
Cirebon,- Sejak diluncurkan pada 2018, layanan Cirebon Siaga 112 menjadi andalan masyarakat Kota Cirebon untuk melaporkan berbagai kondisi darurat.
Namun, sejak diluncurkan sampai saat ini, petugas layanan Cirebon Siaga 112 kerap mendapatkan prank call atau panggilan jahil dan ghost call atau panggilan sesat tanpa memberikan informasi.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Januari hingga November 2024, tercatat 2.277 panggilan prank call dan 1.025 panggilan ghost call.
Prank call terbanyak terjadi pada Januari 2024 dengan total 315 panggilan. Berikut rincian lengkapnya:
1. Januari: 315 panggilan
2. Februari: 167 panggilan
3. Maret: 146 panggilan
4. April: 181 panggilan
5. Mei: 237 panggilan
6. Juni: 245 panggilan
7. Juli: 257 panggilan
8. Agustus: 241 panggilan
9. September: 166 panggilan
10. Oktober: 141 panggilan
11. November: 181 panggilan
Untuk ghost call, tertinggi terjadi pada September dengan total 114 panggilan. Berikut rincian lengkapnya:
1. Januari: 92 panggilan
2. Februari: 87 panggilan
3. Maret: 95 panggilan
4. April: 105 panggilan
5. Mei: 95 panggilan
6. Juni: 93 panggilan
7. Juli: 109 panggilan
8. Agustus: 100 panggilan
9. September: 114 panggilan
10. Oktober: 64 panggilan
11. November: 71 panggilan
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa mengatakan Prank dan Ghost Call sesuatu yang tidak bisa dihindari dan diprediksi. Hal itu, menurut Ma’ruf, bagian dari sistem dan habit masyarakat.
“Ini bagian dari sistem dan kebiasaan masyarakat. Namun, edukasi terus kami lakukan, dan masyarakat mulai teredukasi seiring berjalannya waktu,” ujar Ma’ruf, Selasa (10/12/2024).
Panggilan Prank dan Ghost Call, kata Ma’ruf, bisa juga terjadi karena sistem. Contohnya, ketika panggilan sudah masuk dan langsung terputus karena sistem itu sudah tercatat.
“Banyak faktor panggilan Prank dan Ghost Call terjadi di layanan Cirebon Siaga 112. Makanya tidak bisa dihindari, namun yang terpenting kita melakukan edukasi,” katanya.
Saat ini, tambah Ma’ruf, layanan Cirebon Siaga 112 memiliki sembilan petugas call taker yang terdiri dari enam perempuan dan tiga laki-laki. Layanan Cirebon Siaga 112 bekerja penuh selama 24 jam dengan sistem tiga shift.
“Petugas kami sudah teruji. Karena, untuk menjadi Call Taker mereka harus lolos tes khusus dan psikotes,” ungkapnya.
“Petugas Call Taker itu tidak boleh mudah panik, karena mayoritas penelepon berada dalam kondisi darurat atau panik, sehingga petugas harus tetap tenang agar dapat memberikan arahan dengan baik,” tandasnya. (HSY)