CirebonShare.com – CIREBON, 11 Juli 2025 – Fenomena kekurangan siswa SMP Cirebon kembali terjadi pada tahun ajaran 2025/2026. Dari 80 SMP Negeri yang tersebar di Kabupaten Cirebon, sebanyak 46 sekolah masih belum berhasil memenuhi kuota penerimaan siswa baru, meski proses SPMB resmi ditutup.
Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon mencatat, total daya tampung SMP Negeri tahun ini mencapai 22.292 kursi, namun baru 20.619 kursi yang terisi. Artinya, masih ada 1.673 bangku kosong yang belum terisi.
“Masih ada sekitar 1.673 kursi kosong. Dari total 80 sekolah, baru 34 yang kuotanya penuh. Sisanya masih membutuhkan tambahan siswa,”
— Ronianto, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
Penyebaran Tidak Merata, Daerah Perbatasan Paling Terdampak
Kekurangan siswa SMP Cirebon tidak terjadi secara seragam. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Ronianto, jumlah kekurangan bervariasi, mulai dari hanya satu siswa hingga satu rombongan belajar (rombel) penuh.
“Sekolah yang kekurangannya satu rombel umumnya berada di daerah perbatasan. Setiap tahun pola ini berulang,” ujarnya.
Wilayah-wilayah yang masuk kategori perbatasan seperti Pasaleman, Ciledug bagian timur, dan kawasan timur lainnya termasuk yang paling terdampak.
Dinas Pendidikan Buka Ruang Hingga Akhir Juli
Meski SPMB sudah ditutup secara resmi, Dinas Pendidikan tidak menutup peluang sepenuhnya. Proses pendaftaran tetap dibuka hingga penutupan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada akhir Juli.
“Pendaftaran akan dioptimalkan sampai Dapodik ditutup. Sekolah yang masih kosong tetap bisa menerima siswa,”
— Ronianto
Namun demikian, sekolah yang sudah memenuhi kuota dilarang menambah siswa, sesuai dengan regulasi dari Permendiknas.
“Kalau memaksa, siswa yang masuk di luar kuota tidak akan bisa mendapatkan raport dan administrasi sekolah lainnya,” tegasnya.
Langkah ini dilakukan agar distribusi siswa tetap merata dan sistem administrasi sekolah berjalan tertib.
Orang Tua Diminta Segera Bertindak
Dinas Pendidikan mengimbau agar orang tua tidak hanya fokus pada sekolah favorit yang sudah penuh. Masih banyak sekolah negeri lain yang belum terisi.
“Kalau sekolah tujuan sudah penuh, silakan cari sekolah lain yang masih punya kursi kosong,” kata Roni.
Langkah cepat sangat penting. Jika terlalu lama menunda, ada kemungkinan siswa kehilangan tahun ajaran dan akhirnya tidak bisa sekolah.
Sekolah Swasta Mulai Lebih Dulu
Salah satu penyebab kekurangan siswa SMP Cirebon adalah sekolah swasta yang membuka pendaftaran lebih awal dibanding sekolah negeri. Banyak dari mereka bahkan sudah menerima siswa sejak awal tahun.
“SMP PUI Palimanan, SMP PGRI Ciledug, dan sekolah swasta lainnya sudah penuh duluan. Sebelum SMPN buka, mereka sudah terisi,” terang Roni.
Hal ini membuat calon siswa lebih dulu masuk ke sekolah swasta yang dekat dan cepat buka, sementara SMP Negeri baru membuka pendaftaran belakangan.
Fokus Utama: Jangan Sampai Anak Tidak Sekolah
Dinas Pendidikan menekankan bahwa persoalan utama bukan soal memilih negeri atau swasta, tapi agar anak-anak tidak sampai putus sekolah.
“Yang jadi masalah bukan pilih sekolah negeri atau swasta, tapi kalau anak-anak ini tidak melanjutkan sekolah sama sekali,” tegasnya.
Pihaknya juga akan mendata dan menangani siswa-siswa yang belum terdaftar atau berisiko tidak melanjutkan ke jenjang SMP.
Ketimpangan Akses Harus Ditekan
Fenomena kekurangan siswa SMP Cirebon menyoroti ketimpangan akses pendidikan. Sekolah di pusat kota atau dekat permukiman padat cenderung cepat penuh, sementara sekolah di desa-desa cenderung kekurangan murid.
Langkah solusi yang sedang disusun antara lain:
- Penyesuaian sistem zonasi yang lebih fleksibel
- Promosi sekolah negeri di daerah pinggiran
- Bantuan transportasi antar-jemput untuk siswa yang lokasinya jauh
“Kalau perlu kami kerja sama dengan desa atau Dishub untuk bantu transportasi siswa ke sekolah,” tambah Roni.
Peran Masyarakat Sangat Dibutuhkan
CirebonShare.com mencatat bahwa keberhasilan distribusi siswa juga tergantung pada kesadaran dan peran aktif masyarakat. Warga diminta membantu menyebarkan informasi tentang sekolah-sekolah yang masih tersedia.
Jika Anda mengetahui sekolah negeri yang masih punya kursi kosong, sampaikan ke tetangga, keluarga, atau komunitas sekitar. Ajak mereka untuk segera mendaftarkan anak-anaknya sebelum batas waktu akhir Juli.
“Kami tidak ingin ada satu anak pun yang tertinggal hanya karena kurang informasi atau menunda terlalu lama,” tutup Roni.
Penutup: Kursi Masih Kosong, Kesempatan Masih Terbuka
Kekurangan siswa SMP Cirebon harus menjadi refleksi bahwa pemerataan akses pendidikan belum sepenuhnya merata. Selama masih ada kursi kosong, masih ada harapan.
Pendidikan bukan sekadar memilih tempat terbaik, tapi tentang memberi kesempatan untuk semua anak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Mari pastikan tidak ada anak di Kabupaten Cirebon yang kehilangan tahun ajaran karena ketinggalan informasi atau terlalu lama menunggu sekolah favorit.


















