CirebonShare.com – Depok, 21 September 2025 – Pria Bunuh Diri di Depok Tinggalkan Surat untuk KDM ditemukan di rumahnya kawasan Perumahan Putra Mandiri Regency, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok. Pria berinisial PU berusia 52 tahun itu mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kejadian ini mengejutkan keluarga, tetangga, dan warga sekitar karena selain kehilangan nyawa, ia juga meninggalkan sebuah surat yang ditujukan khusus kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Dalam surat tersebut, PU menuliskan harapannya agar KDM bisa menolongnya. Namun, kekecewaan tergambar jelas karena permohonan itu tak pernah terwujud. Warga menemukan surat di dekat jasad korban, bahkan bercak darah sempat mengotori kertas itu dan menambah suasana memilukan di lokasi kejadian.
Polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan awal. Mereka segera mengamankan surat tersebut sebagai barang bukti. Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi, membenarkan bahwa korban memang menulis surat untuk KDM. Ia menegaskan bahwa surat itu benar adanya, meski korban tidak menjelaskan secara detail alasan bunuh diri.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi yang dihimpun CirebonShare.com, kejadian ini bermula pada Sabtu malam, 20 September 2025. Sekitar pukul 23.45 WIB, keluarga korban menemukan PU sudah tidak bernyawa di rumahnya. Mereka langsung melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian setempat.
Petugas Polres Metro Depok bersama tim medis segera tiba di lokasi. Setelah memeriksa kondisi korban, mereka memastikan bahwa PU meninggal dunia akibat gantung diri. Polisi juga menemukan sebuah surat bertuliskan “Surat untuk KDM Gubernur Jawa Barat” di sekitar jasad korban.
AKP Made Budi menyampaikan bahwa polisi menemukan surat itu dekat dengan jasad korban. Ia menegaskan bahwa tulisan dalam surat berisi ungkapan kekecewaan karena harapan korban untuk mendapatkan bantuan dari gubernur tidak pernah terwujud.
Isi Surat Wasiat untuk KDM
Korban meninggalkan sebuah surat yang ditujukan kepada Kang Dedi Mulyadi. Dalam surat penuh emosi itu, PU menulis bahwa ia bersama istrinya pernah mendatangi rumah pribadi KDM. Ia berharap gubernur bisa menolongnya mengatasi kesulitan yang ia alami.
Namun, ia menegaskan dalam suratnya: “Berharap bapak bisa menolong saya, tetapi ternyata sia-sia.”
PU juga menambahkan bahwa seorang pemimpin seharusnya mampu menyelamatkan warganya. “Hari ini bapak kehilangan satu warga, di mana seharusnya bapak bisa menyelamatkan warga bapak. Semoga bapak mau mendengar keluh kesah saya.”
Tulisan tersebut menunjukkan bahwa korban menanggung beban berat yang tidak sanggup ia atasi, hingga akhirnya ia memilih bunuh diri sebagai jalan terakhir.
Tanggapan Kepolisian
AKP Made Budi mengatakan polisi hingga saat ini belum mengetahui motif pasti korban. “Dalam surat tidak dijelaskan secara rinci motifnya. Pihak keluarga pun menyampaikan hal serupa, bahwa mereka tidak mengetahui secara detail alasan korban melakukan bunuh diri,” ujar Budi.
Polisi tetap menjalankan prosedur standar untuk memastikan tidak ada unsur lain di balik kematian korban. Namun keluarga korban menyatakan mereka tidak ingin memperpanjang kasus ini dan memilih menganggapnya sebagai takdir Tuhan.
“Keluarga korban menganggap kejadian ini adalah takdir Tuhan dan sudah ikhlas. Karena itu, mereka tidak ingin kasus ini ditangani lebih lanjut oleh pihak kepolisian,” tambah Budi.
Sikap Keluarga Korban
Keluarga memilih ikhlas menerima kejadian ini, dan sikap tersebut langsung menjadi sorotan. Biasanya, keluarga korban bunuh diri masih berharap mendapat penjelasan lengkap atau meminta penyelidikan lanjutan. Namun dalam kasus ini, mereka justru memilih menerima dengan lapang dada.
Keputusan itu membuat polisi menghormati langkah keluarga. Meski begitu, petugas tetap mencatat secara administratif dan memastikan semua prosedur medis maupun hukum terpenuhi.
Reaksi Warga Sekitar
Tetangga korban di Perumahan Putra Mandiri Regency mengaku terkejut atas kejadian ini. Beberapa warga menilai korban sebagai pribadi yang ramah, meski ia jarang bersosialisasi intens dengan lingkungan sekitar.
“Beliau orangnya baik, kalau ketemu suka menyapa. Tapi memang tidak banyak cerita soal kehidupan pribadinya. Kami kaget mendengar kabar ini,” ujar salah seorang warga.
Mereka berharap peristiwa ini bisa menjadi pengingat agar sesama tetangga lebih peduli terhadap kondisi orang di sekitar. Banyak orang yang tampak baik-baik saja, tetapi sebenarnya menyimpan beban berat yang tidak terlihat.
Fenomena Bunuh Diri di Indonesia
Kasus pria bunuh diri di Depok ini bukan yang pertama terjadi di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan dan berbagai lembaga menunjukkan bahwa angka bunuh diri di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa faktor penyebab bunuh diri di antaranya adalah:
- Masalah ekonomi – Tekanan finansial sering menjadi alasan utama seseorang kehilangan harapan.
- Gangguan kesehatan mental – Depresi, stres berkepanjangan, dan gangguan psikologis lainnya sangat berpengaruh.
- Kehilangan atau kekecewaan mendalam – Misalnya kehilangan orang terdekat, perceraian, atau gagal mendapatkan pertolongan.
- Tekanan sosial – Termasuk konflik keluarga, tekanan dari lingkungan, atau stigma masyarakat.
Khusus dalam kasus PU, isi suratnya mengindikasikan adanya rasa kecewa karena tidak mendapat bantuan. Namun, polisi menegaskan tidak ada penjelasan spesifik terkait motif sehingga penyebab pastinya tetap menjadi misteri.
Pentingnya Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Psikolog menilai, banyak kasus bunuh diri bisa dicegah jika lingkungan sekitar lebih peka. Dukungan keluarga menjadi benteng pertama bagi seseorang yang tengah menghadapi kesulitan.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum terbuka untuk berbicara soal masalah hidup atau kesehatan mental. Akibatnya, orang yang tertekan sering kali memilih diam hingga akhirnya mengambil keputusan ekstrem.
Dengan adanya kasus di Depok ini, diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap tanda-tanda orang yang sedang mengalami depresi, seperti perubahan perilaku, menarik diri dari lingkungan, hingga sering menyampaikan keluhan tentang hidup.
Peran Pemerintah dan Aparat
Kasus pria bunuh diri di Depok ini juga membuka diskusi soal peran pemerintah dan aparat dalam menyediakan fasilitas konseling serta layanan kesehatan mental. Program pencegahan bunuh diri perlu diperkuat agar masyarakat memiliki saluran untuk mengungkapkan keluh kesahnya.
Selain itu, aparat setempat, termasuk kepolisian, bisa menjadi pihak yang aktif memberikan imbauan kepada warga agar lebih terbuka mencari pertolongan.
Imbauan dari Polisi
Melalui AKP Made Budi, Polres Metro Depok mengimbau masyarakat agar tidak memendam masalah sendirian. “Kalau ada permasalahan, sebaiknya dibicarakan dengan keluarga, tokoh masyarakat, atau pihak berwenang. Jangan memendam sendiri,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa masyarakat bisa meminta bantuan melalui saluran resmi pemerintah atau lembaga terkait jika menghadapi masalah serius.
Kesimpulan
Kasus pria bunuh diri di Depok tinggalkan surat untuk KDM menambah daftar panjang persoalan sosial yang patut menjadi perhatian bersama. Meski keluarga korban sudah ikhlas menerima, isi surat tersebut memberi pesan mendalam tentang kekecewaan dan harapan seorang warga terhadap pemimpinnya.
Bagi masyarakat luas, peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kepedulian, komunikasi, dan dukungan terhadap orang-orang di sekitar kita. Sementara itu, pemerintah dan aparat diharapkan dapat memperkuat layanan kesehatan mental agar kejadian serupa tidak terulang.
BACA JUGA : Oknum PPPK Kuningan Edarkan Uang Palsu
BACA JUGA : Pria Modus Menabrakkan Diri ke Mobil di Cirebon Jadi Tersangka