CirebonShare.com – Kuningan, 1 Agustus 2025 – Seekor ular king kobra sepanjang 4,5 meter menggegerkan warga Desa Kramatwangi, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan. Hewan melata berbisa tinggi itu masuk ke dalam rumah warga dan bersembunyi di rak piring dapur. Kejadian ini membuat panik penghuni rumah serta menarik perhatian tetangga dan warga sekitar.
Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Kuningan dikerahkan untuk mengevakuasi ular tersebut. Dalam waktu sekitar 15 menit, ular berhasil diamankan meski sempat memberikan perlawanan agresif.
Kemunculan Tiba-Tiba Ular King Kobra di Ruang Tamu
Ria, pemilik rumah, mengisahkan bagaimana kejadian itu berlangsung. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa hari biasa yang dihabiskan bersantai di rumah, bisa berubah menjadi momen menegangkan. Saat sedang duduk di ruang tamu, matanya menangkap sosok panjang dan hitam melintas dengan cepat.
“Saya sedang duduk, tiba-tiba melihat ular besar lewat depan saya. Warnanya hitam legam, besar sekali. Saya langsung teriak sekeras mungkin,” kata Ria.
Teriakan itu sontak menarik perhatian tetangga. Dalam hitungan menit, beberapa warga datang membantu dan mengecek rumah. Namun, ular itu sudah berpindah ke bagian belakang, masuk ke dapur dan menghilang di antara perabotan.
Laporan ke Damkar dan Respons Cepat
Mengetahui bahwa ular tersebut berjenis ular king kobra, warga tidak berani mengambil risiko. Ria segera menghubungi petugas Damkar Kuningan. Laporan warga langsung direspons. Satu unit regu evakuasi satwa liar diberangkatkan ke lokasi.
Petugas tiba dalam waktu singkat dan langsung memulai proses pencarian. Mengingat ular berbisa itu bisa bersembunyi di mana saja, mereka menyisir seluruh ruangan. Fokus diarahkan ke dapur karena warga terakhir kali melihat ular bergerak ke arah sana.
Proses Evakuasi Ular King Kobra di Rak Piring
Setelah melakukan penyisiran secara menyeluruh, petugas akhirnya menemukan ular tersebut bersembunyi di rak piring bagian bawah. Lokasi persembunyian sangat sempit dan penuh barang, membuat evakuasi menjadi tidak mudah.
“Ular king kobra ini sangat defensif, dia beberapa kali mencoba menyerang. Tapi kami sudah biasa menghadapi yang seperti ini,” ujar salah satu personel Damkar yang terlibat dalam proses evakuasi.
Dengan menggunakan alat penjepit ular dan pelindung tubuh lengkap, petugas melakukan manuver hati-hati. Setelah sekitar 15 menit, ular berhasil ditangkap tanpa melukai siapa pun. Ular dimasukkan ke kantong evakuasi dan dibawa ke markas Damkar.
Ciri-ciri dan Bahaya Ular King Kobra
Ular king kobra (Ophiophagus hannah) adalah jenis ular berbisa terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai lebih dari 5 meter dan memiliki kemampuan mengangkat sepertiga tubuhnya untuk mengintimidasi lawan.
Ular ini dikenal sangat berbahaya karena bisanya mengandung neurotoksin kuat yang mampu melumpuhkan sistem saraf. Dalam jumlah besar, bisa tersebut bahkan bisa menyebabkan kematian dalam hitungan menit.
Keberadaan ular ini biasanya jauh dari permukiman. Namun, pada musim-musim tertentu seperti kemarau, mereka bisa berpindah tempat mencari air, mangsa, atau tempat bertelur. Rumah warga yang lembap dan minim pencahayaan kerap menjadi sasaran.
Dilepasliarkan ke Habitat Asli
Setelah berhasil dievakuasi, Damkar Kuningan memastikan ular tidak disakiti. Ular king kobra tersebut dibawa sementara ke markas, sebelum akhirnya dilepasliarkan ke habitat aslinya di hutan yang jauh dari permukiman.
“Ular ini bukan untuk dipelihara atau dipamerkan. Setelah dinyatakan sehat dan stabil, akan kami lepasliarkan di area yang aman dan jauh dari rumah warga,” kata petugas.
Pelepasan ini juga sejalan dengan misi konservasi dan menjaga keseimbangan ekosistem alam. Ular king kobra adalah predator alami yang membantu mengendalikan populasi hewan pengerat dan ular lain yang lebih kecil.
Fenomena Ular Masuk Rumah: Ancaman yang Meningkat?
Kejadian ular king kobra masuk rumah ini bukan satu-satunya yang pernah terjadi di wilayah Cirebon Raya, termasuk Kuningan. Dalam beberapa tahun terakhir, Damkar menerima banyak laporan kemunculan ular di pemukiman warga.
Beberapa faktor yang memengaruhi meningkatnya interaksi manusia dan ular antara lain:
- Perubahan iklim dan musim ekstrem
- Pembukaan lahan hutan untuk pemukiman
- Menurunnya ketersediaan makanan di alam liar
- Lingkungan rumah yang kotor dan tidak terawat
Ketika rantai makanan di hutan terganggu, predator seperti ular akan mencari mangsa di tempat lain. Tikus, burung kecil, bahkan telur ayam peliharaan bisa menjadi sasaran. Dan rumah warga adalah tempat potensial jika tidak dijaga kebersihannya.
Imbauan Damkar untuk Warga
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Damkar Kuningan mengimbau warga agar:
- Tidak menumpuk barang di gudang, dapur, atau belakang rumah.
- Menutup rapat celah masuk di dinding atau ventilasi.
- Rutin membersihkan pekarangan dan saluran air.
- Menghindari menyimpan makanan terbuka.
- Segera menghubungi petugas jika melihat ular.
Petugas juga mengingatkan agar warga tidak mencoba menangkap ular king kobra atau ular berbisa lainnya tanpa keahlian dan alat pelindung. Kesalahan kecil bisa berakibat fatal.
Kesigapan Petugas Damkar Kuningan
Kinerja tim Damkar Kuningan mendapat apresiasi dari warga. Tidak hanya sigap dalam menangani kebakaran, mereka juga terlatih menghadapi ancaman satwa liar seperti ular berbisa, biawak, hingga tawon.
“Terima kasih buat Damkar. Kalau tidak ada mereka, mungkin kami tidak bisa tidur semalam,” ujar salah seorang warga yang ikut menyaksikan evakuasi.
Petugas Damkar Kuningan memang dilengkapi dengan pelatihan dan peralatan standar untuk menghadapi situasi berisiko tinggi. Mereka tidak hanya berjibaku dengan api, tapi juga menjadi garda depan dalam penyelamatan warga dari hewan liar.
Peran Masyarakat dalam Pencegahan
Keterlibatan masyarakat menjadi faktor penting. Dalam kasus ini, kerja sama warga membantu mempercepat laporan dan penanganan. Semakin cepat informasi diterima, semakin besar peluang untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pihak Damkar juga aktif melakukan edukasi ke masyarakat melalui media sosial dan kegiatan penyuluhan. Kampanye “Waspada Ular Masuk Rumah” rutin disampaikan khususnya saat musim kemarau dan pancaroba.
Penutup: Tetap Waspada dan Jaga Lingkungan
Kisah ular king kobra masuk rumah di Kuningan menjadi pengingat nyata bahwa alam dan manusia hidup berdampingan. Bahaya bisa datang dari mana saja, termasuk dari hewan liar yang merasa terusik habitatnya.
Dengan menjaga kebersihan lingkungan, waspada terhadap perubahan musim, dan sigap melapor ke pihak berwenang, warga dapat meminimalisir risiko serangan ular berbisa. Keselamatan warga adalah prioritas, dan sinergi antara masyarakat dan petugas sangat penting untuk mewujudkannya.
BACA JUGA : Siswi MA Cirebon Terjebak di Pagar Lantai 2
BACA JUGA : Kebakaran Tiga Mobil di Cirebon, Sopir Angkot Masih Diburu

















