CirebonShare.com – Cirebon, 7 Oktober 2025 – Pohon Tumbang Timpa Rumah di Cirebon.
Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Kabupaten Cirebon. Hujan deras disertai angin kencang mengguyur Kecamatan Beber sejak dini hari dan membuat warga Desa Sindangkasih terkejut. Sekitar pukul empat pagi, sebuah pohon petai setinggi lima belas meter roboh dan menimpa dua rumah warga di Dusun Sukahati. Peristiwa itu menimbulkan kepanikan di tengah derasnya hujan dan hembusan angin yang terus bertiup kencang.
Dua rumah milik Ono Sujarwono dan Arne di Dusun Sukahati, RT 03/04, Desa Sindangkasih, Kecamatan Beber, mengalami kerusakan di bagian atap serta pagar depan. Dahan dan batang pohon menghantam genting hingga pecah. Material pohon juga menimpa pagar hingga roboh sebagian.
Warga sekitar segera keluar rumah setelah mendengar suara pohon patah. Suara keras disertai pecahan genting membuat suasana dini hari berubah mencekam. Beberapa warga membawa senter dan berlarian ke arah sumber suara. Setelah memastikan tidak ada korban jiwa, warga mulai mengevakuasi dahan pohon dari atas rumah.
Evakuasi Cepat di Tengah Gelap dan Hujan
Warga bersama Pemerintah Desa Sindangkasih mengevakuasi pohon petai dengan alat seadanya. Mereka memotong batang menggunakan gergaji mesin dan parang. Meski hujan belum sepenuhnya reda, semangat warga untuk membantu tetap tinggi.
“Warga langsung bergerak setelah Subuh. Kami potong batang pohon supaya rumah bisa segera dibersihkan,” ujar Ixa, warga yang ikut membantu proses evakuasi.
Ixa menuturkan bahwa gotong royong warga berjalan cepat karena koordinasi yang baik. Warga laki-laki fokus memotong batang pohon, sementara ibu-ibu menyiapkan air minum serta makanan ringan bagi para relawan. Pemerintah desa juga mengirim petugas untuk membantu proses pembersihan.
Pada pagi hari, rumah milik Ono dan Arne sudah terlihat lebih rapi. Puing genting dan batang pohon terkumpul di tepi jalan. Meski demikian, kerusakan cukup jelas terlihat pada bagian atap rumah. Warga memperkirakan kerugian mencapai sekitar Rp5 juta.
Kepala Dusun Sukahati memastikan warga terdampak menerima bantuan sementara berupa material bangunan ringan agar rumah tetap bisa ditempati. Pemerintah desa juga menyalurkan terpal sebagai pelindung sementara dari hujan.
Langkah Pemerintah Desa
Pemerintah Desa Sindangkasih mencatat kejadian ini dalam laporan resmi. Perangkat desa langsung mendatangi rumah korban dan melakukan pendataan. Kepala Dusun Sukahati mengoordinasikan musyawarah bersama pemilik pohon serta korban terdampak.
“Kami mengajak semua pihak bermusyawarah secara kekeluargaan. Tujuannya agar tidak ada kesalahpahaman antarwarga,” ujarnya.
Musyawarah di kantor desa akan membahas bantuan renovasi dari pemilik pohon kepada dua warga terdampak. Warga berharap penyelesaian berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik.
“Ini musibah, tapi kami ingin semua pihak saling membantu. Tidak perlu saling menyalahkan,” kata Ixa, mewakili warga setempat.
Kepala Desa Sindangkasih juga berencana mengajukan bantuan darurat ke dinas sosial. Pemerintah desa ingin membantu perbaikan ringan agar warga bisa menempati rumah kembali tanpa rasa khawatir.
Cuaca Ekstrem Mengintai Cirebon
Kejadian pohon tumbang timpa rumah di Cirebon memperlihatkan dampak nyata dari cuaca ekstrem yang melanda wilayah Ciayumajakuning. Sejak akhir September, hujan disertai angin kencang sering melanda berbagai daerah di sekitar Cirebon.
Pada 29 September 2025, pohon besar jenis Angsana tumbang di Desa Cikaduwetan, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan. Batang pohon menutup jalan provinsi penghubung Luragung–Cibingbin selama beberapa jam. Petugas dan warga bergotong royong membersihkan jalan agar kendaraan bisa melintas kembali.
Di tempat lain, pohon Arbise menimpa rumah milik Ibu Misnah (70). Atap rumah berukuran 6 x 7 meter hancur tertimpa batang utama pohon. Keluarga korban memilih tinggal sementara di rumah anaknya karena rumah belum bisa ditempati.
Sementara itu, di wilayah kota Kuningan, dua pohon Angsana tumbang di Jalan Sudirman dan Jalan Ir. H. Juanda. Peristiwa ini menimbulkan kemacetan cukup panjang hingga sore hari. Di Kelurahan Cijoho, sebuah pohon Petai menimpa gazebo di taman warga dan menyebabkan kerusakan ringan.
Aksi Cepat BPBD dan Aparat
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan bersama aparat kepolisian dan TNI bergerak cepat ke lokasi kejadian. Petugas membawa gergaji mesin dan tali pengaman untuk menyingkirkan batang pohon. Sekitar pukul 16.30 WIB, jalan Luragung–Cibingbin sudah kembali bisa dilalui kendaraan. Jalur kota kembali normal sekitar pukul 17.30 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, mengingatkan masyarakat agar tetap siaga menghadapi cuaca yang tidak menentu.
“Keselamatan selalu jadi prioritas. Jika hujan dan angin mulai kencang, lebih baik berteduh dan jauhi area dekat pohon besar,” pesannya.
BPBD juga mengimbau warga agar memangkas cabang pohon yang tumbuh terlalu tinggi di sekitar permukiman. Langkah kecil seperti itu mampu mengurangi risiko pohon tumbang saat angin kencang datang.
Petugas BPBD juga berencana memetakan titik rawan di sekitar Kecamatan Beber dan Luragung agar evakuasi di masa mendatang bisa berjalan lebih cepat.
Fenomena Alam dan Perubahan Musim
BMKG Cirebon mencatat pola angin di wilayah pantura Jawa Barat mulai tidak stabil sejak akhir September. Udara dingin dari selatan bertemu massa udara lembab dari utara, menciptakan potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang. Fenomena ini menandai peralihan dari musim kemarau menuju penghujan.
BMKG juga memprediksi curah hujan meningkat hingga 40 persen di beberapa wilayah termasuk Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Kondisi tersebut meningkatkan risiko bencana seperti pohon tumbang, tanah longsor, dan genangan air di kawasan dataran rendah.
Petugas BMKG mengimbau warga agar tidak berteduh di bawah pohon besar saat hujan. Masyarakat juga perlu memeriksa kondisi pepohonan di sekitar rumah. Bila pohon tampak miring, berongga, atau lapuk, warga harus segera memangkasnya.
Kepala Seksi Data BMKG Cirebon menjelaskan bahwa perubahan suhu permukaan laut di utara Jawa juga berpengaruh pada intensitas hujan. Semakin hangat permukaan laut, semakin tinggi potensi hujan disertai angin.
Gerakan Gotong Royong di Sindangkasih
Setelah kejadian pohon tumbang timpa rumah di Cirebon, warga Desa Sindangkasih menggelar aksi gotong royong. Mereka menebang beberapa pohon besar di sekitar jalan dan rumah warga. Kepala Desa menugaskan perangkat desa untuk mendata titik rawan agar tidak terjadi musibah serupa.
“Kami ingin lingkungan aman. Semua warga ikut turun tangan,” katanya.
Dalam kegiatan itu, warga menggunakan peralatan sederhana. Beberapa membawa gergaji, sebagian membawa tali dan tangga bambu. Anak muda ikut membantu membersihkan ranting dan daun. Suasana gotong royong berjalan hangat dan penuh kebersamaan.
Selain pemangkasan pohon, warga juga membersihkan saluran air agar tidak tersumbat. Kepala desa menilai langkah ini penting untuk mencegah banjir kecil saat hujan deras.
Dukungan Sosial dan Kepedulian Warga
Dua keluarga korban menerima banyak dukungan dari tetangga. Warga datang membawa bahan makanan dan membantu memperbaiki bagian rumah yang rusak. Arne, salah satu korban, mengungkapkan rasa syukur atas kepedulian masyarakat.
“Saya tidak menyangka banyak yang datang membantu. Terima kasih untuk semua tetangga dan perangkat desa,” katanya sambil tersenyum.
Solidaritas warga menjadi penguat semangat korban. Meski mengalami kerugian, mereka merasa beruntung karena tidak ada korban jiwa. Pemerintah desa juga berencana menyalurkan bantuan material seperti genting dan kayu agar proses perbaikan berjalan cepat.
Imbauan dari BPBD Cirebon
Menanggapi kejadian ini, BPBD Kabupaten Cirebon mengeluarkan imbauan resmi kepada masyarakat. Petugas meminta warga tetap siaga menghadapi cuaca ekstrem. Setiap laporan pohon miring atau lapuk segera dikirim ke aparat desa agar diteruskan ke BPBD.
“Langkah pencegahan lebih baik daripada penyesalan. Laporkan segera bila menemukan tanda bahaya,” kata seorang petugas BPBD Cirebon.
BPBD juga bekerja sama dengan PLN untuk memastikan tidak ada kabel listrik yang bersinggungan dengan pepohonan. Petugas turun langsung jika laporan warga masuk melalui nomor darurat bencana.
Peran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
Kesadaran masyarakat berperan penting dalam mengurangi risiko bencana. Warga bisa melakukan langkah sederhana seperti memangkas pohon tinggi, memperkuat atap rumah, dan memperhatikan arah angin saat hujan. Pemerintah Desa Sindangkasih juga berencana mengadakan pelatihan mitigasi bencana berbasis masyarakat bersama BPBD.
Pelatihan ini mengajarkan cara mengenali tanda bahaya, teknik evakuasi cepat, serta koordinasi antarwarga saat terjadi bencana. Dengan pengetahuan itu, masyarakat bisa lebih siap menghadapi kondisi darurat.
Belajar dari Musibah
Peristiwa pohon tumbang timpa rumah di Cirebon di Desa Sindangkasih memberikan pelajaran penting. Cuaca ekstrem membutuhkan kewaspadaan dan kepedulian bersama. Warga perlu menjaga lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan risiko saat hujan lebat dan angin kencang.
Gotong royong, kepedulian, dan tanggap bencana menjadi kunci utama menghadapi musim hujan. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dapat bekerja sama agar setiap musibah dapat ditangani cepat dan tepat.
BACA JUGA : Bupati Majalengka Kecewa Berat Sidak Sekolah Rakyat
BACA JUGA : Ban Bocor Mobil Avanza Tabrak Becak di Kesambi Cirebon


















