Majalengka,- Desa Bantaragung di Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, semakin dikenal sebagai destinasi wisata populer di Jawa Barat.
Terletak di kaki Gunung Ciremai, desa ini menawarkan keindahan alam yang memukau, budaya lokal yang kaya, dan masyarakat yang ramah. Berbagai atraksi wisata dan kuliner khas menjadikan Desa Bantaragung tempat wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Salah satu daya tarik utama Desa Bantaragung adalah hamparan sawah berundak yang mirip dengan terasering di Ubud, Bali, yang dapat dinikmati di kawasan wisata Ciboer Pass.
Desa ini juga menawarkan berbagai objek wisata alam lainnya, seperti Curug Cipeuteuy, Bukit Batu Semar, dan Telaga Biru Cicerem. Selain itu, wisatawan bisa mencicipi kuliner khas Tanah Pasundan, seperti Nasi Liwet, Jalakotek, Singkong Rebus, dan lainnya.
Setiap tahun, Desa Bantaragung menggelar Festival Bumi Bantaragung sebagai agenda tahunan. Festival ini kembali diadakan dengan menampilkan Pasar Bumi Pakuwon yang diselenggarakan, Sabtu (26/10/2024).
Festival ini menambah daya tarik Desa Bantaragung sebagai destinasi wisata, dengan suguhan berbagai aktivitas yang mencerminkan kehidupan desa.
Kepala Desa Bantaragung, Samhari menjelaskan Festival Bumi Bantaragung adalah perwujudan syukur dan budaya berbagi. Festival ini menggabungkan berbagai kegiatan masyarakat, mulai dari hasil panen hingga aktivitas sosial.
“Ini merupakan ungkapan syukur kami dan juga upaya untuk mempromosikan desa kami sebagai destinasi wisata,” ujar Samhari
Desa Bantaragung juga, kata Samhari, menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan pedesaan.
“Wisatawan dapat ikut serta dalam aktivitas masyarakat desa, dan tersedia pula penginapan untuk wisatawan yang ingin bermalam,” katanya.
Selain itu, tambah Samhari, beragam paket wisata alam tersedia di Desa Bantaragung, mulai dari paket trekking, paket menginap, hingga paket edukasi untuk anak-anak.
“Harga paket wisata di Desa Bantaragung cukup terjangkau, mulai dari Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu per orang,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk menjaga kelestarian alam, menurut Samhari, Desa Bantaragung memberlakukan peraturan desa yang mendorong penggunaan pupuk organik dan melarang penggunaan pupuk kimia.
“Wilayah desa ini termasuk dalam zona Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang bertujuan menjaga keberlanjutan lahan pertanian,” tandasnya.
Untuk diketahui, pengembangan Desa Wisata Bantaragung juga mendapat dukungan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, yang turut mendukung promosi desa ini sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Barat.