CirebonShare.com – Kuningan, 6 November 2025 – Supermoon Terlihat di Kuningan pada Rabu malam, 5 November 2025. Langit mendung tidak menghentikan warga untuk menikmati keindahan bulan yang tampak lebih dekat dan terang. Fenomena alam ini menjadi perbincangan hangat di berbagai wilayah Kuningan karena kehadirannya membawa suasana malam yang berbeda.
Bulan besar dan bercahaya muncul di balik awan, menciptakan pemandangan yang memikat mata siapa pun yang menatap langit malam. Warga yang sedang beraktivitas di luar rumah berhenti sejenak hanya untuk mengagumi sinar putih keemasan yang menembus mendung.
Momen Langka di Langit Kuningan
Asep Bayu, warga Desa Cihirup Kecamatan Ciawigebang, menjadi salah satu saksi fenomena alam ini. Ia tidak sengaja merekam momen tersebut saat keluar rumah sekitar pukul 20.20 WIB. Dalam video berdurasi satu menit yang ia bagikan, tampak jelas bulan bersinar dengan intensitas cahaya tinggi meskipun langit tertutup awan.
“Saya keluar rumah mau nongkrong, eh lihat bulan besar banget. Saya kira biasa aja, ternyata itu supermoon. Baru tahu setelah lihat di medsos,” ujar Asep, Kamis (6/11/2025).
Asep menjelaskan, cahaya bulan malam itu terasa berbeda dari biasanya. Meskipun awan menutupi sebagian langit, sinar bulan tetap menyebar lembut ke seluruh area sekitar rumahnya. “Terangnya tuh aneh, lembut tapi kuat. Kayak cahaya lampu besar di atas langit,” katanya.
Beberapa warga lain di lingkungannya ikut berbicara tentang fenomena tersebut. Mereka merasa kagum karena ukuran bulan tampak lebih besar dan jaraknya terasa lebih dekat. “Orang-orang pada bilang bulan lebih deket. Memang beda banget dari malam biasa,” ucap Asep menambahkan.
Antusiasme Warga Meningkat
Fenomena Supermoon Terlihat di Kuningan memicu rasa ingin tahu masyarakat. Banyak yang keluar rumah untuk sekadar memandangi langit. Di beberapa tempat seperti Cilimus, Kadugede, dan Kramatmulya, warga memotret bulan dari halaman rumah dan mengunggah hasilnya ke media sosial.
Rohman (32), warga Kelurahan Cigugur, mengaku sengaja menunggu waktu munculnya bulan setelah membaca unggahan akun BMKG di media sosial. Ia mengajak anaknya untuk ikut melihat secara langsung agar bisa belajar tentang fenomena langit.
“Saya sengaja ajak anak biar dia tahu tentang luar angkasa. Walau awan tebal, bulan tetap kelihatan besar banget. Anak saya malah minta difoto bareng bulan,” ungkap Rohman.
Ia menganggap momen seperti ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi. Anak-anak dapat belajar mengenal benda langit secara langsung tanpa harus menonton dari layar gawai. “Langsung lihat langit jauh lebih seru,” tambahnya.
Penjelasan dari BMKG
Prakirawan BMKG Kertajati, Dyan Anggraini, memberikan penjelasan tentang fenomena tersebut. Ia menyampaikan bahwa supermoon terjadi saat fase purnama bertepatan dengan posisi bulan terdekat dengan bumi atau titik perigee.
“Fenomena supermoon bisa terlihat jelas jika langit cerah. Tapi walau berawan, cahayanya tetap terlihat karena pantulannya kuat,” jelas Dyan.
Menurut data BMKG, jarak bulan ke bumi pada malam itu mencapai 356.980 kilometer, dengan semi-diameter 16 menit 43,87 detik busur. Kondisi ini membuat bulan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada purnama biasa.
Dyan menambahkan, puncak fase purnama terjadi sekitar pukul 20.19 WIB. Masyarakat Indonesia dapat menyaksikannya sejak sore saat bulan mulai terbit. “Supermoon itu murni fenomena astronomi. Tidak berbahaya dan bisa dinikmati siapa saja,” ujarnya.
Cuaca dan Kondisi Pengamatan
Langit Kuningan pada malam itu sebagian besar tertutup awan, terutama di wilayah selatan. Namun di daerah utara seperti Cilimus dan Mandirancan, kondisi lebih cerah sehingga bulan terlihat jelas.
Lina Kartika, warga Mandirancan, menikmati keindahan supermoon dari halaman rumahnya. Ia menyebut cahaya bulan menciptakan suasana malam yang menenangkan.
“Awan dan cahaya bulan berpadu cantik. Warnanya kayak keemasan, bikin adem lihatnya,” kata Lina.
Lina mengajak keluarganya keluar rumah hanya untuk menikmati langit malam. Ia menilai momen seperti ini memberikan ketenangan batin di tengah kesibukan harian. “Kadang cuma butuh lihat langit buat ngerasa tenang,” ujarnya.
Fenomena yang Selalu Menarik
Supermoon selalu menjadi magnet perhatian publik. Fenomena ini terjadi beberapa kali dalam setahun, namun tidak selalu sebesar yang terlihat kali ini. Bulan tampak lebih dekat karena orbitnya berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna.
Ketika bulan mencapai titik terdekat dengan bumi, ukuran dan kecerahan bulan meningkat secara signifikan. Hal inilah yang menciptakan kesan seolah bulan turun mendekat.
Menurut BMKG, supermoon 2025 menjadi yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Intensitas cahayanya lebih kuat karena jarak orbit mencapai posisi paling dekat sejak 2020. “Jaraknya cukup spesial tahun ini,” ujar Dyan.
Dampak Alam dan Kehati-hatian
Selain menciptakan pemandangan indah, supermoon juga berdampak kecil terhadap kondisi pasang surut air laut. BMKG mencatat adanya peningkatan pasang di beberapa wilayah pesisir, meski tergolong ringan.
Dyan mengimbau masyarakat pesisir untuk tetap berhati-hati terhadap potensi kenaikan muka air laut saat supermoon berlangsung. “Fenomena ini meningkatkan gaya gravitasi bulan terhadap bumi. Efeknya kecil, tapi tetap perlu diwaspadai,” katanya.
Namun, bagi masyarakat daratan seperti di Kuningan, fenomena ini hanya berdampak pada visual langit malam tanpa risiko apapun.
Reaksi di Media Sosial
Fenomena Supermoon Terlihat di Kuningan tidak hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga ramai di media sosial nasional. Tagar #Supermoon dan #LangitKuningan naik ke daftar tren di platform X (Twitter).
Video milik Asep Bayu yang memperlihatkan bulan bersinar di balik awan mendadak viral setelah beberapa akun lokal membagikannya. Banyak komentar memuji keindahan langit malam dan menuliskan rasa takjub terhadap pemandangan tersebut.
Di Instagram, warga Kuningan mengunggah foto dengan berbagai sudut pengambilan. Beberapa foto memperlihatkan bulan berwarna kekuningan di atas pepohonan, sementara yang lain menampilkan siluet awan dengan cahaya lembut di belakangnya.
Pesan BMKG untuk Masyarakat
BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak percaya pada isu negatif yang sering muncul setiap kali terjadi supermoon. Dyan menegaskan bahwa fenomena ini tidak berkaitan dengan bencana atau hal mistis.
“Supermoon hanya fenomena alam yang terjadi secara periodik. Tidak berdampak pada kehidupan manusia secara langsung,” tegasnya.
BMKG mendorong masyarakat untuk menggunakan momen seperti ini sebagai ajang belajar. Anak-anak bisa mengenal fase bulan, orbit, dan jarak benda langit melalui pengamatan langsung.
“Melihat supermoon bisa jadi pengalaman berharga untuk memperluas wawasan astronomi,” tambah Dyan.
Fenomena Berikutnya
Berdasarkan prediksi BMKG, fenomena supermoon berikutnya akan terjadi pada September 2026. Ukurannya tidak sebesar tahun ini, tetapi tetap menarik untuk diamati. BMKG menyarankan pengamatan dilakukan dari lokasi dengan minim polusi cahaya seperti perbukitan atau daerah pantai.
Masyarakat dapat menggunakan teleskop kecil atau kamera dengan mode malam untuk mendapatkan hasil pengamatan yang lebih jelas. “Yang penting, langitnya cerah dan lokasinya terbuka,” saran Dyan.
Keindahan yang Menginspirasi
Bagi masyarakat Kuningan, kehadiran supermoon menjadi pengingat tentang keindahan alam semesta. Di tengah langit berawan, sinar bulan tetap berhasil menembus awan dan menerangi bumi. Fenomena ini mencerminkan kekuatan alam yang tidak pernah berhenti menakjubkan.
Rohman menilai, pemandangan tersebut membuatnya lebih menghargai waktu bersama keluarga. “Kami duduk bareng di halaman cuma buat lihat langit. Rasanya sederhana tapi berkesan,” katanya.
Sementara Asep mengaku, ia kini mulai tertarik pada fotografi langit. “Dulu saya nggak peduli langit malam. Sekarang malah pengen belajar motret bulan lebih bagus,” ujarnya sambil tersenyum.
Bagi banyak warga, malam supermoon di Kuningan bukan hanya sekadar fenomena alam, tetapi juga momen kebersamaan dan refleksi. Cahaya bulan yang lembut menjadi simbol kedamaian dan keindahan yang selalu ada, bahkan di balik mendung sekalipun.
Kesimpulan
Fenomena Supermoon Terlihat di Kuningan menghadirkan keajaiban kecil di langit malam Jawa Barat. Meskipun awan menutupi sebagian langit, sinar bulan tetap memancar kuat dan mencuri perhatian warga. Dari penjelasan BMKG, fenomena ini terjadi secara alami karena posisi bulan berada paling dekat dengan bumi.
Warga memanfaatkannya untuk menikmati malam, berfoto, hingga mengedukasi anak-anak tentang keindahan luar angkasa. Supermoon kali ini menegaskan bahwa pesona alam selalu hadir bagi siapa pun yang mau menatapnya.
BACA JUGA : Truk ODOL Dilarang Beroperasi di Jawa Barat
BACA JUGA : Pemkab Cirebon Perketat Verifikasi Penerima Bansos

















