CirebonShare.com – Cirebon, 1 Agustus 2025 – Siswi MA Cirebon terjebak di pagar lantai dua sekolahnya hingga membuat heboh lingkungan Madrasah Aliyah (MA) Nusantara Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Kejadian tak biasa ini terjadi pada Kamis pagi, 31 Juli 2025, ketika korban duduk santai di depan kelas. Kakinya tersangkut di sela-sela tembok pagar dan tidak bisa dikeluarkan, sehingga membutuhkan pertolongan darurat dari tim pemadam kebakaran.
Insiden ini menjadi perhatian serius bagi pihak sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Bukan hanya karena lokasinya yang berada di lantai atas, tetapi juga karena situasi ini mengharuskan keterlibatan langsung dari tim profesional penyelamatan, yaitu Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Cirebon.
Berawal dari Keisengan
Peristiwa tersebut bermula dari momen santai yang tak disangka akan berubah menjadi situasi darurat. Siswi yang tidak disebutkan namanya tersebut saat itu sedang duduk di depan kelas lantai dua, menghadap halaman sekolah. Dalam posisi tersebut, ia secara iseng memasukkan lutut ke celah pagar tembok lantai dua.
Namun, tak disangka, lututnya justru tersangkut. Siswi MA Cirebon terjebak dan tak bisa menarik kembali kakinya. Ia mulai panik dan tidak mampu membebaskan dirinya sendiri. Teman-temannya yang berada di sekitar pun ikut panik. Guru yang mengetahui kejadian itu segera bertindak.
Sekitar pukul 10.00 WIB insiden ini terjadi, dan tak berselang lama, guru bernama Hari Nursetiyanto menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran untuk meminta bantuan.
Respons Cepat Tim Damkar Cirebon
Kabid Pemadam Kebakaran, Sarana Prasarana, dan Penyelamatan pada Disdamkarmat Kabupaten Cirebon, Eno Sujana, membenarkan laporan tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihaknya menerima informasi darurat pada pukul 10.42 WIB.
“Pelapor mengatakan bahwa salah satu siswanya mengalami insiden kaki terjepit di pagar tembok madrasah,” ujar Eno kepada CirebonShare.com.
Regu 02 dari Sektor Jaga Arjawinangun pun segera diterjunkan ke lokasi. Hanya dalam dua menit setelah laporan masuk, mereka tiba di sekolah dengan membawa perlengkapan penyelamatan seperti tangga, kapak, pahat, dan linggis.
Penyelamatan Dramatis di Lantai Dua
Karena lokasi korban berada di lantai dua, proses penyelamatan tidak bisa dilakukan secara langsung dari bawah. Petugas harus memanjat menggunakan tangga untuk mencapai posisi siswi yang terjebak. Tantangan ini tidak menyurutkan semangat tim penyelamat.
Setibanya di lokasi, petugas segera melakukan analisis cepat dan mulai membongkar bagian tembok pagar dengan pahat agar membuka celah lebih luas. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan pada kaki siswi dan menciptakan ruang agar lututnya bisa dikeluarkan tanpa menimbulkan cedera lebih lanjut.
Dalam waktu kurang dari 20 menit, misi penyelamatan berhasil dilakukan. Siswi tersebut berhasil dikeluarkan dengan selamat. Ia hanya mengalami luka ringan, dan langsung mendapat pendampingan dari guru serta staf sekolah.
Tidak Ada Kerusakan Serius
Dalam keterangannya, Eno Sujana menegaskan bahwa tidak ada kerugian materiil yang signifikan akibat kejadian tersebut. Struktur pagar memang sempat dibongkar sebagian, tetapi itu merupakan bagian dari prosedur penyelamatan. Lebih penting lagi, korban berhasil diselamatkan tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.
“Korban dilaporkan hanya mengalami luka ringan,” pungkas Eno.
Apresiasi untuk Petugas Pemadam Kebakaran
Kejadian ini menunjukkan bahwa peran petugas pemadam kebakaran sangat vital, tidak hanya dalam memadamkan api, tetapi juga dalam penanganan situasi darurat lainnya. Masyarakat sekitar, termasuk para guru dan orang tua siswa, memberikan apresiasi atas kesigapan dan profesionalisme tim Damkar Cirebon.
Respons cepat dan koordinasi yang baik membuat proses evakuasi berjalan efisien. Tim tidak hanya menyelamatkan korban secara fisik, tetapi juga menenangkan kondisi psikologis korban dan lingkungan sekitarnya.
Evaluasi Keamanan Sekolah Menjadi Perhatian
Kejadian ini membuka mata banyak pihak, terutama sekolah-sekolah di wilayah Cirebon, akan pentingnya memperhatikan aspek keamanan bangunan, terutama yang memiliki struktur bertingkat. Pagar tembok dengan celah besar bisa menjadi potensi bahaya, terutama bagi siswa yang masih usia remaja dan cenderung aktif atau iseng.
Pihak MA Nusantara Arjawinangun menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap struktur bangunan, termasuk merancang ulang pagar lantai dua agar lebih aman. Langkah-langkah pengawasan terhadap aktivitas siswa di area lantai atas juga akan ditingkatkan.
Perlu Edukasi Bahaya Keisengan pada Siswa
Tindakan iseng yang tampak sepele bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, sekolah diimbau untuk secara rutin mengedukasi siswa mengenai pentingnya menjaga keselamatan diri dan lingkungan. Guru diharapkan memberikan pemahaman bahwa tidak semua tempat bisa dijadikan objek permainan.
Membiasakan siswa untuk peka terhadap risiko dan belajar berpikir sebelum bertindak merupakan langkah pencegahan yang efektif untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
Peran Orang Tua dan Masyarakat
Selain sekolah, peran orang tua juga sangat penting. Komunikasi antara anak dan orang tua perlu diperkuat agar siswa bisa lebih terbuka dalam menceritakan aktivitas mereka di sekolah. Sementara itu, masyarakat sekitar sekolah juga diharapkan sigap dan tanggap ketika terjadi situasi tak biasa.
Partisipasi semua pihak merupakan kunci menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
Dinas Pendidikan Didorong Tinjau Ulang Infrastruktur Sekolah
Kejadian ini dapat menjadi masukan penting bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon untuk meninjau ulang standar keamanan fisik sekolah. Evaluasi menyeluruh terhadap pagar, balkon, dan elemen bangunan lainnya harus menjadi prioritas demi mencegah kecelakaan.
Diharapkan dinas terkait dapat mendorong setiap sekolah untuk menerapkan prinsip keselamatan sebagai bagian dari standar operasional harian.
Penutup: Keselamatan Siswa Adalah Tanggung Jawab Bersama
Kasus siswi MA Cirebon terjebak di pagar lantai dua tidak hanya menjadi berita insiden biasa, melainkan momentum refleksi penting bagi semua pihak. Dari sekolah, pemerintah daerah, petugas pemadam kebakaran, hingga keluarga di rumah — semua memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan anak-anak.
Dengan kejadian ini, masyarakat kembali diingatkan bahwa kesiapsiagaan, kepedulian, dan tindakan cepat bisa mencegah risiko yang lebih besar. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga dan mendorong terbentuknya budaya keselamatan di lingkungan sekolah-sekolah di seluruh Cirebon.
BACA JUGA : Kondisi Pendidikan Kota Cirebon Memprihatinkan, Pamaci Protes
BACA JUGA : Angka Stunting Kota Cirebon Turun Jadi 14,9 Persen


















