CirebonShare.com – Kota Cirebon, 31 Agustus 2025 – Unjuk Rasa di Kota Cirebon berakhir ricuh setelah massa aksi melakukan pengerusakan terhadap sejumlah fasilitas publik. Gedung DPRD Kota Cirebon menjadi salah satu sasaran utama yang mengalami kerusakan cukup parah.
Peristiwa ini terjadi setelah massa yang sebelumnya menggelar aksi di Kabupaten Cirebon, melanjutkan pergerakannya ke wilayah Kota Cirebon. Ribuan massa yang terdiri dari aliansi mahasiswa, pengemudi ojek online (ojol), hingga pelajar itu tampak memadati beberapa titik strategis.
Awal Aksi: Dari Kabupaten Bergeser ke Kota
Aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pagi hari awalnya terkonsentrasi di Kabupaten Cirebon. Ribuan massa berkumpul di Terminal Weru, sebelum bergerak ke beberapa lokasi lain. Titik awal orasi terjadi di Lampu Merah Plered (Trusmi), di mana massa sempat melakukan blokade jalan serta menuliskan pesan protes di atas aspal menggunakan cat semprot.
Tak hanya itu, perjalanan massa kemudian berlanjut menuju Polsek Sumber di Jalan Fatahillah, Kecamatan Sumber. Di lokasi ini, situasi mulai memanas. Beberapa fasilitas kepolisian, termasuk pos jaga dan barrier di pinggir jalan, menjadi sasaran perusakan. Massa bahkan sempat menumpuk sejumlah penghalang jalan lalu membakarnya.
Selain itu, Tugu Udang yang terbuat dari ribuan knalpot brong di perempatan Sumber juga tak luput dari amukan massa. Aksi mereka berlanjut dengan merusak traffic light di wilayah yang sama, menambah kerugian pada fasilitas publik.
Situasi Memanas di Mapolresta Cirebon
Ketika massa tiba di depan Mapolresta Cirebon, ketegangan kembali meningkat. Massa menyalakan api dengan membakar ban di persimpangan jalan menuju perkantoran Pemerintah Kabupaten Cirebon. Sebagian peserta aksi mencoba melemparkan benda-benda ke dalam Mapolresta, meskipun ada pula yang berusaha menenangkan.
Namun, situasi yang sudah tidak terkendali memaksa aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata. Tindakan ini berhasil memukul mundur massa, namun tidak menghentikan aksi mereka sepenuhnya. Massa kemudian bergerak menuju Gedung DPRD Kabupaten Cirebon.
Di gedung tersebut, pengrusakan kembali terjadi. Pintu masuk dijebol, kaca jendela dipecahkan, hingga Pos Satpam dijadikan sasaran. Tak lama berselang, gedung DPRD Kabupaten Cirebon bahkan mengalami kebakaran.
Bergeser ke Kota Cirebon
Setelah meninggalkan Kabupaten, massa kemudian menuju Gedung DPRD Kota Cirebon di Jalan Siliwangi. Di lokasi ini, kericuhan kembali pecah. Sejumlah peserta aksi mencoba menerobos masuk ke dalam gedung.
Seorang warga sekitar yang menyaksikan kejadian mengatakan:
“Massa menerobos masuk DPRD Kota Cirebon lalu melakukan pengerusakan dan pelemparan batu juga benda keras. Ada sebagian yang menjarah barang-barang di DPRD,” ungkapnya.
Pantauan di lapangan memperlihatkan kondisi gedung yang rusak parah. Fasilitas seperti AC, komputer, meja, kursi, pot bunga, hingga sepeda motor mengalami kerusakan. Beberapa ruangan penting, di antaranya Ruang Lobi, Ruang Tunggu VIP, Pressroom, hingga Ruang Rapat Sidang, tampak berantakan.
Aparat akhirnya menurunkan pasukan Brimob untuk mengendalikan situasi. Gas air mata kembali ditembakkan ke arah massa hingga mereka terdesak ke kawasan Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon.
Latar Belakang Aksi
Aksi unjuk rasa ini disebut sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan (20), seorang driver ojek online yang tewas saat demo di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Affan meninggal setelah terlindas mobil taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meski sempat mendapat perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), nyawanya tidak tertolong.
Insiden itu memicu kemarahan publik, khususnya kalangan ojol, mahasiswa, dan masyarakat sipil. Aksi di Jakarta sebelumnya bahkan sempat menegangkan di depan Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat. Gelombang solidaritas kemudian menyebar ke daerah-daerah, termasuk Cirebon.
Respons Aparat dan Pemerintah
Kapolres Cirebon Kota, AKBP (nama fiktif), saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan kerusakan.
“Kami masih menghitung kerugian dan memeriksa sejumlah saksi. Prioritas kami adalah memastikan keamanan masyarakat dan mencegah aksi susulan yang merugikan,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon dijadwalkan memberikan keterangan resmi setelah situasi benar-benar kondusif. Hingga malam hari, aparat masih berjaga di titik-titik strategis, termasuk di Gedung DPRD Kota dan Mapolres Cirebon.
Dampak Kericuhan
Kerusakan fasilitas akibat aksi unjuk rasa ini menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Beberapa unit komputer dan furnitur di Gedung DPRD diperkirakan tidak dapat digunakan kembali. Sementara itu, masyarakat sekitar mengaku terganggu akibat situasi yang mencekam sejak siang hingga malam.
Seorang pedagang kaki lima di sekitar Jalan Siliwangi mengungkapkan:
“Kami terpaksa menutup lapak lebih awal. Banyak pembeli yang takut datang karena suasana tidak kondusif,” ujarnya.
Selain kerugian material, dampak psikologis juga terasa, terutama pada warga sekitar yang harus menghadapi situasi ricuh di dekat tempat tinggal mereka.
Penutup
Aksi unjuk rasa di Kota Cirebon kali ini meninggalkan catatan penting tentang bagaimana sebuah gerakan massa dapat berubah menjadi kericuhan jika tidak dikelola dengan baik. Masyarakat berharap agar seluruh pihak dapat menahan diri, dan penyelesaian masalah dilakukan melalui jalur hukum dan dialog.
Situasi di Kota Cirebon berangsur kondusif menjelang malam, meskipun aparat masih berjaga di sejumlah lokasi. Hingga artikel ini ditulis, belum ada laporan korban jiwa dari kericuhan dalam unjuk rasa di Kota Cirebon tersebut.
BACA JUGA : Aksi Demo di Cirebon Berakhir, Jalan RA Kartini Dibuka
BACA JUGA : Demo Hari Ini di Cirebon Ricuh, Massa Dipukul Mundur


















