CirebonShare.com – Kota Cirebon, 13 Agustus 2025 – Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon kini menjadi sorotan sebagai miniatur pengentasan kemiskinan. Konsep sekolah ini tidak hanya mengutamakan pendidikan formal, tetapi juga menggabungkan berbagai program terpadu yang menyasar kesehatan, gizi, dan pemberdayaan keluarga siswa. Hal ini diungkapkan Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, saat mengunjungi Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Kota Cirebon di komplek SMPN 18, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Rabu (13/8/2025).
“Sekolah ini bukan sekadar tempat belajar, tapi juga wadah pemberdayaan. Mulai dari Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan, Koperasi Merah Putih, hingga Program 3 Juta Rumah. Anak sekolah, orang tua diberdayakan. Kalau punya usaha, kita bantu. Kalau ingin keterampilan, kita beri pelatihan,” ujar Gus Ipul.
BACA JUGA : Sekolah Rakyat Dinilai Tak Efektif, Sekolah Swasta Perlu Diperkuat
Konsep Terpadu Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon
Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon dirancang untuk menggabungkan pendidikan formal dengan program sosial-ekonomi yang mendukung kesejahteraan anak dan keluarga. Program ini menekankan beberapa aspek utama:
- Pendidikan Anak: Kurikulum mengikuti standar nasional, namun dilengkapi dengan kegiatan ekstrakurikuler yang menumbuhkan kreativitas dan keterampilan praktis.
- Cek Kesehatan Gratis (CKG): Setiap siswa menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. Dari 7.409 siswa secara nasional, 52 persen memerlukan pemeriksaan lanjutan, termasuk masalah gigi, anemia, dan kekurangan gizi.
- Makan Bergizi Gratis (MBG): Anak mendapatkan tiga kali makan bergizi setiap hari, berbeda dengan sekolah umum yang hanya satu kali. Program ini dilaksanakan melalui Badan Gizi Nasional.
- Pemberdayaan Orang Tua: Keluarga siswa diberikan pelatihan keterampilan, modal usaha, dan akses pasar melalui Koperasi Merah Putih, agar ekonomi keluarga meningkat.
- Program Rumah Layak Huni: Melalui Program 3 Juta Rumah, keluarga siswa mendapatkan bantuan perbaikan rumah untuk menciptakan lingkungan tinggal yang sehat dan layak.
Gus Ipul menekankan bahwa tujuan program ini adalah memutus rantai kemiskinan ekstrem. “Kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak harus jadi pemulung. Kalau bapaknya tukang becak, anaknya tidak harus jadi tukang becak,” tegasnya.
Dampak Cek Kesehatan Gratis dan Makan Bergizi
Program CKG menjadi bagian penting dari strategi terpadu Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon. Dengan mengetahui kondisi kesehatan anak sejak awal, pihak sekolah dan pemerintah dapat menyesuaikan intervensi yang diperlukan.
“Masalah yang paling sering ditemukan adalah penyakit gigi, anemia, kekurangan gizi, dan kebugaran rendah. Hasil CKG ini akan menjadi pegangan kami, untuk pemeriksaan lanjutan, pemberian makan bergizi, dan perbaikan gigi,” jelas Gus Ipul.
Selain itu, Program Makan Bergizi Gratis memastikan asupan nutrisi anak terpenuhi, mendukung konsentrasi dan kesehatan fisik mereka. Anak-anak mendapatkan tiga kali makan bergizi setiap hari, yang berbeda dengan sekolah umum yang hanya menyediakan satu kali.
BACA JUGA : Kondisi Pendidikan Kota Cirebon Memprihatinkan, Pamaci Protes
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon tidak hanya fokus pada anak, tetapi juga orang tua. Program Koperasi Merah Putih menjadi sarana untuk memasarkan produk keluarga siswa, sekaligus memberikan pelatihan keterampilan dan modal usaha.
“Orang tua akan menjadi anggota Koperasi Desa Merah Putih, sehingga dapat menjual produk-produk mereka. Program ini dirancang agar ekonomi keluarga meningkat seiring anak-anak bersekolah,” ujar Gus Ipul.
Program pemberdayaan ini juga dilengkapi dengan dukungan PBI Jaminan Kesehatan (PBI-JK), Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako, dan ATENSI. Semua program ini saling terintegrasi untuk memastikan kesejahteraan keluarga dan mendukung pendidikan anak.
Testimoni Guru dan Siswa
Rahman (24), guru Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon, menyatakan bahwa awalnya siswa sulit diatur. Namun, setelah sebulan berjalan, terlihat kemajuan signifikan. “Sekarang mereka mulai mau mengikuti aturan, ada progres nyata,” ucapnya.
Sementara itu, Naufal Azzam (8), siswa kelas 1A, menyatakan senang mengikuti kegiatan di sekolah. “Belajar, baca, gambar, dan banyak lagi,” ujarnya sambil tersenyum.
Profil Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon
Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Kota Cirebon saat ini menampung 75 siswa, terdiri dari 32 siswa SD (24 laki-laki, 8 perempuan) dan 43 siswa SMP (25 laki-laki, 18 perempuan). Program ini memadukan pendidikan formal dengan intervensi kesehatan, gizi, dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
Sejak 14 Juli 2025, sebanyak 63 Sekolah Rakyat rintisan di berbagai daerah telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Selanjutnya, 37 titik dimulai pada bulan Agustus, dan 59 titik tambahan akan diluncurkan pada September. Total 159 Sekolah Rakyat siap beroperasi pada Tahun Ajaran 2025/2026 dengan target 15.370 siswa.
Strategi Terpadu Memutus Rantai Kemiskinan
Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon menjadi contoh nyata implementasi strategi pemerintah yang holistik dan terpadu. Dengan menggabungkan pendidikan formal, kesehatan, gizi, dan pemberdayaan ekonomi keluarga, pemerintah menargetkan terciptanya generasi yang sehat, cerdas, dan mandiri.
Gus Ipul menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, mulai dari guru, orang tua, aparat pemerintah, hingga lembaga sosial. “Mari kita sukseskan program ini. Di masa depan, anak-anak dari keluarga tidak mampu akan menjadi anak-anak hebat,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan
Meski program ini menunjukkan progres positif, tantangan tetap ada, seperti memastikan kualitas pelaksanaan program di setiap sekolah dan ketersediaan sumber daya. Namun, kolaborasi antara pemerintah, guru, orang tua, dan masyarakat diyakini dapat mengatasi hambatan tersebut.
Rahman, guru Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon, menambahkan, “Progres memang terlihat, tapi kami harus terus memotivasi siswa agar disiplin, kreatif, dan aktif dalam setiap kegiatan.”
Sementara itu, orang tua siswa berharap agar program ini terus berjalan dan memberi dampak nyata pada kesejahteraan keluarga.
Penutup
Sekolah Rakyat Terintegrasi Cirebon menjadi model pendidikan dan pemberdayaan keluarga yang terintegrasi. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, sekolah ini diharapkan dapat menjadi pionir pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pendidikan, kesehatan, gizi, dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
Program ini membuktikan bahwa pendidikan yang berpadu dengan intervensi sosial-ekonomi dapat mencetak generasi anak-anak hebat sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga secara berkelanjutan.
JANGAN LEWATKAN !! : Pasang Iklan Gratis di CirebonShare.com Selama Agustus


















