbicara tentang aturan lalu lintas, tetapi juga menyampaikan nilai moral dan spiritual.
Peran Penggali Kubur dalam Kehidupan Sosial
Penggali kubur adalah profesi yang jarang disorot media. Namun, keberadaan mereka sangat vital. Mereka hadir ketika keluarga berduka membutuhkan jasa pemakaman. Tanpa mereka, proses penghormatan terakhir akan terhambat.
Dalam tradisi masyarakat Majalengka, penggali kubur sering bekerja siang dan malam tanpa mengenal waktu. Penghasilan mereka bergantung pada jumlah kematian yang terjadi, sehingga tidak bisa dipastikan secara tetap. Kondisi ini membuat mereka rentan secara ekonomi. Karena itu, bantuan sosial dari pihak kepolisian menjadi sangat berarti.
Tradisi Baksos Polri di HUT Lalu Lintas
Polres Majalengka bukan pertama kali mengadakan kegiatan sosial. Setiap tahun, HUT Lalu Lintas Bhayangkara selalu diwarnai dengan bakti sosial, donor darah, kampanye keselamatan, hingga santunan kepada anak yatim.
Namun, tahun ini menjadi berbeda karena menyasar profesi penggali kubur. Hal ini menunjukkan keberanian Polres Majalengka untuk meluaskan jangkauan kepedulian, tidak hanya pada kelompok yang biasa menerima bantuan, tetapi juga kepada profesi yang jarang mendapat sorotan.
Respon Masyarakat Majalengka
Kegiatan di TPU Martaguna disambut positif oleh masyarakat sekitar. Sejumlah warga menilai langkah polisi ini membawa suasana yang lebih hangat antara aparat dan masyarakat.
“Biasanya polisi identik dengan razia dan tilang. Tapi kali ini mereka datang untuk membantu, itu membuat kami merasa dekat dengan polisi,” ujar seorang warga Kelurahan Tonjong.
Respon positif ini bisa menjadi modal penting bagi Polres Majalengka untuk membangun kepercayaan publik.
Analisis Sosial: Simbol Empati dari Aparat
Dari perspektif sosial, bansos kepada penggali kubur membawa pesan yang lebih dalam. Kepolisian tidak hanya menjalankan tugas formal, tetapi juga menunjukkan empati. Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, tindakan ini menegaskan bahwa negara hadir di tengah rakyatnya.
Selain itu, kepedulian kepada profesi penggali kubur memberi pesan simbolis bahwa setiap pekerjaan, sekecil apapun, memiliki arti besar. Profesi ini sering tidak mendapat penghargaan yang layak, padahal perannya menyentuh aspek paling mendasar dalam kehidupan: kematian.
Nilai Religius di Balik Kegiatan
Dalam pandangan keagamaan, membantu penggali kubur juga memiliki makna spiritual. Mereka adalah orang-orang yang membantu masyarakat dalam menjalankan kewajiban terakhir terhadap jenazah. Dengan menghargai mereka, berarti juga menghargai tradisi dan ajaran agama tentang penghormatan terhadap kematian.
Pesan yang disampaikan Satlantas Polres Majalengka tentang pentingnya berlomba dalam kebaikan sejalan dengan nilai-nilai religius yang hidup di masyarakat.
Keberlanjutan Program Sosial
Harapan masyarakat, kegiatan ini tidak berhenti pada momen peringatan saja. Jika program bansos bisa berlanjut secara rutin, akan semakin banyak masyarakat kecil yang terbantu. Dengan begitu, hubungan polisi dan masyarakat semakin harmonis.
Keterlibatan Polri dalam kegiatan kemanusiaan seperti ini juga sejalan dengan semangat Polisi Presisi, yang berorientasi pada prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
Penutup: Empati yang Menguatkan Kepercayaan Publik
Peringatan HUT ke-70 Lalu Lintas Bhayangkara di Majalengka meninggalkan pesan penting. Penggali Kubur di Majalengka Dapat Bansos bukan hanya tentang bantuan sembako, melainkan simbol penghargaan terhadap profesi yang mulia.
Melalui kegiatan ini, Polres Majalengka berhasil menunjukkan wajah polisi yang humanis, dekat dengan masyarakat, dan mampu membangun empati. Langkah ini menjadi salah satu cara untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
BACA JUGA : Pembunuhan Berencana di Indramayu: Putri Apriyani Tewas
BACA JUGA : Korupsi Pajak APBDes di Cirebon Rp2,9 Miliar